Proses Desain Menurut Booth 1983

Tabel 1. Proses Desain Booth 1983, Hakim 2000, dan Reid 1996 No Proses Desain Booth 1983 Hakim 2000 Reid 1996 1 a. Penerimaan Proyek b. Tahap Pendataan c. Pengembangan Program √ - - - √ - - - √ 2 a. Riset dan Analisis b. Tahap Analisis c. Inventarisasi dan Analisis √ - - - √ - - - √ 3 a. Desain b. Tahap Sintesis c. Konsep Desain √ - - - √ - - - √ 4 a. Gambar-gambar Konstruksi b. Tahap Pra Desain c. Pengembangan Desain √ - - - √ - - - √ 5 a. Pelaksanaan b. Tahap Pengembangan Desain c. Desain Akhir √ - - - √ - - - √ 6 Evaluasi setelah konstruksi √ - - 7 Pemeliharaan √ - -

2.5.1 Proses Desain Menurut Booth 1983

Menurut Booth 1983, proses desain harus memberikan pemikiran yang logikal dan kerja tim yang baik dalam menciptakan sebuah desain, dapat memberikan informasi yang jelas tentang desain, memberikan solusi alternatif yang terbaik, serta menjelaskan solusi tersebut kepada klien. Proses desain menurut Booth 1983 yaitu: 1. Penerimaan proyek Project acceptance Dalam tahap pertama ini proposal proyek telah diterima dan disetujui oleh kedua belah pihak yaitu arsitek lanskap dan klien. Pada pertemuan pertama klien menjelaskan keinginannya kepada arsitek lanskap, kemudian terjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak. Selanjutnya arsitek lanskap mempersiapkan proposal detail yang mencakup pelayanan, produk dan biaya. Jika klien setuju maka kedua belah pihak menandatangani kontrak. 2. Riset dan Analisis Research and analysis Selanjutnya arsitek lanskap membutuhkan persiapan rencana dasar tapak dan mengadakan inventarisasi tapak atau tahap pengumpulan data kemudian melakukan analisis evaluasi data. Mengunjungi survey langsung ke tapak merupakan hal yang penting untuk melengkapi tahap ini. Selanjutnya adalah mewawancarai pemilik tapak dan menyusun program pada tahap ini. 3. Desainperancangan Design a. Diagram fungsi ideal Diagram fungsi ideal Ideal Functional Diagram, yaitu permulaan dari pembuatan grafis suatu perancangan. Tujuan dibuat diagram ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan yang paling tepat antara fungsi usulan utama dengan ruang desain. b. Diagram fungsi hubungan tapak Diagram fungsi keterhubungan tapak Site-Related Functional Diagram, tahap ini mengadopsi hubungan yang telah terbentuk dalam diagram fungsi ideal untuk mengetahui kondisi dari tapak tersebut. c. Concept plan Rencana konsep Concept Plan merupakan perkembangan langsung menjadi besar dari diagram keterhubungan fungsi tapak. Secara keseluruhan, area terdiri dari diagram fungsi keterhubungan tapak dan membagi semuanya ke dalam beberapa penggunaan yang spesifik pada area tersebut. d. Studi bentuk perancangan Dalam tahap studi mengenai komposisi bentuk Form Composition Study desainer telah setuju dengan rasional, pertimbangan yang praktis dari fungsi dan lokasi. Dengan kata lain desainer telah mampu menyelesaikan masalah. e. Preliminary design Desain awal Preliminary Master Plan, dalam desain awal semua elemen desain dimasukkan dan dipelajari kesatuan antara satu dengan yang lainnya, gaya grafis semi komplit. Semua elemen desain dipertimbangkan, untuk pertama kalinya, sebagai komponen yang berhubungan dalam keseluruhan lingkungan. Desain awal ini merupakan usulan dari beberapa alternatif dengan konsep tertentu dan dipresentasikan untuk mendapat masukan dari pihak lain. f. Schematic design Beberapa proyek pada proses desain dilanjutkan dengan rencana skematik. Pada skala kecil seperti perumahan atau vest-pocket park, rencana induk dan rencana skematik dianggap sama. Namun, pada skala besar dengan tata guna lahan yang banyak, desain skematik dipelajari lagi lebih dalam dengan detail yang dalam pula. g. Master plan Rencana induk Master Plan merupakan perbaikan atau penghalusan dari rancangan awal. Perbedaannya dengan rancangan awal yaitu revisi rancangan dalam grafis. Walaupun memakai gambar tangan tapi memiliki ketepatan bagian-bagian tertentu seperti garis property, garis bangunan, dan batas dari struktur elemen keras dinding, lantai, jalan, dek dan lain-lain. h. Design development Pengembangan desain merupakan tahap terakhir dalam proses desain. Dalam tahap ini desainer lebih konsentrasi terhadap detail penampilan dan kesatuan dari material. 4. Gambar-gambar Konstruksi Construction Drawings Pada tahap ini gambar-gambar konstruksi dipersiapkan sebagai komunikasi bagaimana membangun semua elemen dari proyek agar kontraktor lebih mudah dalam proses pelaksanaan. Gambar konstruksi yang dimaksud terdiri dari rencana pelaksanaan layout plan, rencana bertahap grading plan, rencana penanaman planting plan, rencana penataan pohon-pohon, perdu, semak, tanaman hias, dan tanaman rumput termasuk di dalamnya komposisi dari berbagai jenis tanaman sesuai dengan ketentuan standar perancangan dan gambar detil konstruksi. 5. Pelaksanaan Implementation Setelah semua gambar-gambar konstruksi lengkap, selanjutnya adalah membuat penawaran pelaksanaan dari desain. Setelah kontrak ditandatangani, kemudian kontraktor melakukan proses pembangunan dan memasukkan rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Meskipun tahap ini biasanya ditangani oleh kontraktor, arsitek lanskap masih tetap diperbolehkan memantau tahap pembangunan untuk memberikan saran apabila diperlukan. 6. Evaluasi Setelah Konstruksi Post-Construction Evaluation Maintenance Proses desain tidak akan pernah selesai begitu saja dalam suatu proyek. Perancang harus mengobservasi dan menganalisis proyek tersebut dari waktu ke waktu untuk melihat bagaimana kerjanya dan perkembangan seiring dengan perubahan waktu. 7. Pengelolaan Maintenance Sebuah rancangan agar berhasil seharusnya tidak hanya berupa hasil kerja yang bagus dalam kertas tetapi juga dapat dilakukan pembangunan dengan pemeliharaan sepenuhnya dan juga berkualitas. Suatu hasil atau produk desain harus dipelihara sebagaimana mestinya dengan sepenuhnya agar kondisinya tetap terjaga dengan baik, mencakup seluruh elemen soft material dan hard material.

2.5.2 Proses Desain Menurut Hakim 2000