Terumbu Karang TINJAUAN PUSTAKA
lebih panjang dibandingkan dengan ketebalan atau diameter yang dimiliki. Karang bercabang banyak terdapat disepanjang tepi terumbu dan bagian atas lereng,
terutama pada bagian yang terlindung atau tengah terbuka. Tipe karang ini dijadikan sebagai tempat berlindung ikan-ikang karang, 2. Padat massive
merupakan tipe yang berbentuk seperti bola dengan ukuran bervariasi mulai dari sebesar sebesar telur sampai sebesar ukuran rumah. Karang ini biasanya
ditemukan disepanjang karang tepi terumbu dan bagian atas lereng terumbu yang lebih dewasa serta belum terganggu atau rusak. Tipe karang ini dijadikan sebagai
perlindungan dan sebagai tempat mencari makan bagi ikan-ikan karang dan hewan lainnya, 3. Kerak encrusting merupakan tipe karang yang tumbuh
menutupi permukaan terumbu dan sering ditemukan merambat diatas permukaan biota karang massive yang sudah mati. Pertumbuhan karang ini menyerupai kerak
dengan permukaan yang kasar dan keras serta berlubang-lubang kecil. Tipe ini banyak terdapat di daerah terbuka dan berbatu terutama disepanjang tepi lereng
terumbu. Karang tipe ini juga bersifat melindungi ikan-ikan karang dan hewan- hewan kecil, 4. Meta tabulate merupakan tipe karang yang menyerupai meja
dengan permukaan yang lebar dan datar. Karang meja ini ditopang oleh sebuah batang yang terpusat dan bertumpu pada satu sisi membentuk sudut, 5. Daun
foliose merupakan tipe karang yang tumbuh dalam bentuk lembaran-lembaran yang menonjol pada dasar terumbu dengan ukuran besar dan kecil serta
membentuk lipatan yang melingkar. Tipe karang ini biasanya ditemukan pada daerah lereng terumbu dan pada daerah yang terlindungi sehingga menjadi tempat
berlindung bagi ikan-ikan karang dan biota lainnya, 6. Jamur mushroom merupakan tipe karang yang berbentuk oval, pipih dan liat dengan sekat-sekat
yang beralur serentak dari sisinya dan bertemu pada bagian tengahnya. Tipe karang ini menyerupai jamur.
Ekosistem terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang unik dan spesifik karena pada umumnya hanya terdapat di perairan tropis, sangat sensitive
terhadap perubahan lingkungan perairan terutama suhu, salinitas, sedimentasi, eutrofikasi
dan memerlukan kualitas perairan alami. Cahaya sangat diperlukan oleh zooxanthella yang fotosintetik Veron 1995.
Tiga tipe zona terumbu karang menurut Ladd 1997 yaitu: 1. Karang tepi fringing reef, atau terumbu karang pantai, merupakan terumbu karang
yang letaknya dekat dengan pantai, umumnya pada daerah pasang surut hingga kedalaman kurang dari 40 m. Karang tepi berkembang di perairan
pesisir di semua taut yang mendapatkan cukup cahaya matahari dimana suhu dan kadar oksigennya sesuai dan dasar yang cukup kuat. Lokasi ideal tipe ini
di daerah tropis adalah di pesisir berbatu dari suatu pulau yang terbentuk dari gunung berapi dan pesisir dari pulau yang tersusun dari batu-batu keras, 2.
