Prosedur Penyusunan Anggaran pada Hotel Permata Krakatau

5. Berdasarkan formulir isian yang diterima, divisi keuangan Hotel Permata Krakatau melakukan verifikasi dan rekapitulasi berdasarkan anggaran tahun sebelumnya dari tiap-tiap profit center. 6. Hasil rekapitulasi dikirimkan ke divisi akuntansi manajemen KIEC untuk dievaluasi berdasarkan prioritas manfaat dan kontribusinya terhadap pencapaian target kinerja tahun anggaran. 7. Rekapitulasi anggaran yang telah dievaluasi oleh KIEC dikirimkan kembali ke divisi akuntansi manajemen PT. KS untuk dilakukan simulasi proyeksi keuangan, selanjutnya: a. Apabila belum sesuai target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP, beberapa asumsi dan anggaran biaya dilakukan review kembali ke KIEC. Selanjutnya kembali ke langkah 6. b. Apabila hasil simulasi sudah sesuai target RKAP, bisa dilanjutkan dengan proses penyusunan draft buku RKAP materi RUPS atau RKAP. Selanjutnya ke langkah 8. 8. Pemegang saham melakukan pengesahan RKAP dalam RUPS. Berdasarkan RKAP yang telah disetujui, divisi akuntansi manajemen PT. KS mendistribusikan anggaran per rekening biaya dan barang modal serta rekapitulasi total anggaran atau RUPS masing-masing APKS kepada KIEC. Proses pengendalian terhadap anggaran dilakukan oleh Hotel Permata Krakatau setiap tiga bulan sekali. Proses tersebut disebut juga sebagai briefing budgeting yang diadakan untuk memantau seberapa baik kinerja yang telah dilakukan dari tiap-tiap profit center dari perencanaan kinerja target tahunan yang telah ditetapkan pada awal tahun. Proses pengendalian dilakukan dengan cara setiap kepala divisi dari profit center mempresentasikan mengenai realisasi kerja dengan anggaran yang telah direncanakan sebelumnya. Presentasi tersebut disaksikan oleh divisi akuntansi manajemen PT. KS dan KIEC. Perubahan terhadap anggaran dilakukan pada saat kondisi perekonomian yang memburuk sehingga mengharuskan perubahan terhadap jumlah yang dianggarkan karena jika tidak, maka akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Misalnya kenaikan kurs dan laju inflasi yang sangat signifikan, sehingga mengharuskan perubahan terhadap jumlah yang dianggarkan dan mengadakan RUPS kembali. Begitu pula pada saat keadaan perekonomian membaik, maka akan dilakukan RUPS kembali agar anggaran menjadi relevan dengan realisasinya sehingga tidak mempunyai selisih anggaran yang signifikan.

4.4. Analisis Varians terhadap Anggaran Operasional dan Realisasinya

Salah satu fungsi dari anggaran adalah sebagai alat pengendalian controlling. Pengendalian berarti melakukan evaluasi menilai atas pelaksanaan pekerjaan, dengan cara membandingkan realisasi anggaran dengan rencana anggaran dan melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu jika ada selisih anggaran yang merugikan. Apabila dilihat dari fungsi tersebut, maka perlu dilakukan analisis varians terhadap anggaran dan realisasi. Analisis varians adalah membandingkan antara kinerja standar dengan kinerja aktual. Evaluasi varians dapat dilakukan secara kuartalan, bulanan, setiap hari atau setiap jam, tergantung pada penting atau tidaknya mengidentifikasi masalah dengan cepat. Karena perusahaan tidak mengetahui angka aktual hingga akhir periode, maka varians hanya dapat dilakukan pada akhir periode. Pada Hotel Permata Krakatau, evaluasi varians tersebut diadakan setiap tiga bulan sekali. Pada saat pengganggaran yang telah ditetapkan pada awal tahun, maka akan dilakukan evaluasi terhadap selisih anggaran yang terjadi antara anggaran operasional dan realisasinya setelah tiga bulan berjalan. Realisasi tersebut akan disesuaikan terhadap perencanaan anggaran yang telah ditentukan sebelumnya agar tidak terjadi selisih anggaran yang signifikan dan untuk mengidentifikasi apakah harus ada perubahan terhadap jumlah yang dianggarkan yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal perusahaan. Analisis varians yang dilakukan akan menghasilkan selisih anggaran antara anggaran dan realisasi. Selisih anggaran atau variasi tersebut ada yang bersifat favorable dan unfavorable. Dalam menentukan favorable dan unfavorable terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara pendapatan dan biaya. Dari segi pendapatan apabila anggaran lebih kecil dari realisasi maka selisih anggaran yang terjadi menguntungkan atau favorable sedangkan apabila anggaran lebih besar dari realisasi maka selisih anggaran tersebut merugikan atau unfavorable. Namun hal tersebut berbeda pada segi biaya. Apabila anggaran lebih kecil dari realisasi maka selisih anggarannya merugikan atau unfavorable sedangkan apabila anggaran lebih besar dari realisasi maka selisih anggaran tersebut menguntungkan atau favorable. Berdasarkan teori, persentase selisih anggaran analisis varians masih dikatakan baik jika persentase tersebut besarnya di bawah 5 persen. Jika persentase varians di atas 5 maka selisih anggaran tersebut signifikan dan harus diidentifikasi penyebabnya Welsch, Hilton dan Gordon, 2000.

