Biaya Variabel Analisis Varians Terhadap Data Anggaran Operasional Hotel

memiliki jumlah selisih anggaran sebesar 30,99 dengan selisih Rp 56.654.100. Selisih anggaran pada biaya air bersifat favorable. Anggaran yang telah ditentukan jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan realisasinya. Sama halnya dengan hasil analisis varians pada biaya telepon yang menghasilkan selisih anggaran favorable dengan persentase sebesar 55,43 dan besar selisih Rp 128.207.440. Anggaran yang telah ditentukan jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan realisasinya. Dalam hal ini biaya telepon menghasilkan selisih anggaran yang menguntungkan karena pada saat sekarang sudah banyak orang yang menggunakan handphone daripada telepon. Hasil analisis varians pada biaya cetak atau alat kantor menghasilkan selisih anggaran favorable sebesar 17,93 dengan selisih Rp 24.500.651. Dalam hal ini, alat kantor merupakan peralatan yang diperlukan untuk masing-masing divisi hotel, sedangkan biaya peralatan yang sebelumnya telah disebutkan adalah merupakan biaya bagi peralatan untuk keperluan fasilitas perhotelan. Hasil analisis varians terhadap biaya pastry menghasilkan sebuah selisih anggaran unfavorable sebesar -243,42 dengan selisih Rp 116.850.967. Anggaran yang telah ditentukan jumlahnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan realisasinya. Hal ini dikarenakan pemesanan terhadap kue-kue dalam pelaksanaan event atau acara-acara lebih besar dibandingkan dengan yang dianggarkan. Selain itu juga disebabkan karena banyaknya event- event yang diadakan pada tahun 2006 sehingga biaya pastry pun akan meningkat. Oleh sebab itu, biaya tersebut memiliki selisih yang sangat signifikan. Biaya Food and Beverage juga memiliki selisih anggaran unfavorable dengan persentase sebesar -14,47 dengan selisih Rp 219.102.642. Hasil analisis varians pada biaya bahan bakar menghasilkan selisih anggaran unfavorable dengan persentase selisih anggaran sebesar -173,01 dan jumlah selisih Rp 49.789.500. Anggaran yang telah ditentukan jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan realisasinya. Hal ini dikarenakan pemakaian atas bahan bakar solar untuk keperluan BBM Bahan Bakar Minyak bagi kendaraan divisi hotel dan gas untuk keperluan dapur pada restoran serta pemakaian genset yang melebihi jumlah yang dianggarkan dalam pemakaiannya pada tahun tersebut. Perhitungan analisis varians yang dilakukan pada biaya toiletris or guest and cleaning supplies menghasilkan sebuah selisih anggaran unfavorable sebesar -71,14 dengan selisih Rp 118.713.149. Biaya lain-lain memiliki selisih anggaran sebesar -58,69 dengan selisih Rp 138.497.907. Jumlah anggaran yang lebih kecil dari realisasi ini menimbulkan selisih anggaran yang unfavorable. Total biaya variabel menghasilkan selisih anggaran unfavorable dengan persentase sebesar -15,52 dan selisih sebesar Rp 908.467.759. Secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Hasil Analisis Biaya Variabel Hotel Permata Krakatau Tahun 2006 URAIAN ANGGARAN REALISASI ANALISIS VARIANS SELISIH ANGGARAN FU Upah Langsung 1.976.481.000 2.068.259.918 -91.778.918 -4,64 unfavorable Biaya Perawatan 380.330.000 459.080.784 -78.750.784 -20,71 unfavorable Biaya Peralatan 104.560.000 81.050.138 23.509.862 22,48 favorable Listrik 845.628.000 1.173.483.945 -327.855.945 -38,77 unfavorable Air 182.834.000 126.179.900 56.654.100 30,99 favorable Telepon 231.289.000 103.081.560 128.207.440 55,43 favorable Biaya Cetak atau Alat Kantor 136.658.000 112.157.349 24.500.651 17,93 favorable Biaya Tenaga Ahli Biaya Asuransi Biaya Pastry 48.004.000 164.854.967 -116.850.967 -243,42 unfavorable Biaya Food and Beverage 1.514.663.000 1.733.765.642 -219.102.642 -14,47 unfavorable Biaya Bahan Bakar 28.778.000 78.567.500 -49.789.500 -173,01 unfavorable Biaya Toiletris or Guest and Cleaning Supplies 166.866.000 285.579.149 -118.713.149 -71,14 unfavorable Biaya Lain-lain 235.971.000 374.468.907 -138.497.907 -58,69 unfavorable Total Biaya Variabel 5.852.062.000 6.760.529.759 -908.467.759 -15,52 unfavorable