Terumbu penghalang barrier reef, merupakan bagian dari terumbu karang yang terletak agak jauh dari pantai, dalam jarak dari beberapa puluh meter
hingga kilometer, dipisahkan oleh laguna yang memiliki kedalaman hingga 75 m dan lebar mencapai puluhan kilometer. Daerah ini memiliki tingkat
pertumbuhan karang yang sangat cepat tapi juga sangat cepat rusak. Selain berfungsi sebagai penjaga ekosistem lingkungan pesisir, barrier reef
juga berfungsi penting sebagai penahan ombak. Terumbu karang penghalang banyak ditemukan di bagian timur Indonesia, di sekitar pulau-pulau kecil,
dimana terdapat pulau gunung api, karena dari sisi geografis dan geologi, jenis terumbu karang tersebut merupakan bagian dari rangkaian pulau
gunung api yang melingkari cekung Samudra Pasifik, 3. Atoll, atau terumbu karang cincin, dengan penampang berbentuk lingkaran yang melingkari laguna
dengan kedalarnan bervariasi antara dari beberapa meter hingga puluhan meter. Beberapa atoll malah ada yang terendam atau ditutupi oleh sedimen. Material
atau substrat yang membentuk atoll dan laguna yang ada didalamnya, terdiri dari pasir bioklastik hancuran karang dan biota laut lainnya hingga pecahan
karang dalam ukuran besar. Pergantian air yang terdapat di dalam laguna dan di luamya terjadi oleh celah-celah sempit yang terdapat diantara pulau-pulau
tersebut. Perairan Nusantara, tipe terumbu karang cincin dapat ditemukan di bagian timur Indonesia, yaitu di Kepulauan Taka Bone Rate atol terbesar di
Indonesia atau yang ketiga di dunia, di Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku. Sebagaimana organisme yang termasuk kelompok yang bersifat sessil di
dasar perairan, terumbu karang rentan dengan terjadinya perubahan lingkungan karena tidak memiliki kemampuan utuk menghindar dari perubahan kondisi
lingkungan sebagaimana kelompok hewan yang bisa bergerak bebas. Beberapa factor pembatas utama dalam menentukan kehadiran dan kelangsungan hidup
pada suatu perairan meliputi faktor kedalaman, fluktuasi temperature, salinitas, cahaya, arus, substrat yang cocok dan kecerahan perairan Thamrin 2006.
Terumbu karang memberikan berbagai manfaat langsung maupun tidak langsung. Cesar 2000 menyebutkan bahwa ekosistem terumbu karang banyak
menyumbangkan berbagai biota laut seperti ikan karang, mollusca, crustacean bagi kehidupan masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir. Sementara
Supriharyono 2000 menyatakan bahwa tingginya produktivitas primer di perairan terumbu karang memungkinkan ekosistem ini dijadikan tempat
pemijahan, pengasuhan dan pencarian makan bagi banyak biota laut. Ekosistem terumbu karang kaya akan keragaman spesies penghuninya.
Salah satu penyebab tingginya keragaman spesies adalah karena variasi habitat yang terdapat di terumbu dan ikan merupakan organisme yang jumlahnya
terbanyak yang dapat ditemui Dahuri et al. 1996. Menurut Veron 1995 menyatakan bahwa terumbu karang merupakan
endapan massif deposit padat kalsium CaCo3 yang dihasilkan oleh karang dengan sedikit tambahan dari alga berkapur Calcareous algae dan organisme -
organisme lain yang mensekresikan kalsium karbonat CaCo3. Dalam proses pembentukan terumbu karang maka karang batu Scleractina merupakan
penyusun yang paling penting atau hewan karang pembangun terumbu reef - building corals
. Karang batu termasuk ke dalam Kelas Anthozoa yaitu anggota Filum Coelenterata yang hanya mempunyai stadium polip. Kelas Anthozoa
tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia atau Zoantharia dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, morfologi dan fisiologi
Moberg dan Folke 1999 in Cesar 2000 menyebutkan bahwa fungsi ekosistem terumbu karang yang mengacu kepad habitat, biologis atau proses
ekosistem sebagai penyumbangbarang maupun jasa. Fungsi terumbu karang untuk jasa dibedakan yaitu: 1. Sebagai pelindung pantai jasa struktur fisik, 2. Sebagai
habitat dan support rantai makanan jasa biologi, 3. Sebagai fiksasi nitrogen jasa biokimia, 4. Sebagai pencatat iklim jasa informasi dan sebagai keindahan
jasa sosial dan budaya. Sementara Supriharyono 2000 menyatakan beberapa
aktivitas yang berkaitan dengan pemanfaatan terumbu karang yaitu perikanan terumbu karang, aktivitas pariwisata bahari, aktivitas pembangunan darat dan
aktivitas pembangunan di laut. Terumbu karang merupakan potensi utama dalam pengembangan wisata
bahari. Nilai estitika keindahan laut banyak ditentukan oleh kehadiran dan keindahan terumbu karang termasuk didalamnya keragaman jenis, tutupan karang
dan keanekaragaman biota yang hidup di dalamnya Apriliani 2009. Terumbu karang dapat menjadi sumber devisa yang diperoleh dari
penyelam dan kegiatan wisata baharinya. Bahkan dewasa ini berbagai jenis biota yang hidup pada ekosistem terumbu karang ternyata banyak mengandung
senyawa senyawa bioaktif sebagai bahan obat-obatan, makanan dan kosmetika. Selain itu terumbu karang juga menjadi daya tarik tersendiri dan menjadi
perhatian bagi para ahli, mahasiswa, perusahaan farmasi sebagai objek penelitian Dahuri 2003.