4.4.1. Analisis Varians Terhadap Data Anggaran Operasional Hotel

Permata Krakatau Tahun 2006 Analisis varians pada penelitian kali ini dilakukan terhadap anggaran operasional yakni Laporan Laba Rugi Hotel Permata Krakatau Tahun 2006, 2007 dan 2008. Hasil perhitungan analisis varians anggaran operasional Hotel Permata Krakatau dengan realisasinya pada tahun 2006 dapat dilihat pada tabel masing-masing kelompok pendapatan dan biaya. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat beberapa kategori pada laporan laba rugi dalam melakukan analisis varians yaitu pendapatan, biaya variabel, biaya tetap langsung, biaya usaha dan pemasaran, laba operasi, pendapatan lain-lain dan biaya lain-lain serta laba sebelum pajak. 1. Pendapatan Pendapatan anggaran operasional Hotel Permata Krakatau terdiri dari pendapatan pihak afiliasi dan pendapatan pihak ketiga. Masing-masing pendapatan ini mencakup pendapatan sewa kamar dengan berbagai tipe kamar yang terdapat pada Lampiran 7, pendapatan Food and Beverage, pendapatan telepon, pendapatan laundry, meeting room, drug store, dan pendapatan lain-lain. Pada tabel analisis pendapatan Hotel Permata Krakatau Tabel 1, terdapat persentase occupancy yaitu persentase kamar hotel yang terisi serta number of cover yaitu jumlah orang yang makan karena adanya suatu rapat, event, dan sebagainya yang diadakan di Hotel Permata Krakatau kemudian ditambah dengan jumlah occupancy kamar sehingga ada jatah dua orang untuk sarapan. Occupancy dan number of cover ini tidak termasuk ke dalam perhitungan dalam anggaran operasional Hotel Permata Krakatau, namun memberikan kejelasan informasi yang dapat menegaskan mengenai varians yang terjadi pada komponen pendapatan. Pendapatan sewa kamar merupakan pendapatan yang diperoleh dari pendapatan atas sewa kamar hotel, pendapatan Food and Beverage merupakan pendapatan yang berasal dari restoran yang merupakan fasilitas penunjang hotel, pendapatan telepon merupakan pendapatan yang diperoleh atas pemakaian telepon oleh para pengunjung atau penginap hotel dan tarif telepon ini dikenakan dengan tarif yang lebih mahal dibandingkan dengan tarif telepon biasa, pendapatan laundry merupakan pendapatan atas jasa laundry bagi tamu yang menginap di hotel, pendapatan meeting room adalah pendapatan yang diperoleh dari penyewaan gedung serba guna yang berada di wilayah sekitar hotel dan gedung tersebut dapat digunakan untuk event-event seperti acara pernikahan, rapat, dan lain-lain. Adapun perusahaan-perusahaan yang sering melakukan meeting di Hotel Permata Krakatau tersebut antara lain Pemerintah daerah Pemda, intansi corporate, dan anak perusahaan Krakatau Steel KS Grup seperti PT. KHI Pipe Industry, PT. Krakatau Wajatama, PT. Krakatau Engineering, PT. Krakatau Bandar Samudra, PT. Pelat Timah Nusantara, PT. Krakatau Information Technology, PT. Krakatau Industrial Estate