3. Biaya Tetap Langsung

Biaya tetap langsung Tabel 3 yang termasuk ke dalam anggaran biaya operasional meliputi biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya reparasi dan perawatan, biaya asuransi, pajak dan sewa, biaya listrik dan air, biaya tenaga ahli, biaya penelitian dan pengembangan, biaya perkantoran dan umum, biaya Surat Perjalanan Dinas SPD, biaya training dan biaya lain-lain. Biaya tetap langsung ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan atau aktivitas yang berhubungan langsung di perusahaan atau biaya yang digunakan untuk menghasilkan output produk termasuk di dalamnya biaya yang digunakan untuk outsourcing. Perhitungan analisis varians yang dilakukan pada biaya tenaga kerja memiliki selisih anggaran unfavorable sebesar - 10,28 dengan selisih Rp 179.260.661. Anggaran yang telah ditentukan jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan realisasinya namun tidak menunjukkan selisih yang signifikan pada biaya upah langsung tersebut. Biaya penyusutan menghasilkan selisih anggaran favorable dengan persentase selisih anggaran sebesar 18 dan jumlah selisih Rp 308.546.355. Lain halnya dengan biaya reparasi dan perawatan, biaya ini memiliki selisih anggaran unfavorable sebesar -10,20 dengan selisih Rp 8.181.041. Anggaran yang telah ditentukan jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan realisasinya sehingga selisih anggaran yang dihasilkan dari biaya reparasi dan perawatan menghasilkan selisih anggaran yang merugikan. Perhitungan analisis varians yang dilakukan pada biaya asuransi, pajak, dan sewa juga menghasilkan sebuah selisih anggaran unfavorable sebesar -140,54 dengan selisih Rp 172.831.369. Dalam hal ini biaya asuransi terdiri dari biaya kesehatan karyawan seperti perawatan atas kacamata, gigi, kandungan, dan lain-lain, sedangkan biaya pajak terdiri atas Pajak Bumi dan Bangunan PBB serta asuransi dan biaya sewa yang merupakan biaya atas sewa kendaraan. Analisis varians yang dilakukan pada biaya listrik dan air dengan tingkat selisih anggaran sebesar -13,61 dan selisih Rp 1.038.996. Jumlah anggaran yang ditentukan lebih kecil dibandingkan dengan realisasinya. Hal ini menimbulkan selisih anggaran pada biaya listrik dan air bersifat unfavorable atau merugikan dan signifikan. Biaya realisasi untuk penelitian dan pengembangan dibebankan pada pusat yaitu KIEC. Biaya perkantoran dan umum termasuk pada kategori selisih anggaran unfavorable dengan persentase selisih anggaran sebesar -4,64 dan selisih Rp 8.312.842. Berbeda halnya dengan perhitungan analisis varians yang dilakukan pada biaya SPD menghasilkan selisih anggaran favorable sebesar 41,2 dengan selisih Rp 3.956.000. Realisasi dari biaya SPD berada di bawah anggaran. Dengan demikian selisih anggaran yang terjadi tersebut merupakan selisih anggaran yang menguntungkan. Biaya training termasuk pada kategori selisih anggaran favorable dengan persentase selisih anggaran sebesar 100 dan selisih Rp 63.502.000. Hal ini disebabkan oleh pembebanan biaya training tersebut diambil dari cadangan dana service charge sebesar 2. Hal ini dikarenakan pada saat pembagian service charge tiap bulan dicadangkan 2 untuk dana pengembangan SDM yaitu pendidikan dan latihan diklat jadi tidak masuk dalam biaya pada saat ada pelatihan atau diklat. Total biaya tetap langsung memiliki selisih anggaran unfavorable sebesar -4,58 dengan selisih Rp 179.693.759 dan hasil analisis varians pada keseluruhan total biaya variabel dan biaya tetap menghasilkan selisih anggaran unfavorable dengan persentase sebesar -11,13 dengan selisih Rp 1.088.161.518. Anggaran yang telah ditentukan jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan realisasinya. Dengan demikian selisih anggaran yang terjadi terhadap jumlah biaya variabel dan tetap merupakan selisih anggaran yang bersifat merugikan. Analisis selisih anggaran terhadap kelompok biaya tetap langsung tersebut ditampilkan pada tabel berikut. Tabel 3. Hasil Analisis Biaya Tetap Langsung Hotel Permata Krakatau Tahun 2006