Laba Analisis Varians Terhadap Data Anggaran Operasional Hotel

jelas, hasil analisis varians terhadap komponen-komponen tersebut dapat dilihat pada Tabel 7 berikut. Tabel 7. Hasil Analisis Laba Hotel Permata Krakatau Tahun 2006 URAIAN ANGGARAN REALISASI ANALISIS VARIANS SELISIH ANGGARAN FU Total Pendapatan 10.439.760.000 11.656.919.263 -1.217.159.263 11,66 favorable Total Biaya Variabel dan Biaya Tetap Langsung 9.773.154.000 10.861.315.518 -1.088.161.518 -11,13 unfavorable LabaRugi Kotor 666.606.000 795.603.745 -128.997.745 19,35 favorable Total Biaya Usaha dan Pemasaran 636.527.000 438.662.988 197.864.012 31,68 favorable LabaRugi Operasi 30.079.000 356.940.757 -326.861.757 1.086,68 favorable Total Pendapatan Lain-lain 11.106.366.000 12.452.523.008 -1.346.157.008 130,24 favorable Total Biaya Lain- lain 11.772.972.000 13.248.126.753 -1.475.154.753 -298,44 unfavorable LabaRugi Sebelum Pajak 131.067.000 439.700.262 -308.633.262 235,48 favorable

4.4.2. Analisis Varians Terhadap Data Anggaran Operasional Hotel

Permata Krakatau Tahun 2007 Hasil perhitungan analisis varians anggaran operasional Hotel Permata Krakatau pada tahun 2007 dapat dilihat pada tabel- tabel berikut sesuai dengan kelompok pendapatan dan biaya masing-masing. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat beberapa kategori pada laporan laba rugi dalam melakukan analisis varians yaitu pendapatan, biaya variabel, biaya tetap langsung, biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum, pendapatan lain-lain dan biaya lain-lain serta laba sebelum pajak.

1. Pendapatan

Pendapatan yang diterima oleh Hotel Permata Krakatau terdiri dari pendapatan atas sewa kamar, Food and Beverage, meeting room, laundry, telepon, drug store, dan lain-lain. Pendapatan tersebut terdiri atas pendapatan afiliasi dan pendapatan pihak ketiga Tabel 8 dengan masing-masing hasil perhitungan analisis varians sebagai berikut. a. Pendapatan Afiliasi Analisis varians yang dilakukan pada pendapatan sewa kamar menghasilkan sebuah selisih anggaran yang unfavorable. Jumlah selisih anggaran yang terjadi sebesar -25,35 dengan selisih sebesar Rp 302.659.687 . Anggaran yang dibuat sebelumnya memiliki nilai lebih besar dari realisasinya. Perhitungan analisis varians yang dilakukan pada Food and Beverage yaitu menghasilkan sebuah selisih anggaran yang favorable dengan persentase selisih anggaran sebesar 25,62 dan selisih Rp 228.358.319. Selisih anggaran favorable juga terjadi pada pendapatan meeting room yaitu sebesar 18,85 dan selisih Rp 10.357.117. Persentase selisih anggaran unfavorable yang tidak terlalu signifikan terjadi pada total pendapatan afiliasi yaitu sebesar -2,99 dengan nilai selisih Rp 63.944.251. Pada Tabel 8, diberikan informasi mengenai persentase selisih anggaran dari jumlah kamar hotel yang terisi atau occupancy yaitu sebesar 11,83 dan termasuk ke dalam kategori selisih anggaran favorable meskipun number of cover pada tahun ini mempunyai selisih anggaran unfavorable sebesar -38,79 dengan selisih 8.771 orang. b. Pendapatan Pihak Ketiga Perhitungan analisis varians yang dilakukan pada pendapatan sewa kamar menghasilkan selisih anggaran unfavorable sebesar -25,35 dengan nilai selisih Rp 1.210.640.249. Pendapatan Food and Beverage menghasilkan selisih anggaran yang favorable sebesar 25,62 dan besar selisih Rp 913.431.776. Pendapatan telepon menghasilkan selisih anggaran yang unfavorable dengan persentase yang sangat signifikan yaitu sebesar - 58,69 dengan selisih Rp 181.111.000. Hal ini dikarenakan sudah majunya perkembangan teknologi yaitu adanya handphone sehingga pengunjung lebih memilih menggunakan handphone daripada fasilitas telepon yang disediakan oleh hotel, namun lain halnya jika pembayaran telepon ditanggung oleh intansi terkait dimana pengunjung bekerja di instansi tersebut. Komponen pendapatan lainnya adalah pendapatan laundry. Hasil dari analisis varians menunjukkan bahwa pendapatan laundry menghasilkan selisih anggaran yang unfavorable. Persentase selisih anggaran yang terjadi signifikan yaitu dengan nilai sebesar -8,16 dan besar selisih Rp 15.865.074. Realisasi dari pendapatan laundry memiliki jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan anggaran yang ditentukan. Hal ini dikarenakan sebagian besar pengunjung yang melakukan jasa laundry hotel adalah pengunjung yang melakukan penginapan di hotel dengan jangka waktu yang cukup lama. Analisis varians yang dilakukan pada pendapatan meeting room menghasilkan sebuah selisih anggaran favorable. Nilai dari selisih anggaran tersebut sebesar 18,85 dengan selisih Rp 41.426.967. Sama halnya dengan perhitungan analisis varians yang dilakukan pada pendapatan drug store yang menghasilkan selisih anggaran favorable juga dengan besar persentase selisih anggaran sebesar 12,89 dengan selisih sebesar Rp 8.388.314. Komponen terakhir dari pendapatan adalah pendapatan lain-lain. Pendapatan lain-lain menghasilkan selisih anggaran sebesar 12,71 dengan selisih Rp 73.038.335 sehingga menghasilkan selisih anggaran yang favorable.