Terumbu karang mempunyai nilai arti yang sangat penting dari segi sosial ekonomi dan budidaya karena hampir sepertiga penduduk Indonesia yang tinggal
di daerah pesisir menggantungkan hidupnya dari perikanan laut dangkal. Pada umumnya masih menggunakan cara-cara tradisional dan terbatas di daerah
relative dangkal yang umumnya berupa terumbu karang Suharsono 2008. Bengen 2001 menyatakan bahwa terumbu karang khususnya terumbu
karang tepi dan penghalang, berperan penting sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak dan arus kuat yang berasal dari laut Selain itu, terumbu karang
mempunyai peran utama sebagai habitat tempat tinggal, tempat mencari makanan feeding ground, tempat asuhan dan pembesaran nursery ground,
tempat pemijahan spawning ground bagi berbagai biota yang hidup di terumbu karang atau sekitarnya. Terumbu karang dapat dimanfaatkan baik secara langsung
maupun tidak langsung sebagai berikut: 1. Sebagai tempat penangkapan berbagai jenis biota laut konsumsi, dan berbagai jenis ikan hias, 2. Bahan konstruksi
bangunan dan pembuatan kapur, 3. Bahan perhiasan dan 4. Bahan baku farmasi. Supriharyono 2007 menyatakan bahwa mengingat binatang karang
hermatypic atau reff building corals hidupnya bersimbiosis dengan ganggang zooxanthellae yang melakukan proses fotesintesa, maka pengaruh cahaya
illumination adalah penting sekali. Terkait dengan pengaruh cahaya tersebut terhadap karang maka faktor kedalaman juga membatasi kehidupan binatang
karang. Menurut Kinsman 1964 secara umum karang tumbuh baik pada kedalaman kurang dari 20 m. akan tetapi menurut Supriharyono 2007 tidak
sedikit spesies karang yang tidak mampu bertahan pada kedalaman hanya satu meter disebabkan oleh kekeruhan air dan tingkat sedimen tinggi.
Suharsono 2009 menyatakan bahwa peran dan fungsi ekologis terumbu karang sangat besar yaitu sebagai tempat bertelur, memijah, pengasuhan dan
tempat mencari makan bagi hewan laut lainnya. Peran terumbu karang secara fisik adalah sebagai tempat tinggal yang kokoh bagi biota laut dan sebagai pelindung
pantai dari hempasan ombak dan erosi pantai. Keindahan terumbu karang tidak diragukan lagi sebagai daya tarik wisata. Bentuk
koloni karang yang sangat bervariasi dan indah juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi sebagai
hiasan untuk akuarium. Bongkah-bongkah batu karang sering dimanfaatkan untuk bahan bangunan dan pondasi jalan. Nilai ekonomis terumbu karang sangat
tergantung dari lokasinya, namun secara umum nilai terumbu karang di Indonesia berkisar antara US 1.542-6.076 hath UNEP 2007 in Suharsono 2009. Coba
bandingkan nilai terumbu karang di Great Barrier reef, Australia, yaitu US 100.000-600.000 per km2th. Divisa yang dihasilkan dari
sektor pariwisata terumbu karang US 6.1 milyarth Access economic 2007 in Suharsono 2009.