4.4 Proses desain pada PT. Envirospace Consultant Indonesia
Proses desain yang ada pada perusahaan ECI yang dimulai dari tahap persiapan, inventarisasi tapak, analisis tapak, pembuatan konsep desain, konsep
desain awal preliminary concept design, konsep desain akhir final concept design, desain skematik schematic design, pembuatan rencana tapak site
planning, pengembangan desain design development, gambar-gambar konstruksi, pelaksanaan implementation, sampai dengan pemeliharaan
maintenance, sesuai dengan proses desain yang dikemukakan oleh Booth 1983. Namun, pada proyek desain penanaman theme park sentul nirwana ini
perusahaan melaksanakan sampai tahap design development. Proses dari pekerjaan suatu proyek lanskap pada Envirospace Consultant Indonesia dalam
aspek desain secara sistematis dapat dibandingkan dengan proses desain menurut Booth 1983.
Tabel 4. Proses Desain menurut Booth 1983 dan Proses Desain Perusahaan ECI No
Proses Desain Booth 1983
PT. ECI
1 a. Penerimaan proyek
b. Persiapan √
- -
√ 2
a. Riset dan analisis b. Inventarisasi tapak
√ -
- √
3 Analisis tapak
- √
4 Konsep desain
√ √
5 Konsep desain awal
√ √
6 Desain akhir
√ √
7 Desain skematik
√ √
8 Rencana Induk
√ √
9 Pengembangan desain
√ √
10 Gambar konstruksi √
√ 11 Pelaksanaan
√ √
12 Pemeliharaan √
√
Keterangan : Booth Evaluasi dilakukan pada tahap 10, 11, dan 12 PT. ECI Evaluasi dilakukan pada tahap 4 sampai 12
Setiap proyek yang dikerjakan oleh ECI pada umumnya melalui tahapan proses desain yang sama namun disesuaikan dengan kondisi masing-masing
proyek dan klien. Pada proses desain proyek Theme Park Sentul Nirwana, kegiatan magang dimulai dari tahap persiapan hingga pembuatan planting design.
Pembuatan planting design dilakukan dengan teknik komputer, mahasiswa magang menyelesaikannya dibawah pengawasan pimpinan dan staf lainnya.
Pertama-tama, menentukan green area atau area yang akan menjadi pekerjaan arsitek lanskap, menghitung luas setiap areanya, kemudian untuk pembuatan trees
planting dilakukan digitasi pola penanaman secara konsep agar memiliki ketepatan secara akurat pada setiap bagian plotting trees. Sedangkan untuk
pembuatan planting design shrub and groundcover setelah green area ditentukan maka pembuatan pola desain untuk penanaman shrub dan groundcover dapat
dilakukan, kemudian dihitung luasan pada setiap pola desainnya. Setelah luasan masing-masing pola diketahui maka setiap luasan dari suatu jenis shrub atau
groundcover dikalikan dengan standar jumlah shrub dan ground cover per meter perseginya untuk mengetahui jumlah polybag yang dibutuhkan dalam planting
design shrub and groundcover. Dilihat dari segi waktu penyelesaian, planting desain tergolong cukup
lama karena teknik penyelesaiannya terjadi melalui beberapa tahap. Pada tahap pertama yaitu menentukan green area pada tapak yang memiliki luas 42 ha.
Setiap area pada tapak memiliki karakter lanskap yang berbeda sesuai dengan suasanakesan yang diinginkan oleh klien. Penentuan green area menjadi cukup
lama karena selain tapak yang luas, juga karakter masing-masing area dari tapak berbeda-beda.
Tapak yang luas juga menjadi faktor utama tahap penghitungan luas memerlukan waktu yang cukup banyak. Kemudian untuk pembuatan trees
planting dan planting design shrub and groundcover memerlukan ketelitian yang tinggi. Trees planting dan planting design shrub and groundcover pada masing-
masing area harus disesuaikan dengan BQ Bill of Quantity yang telah ditentukan sebelumnya. Hal tersebut juga menjadikan tahapan ini menghabiskan waktu yang
cukup banyak. Tahapan desain di perusahaan ECI pada proyek desain Theme Park Sentul
Nirwana secara garis besar dapat dinilai telah sesuai dengan tahapan desain menurut teori yang ada. Pimpinan perusahaan berkoordinasi dengan baik terhadap
mahasiswa magang dan staf dalam peningkatan produktifitas kerja dan kemajuan proyek tersebut. Pimpinan pun secara tidak langsung telah membimbing
mahasiswa dalam melakukan proses desain sesuai prosedur tahapan. Beberapa permasalahan dalam proses desain ini yaitu mahasiswa magang kurang banyak
dilibatkan pada tahap awal proyek seperti pada tahap persiapan. Hal tersebut menyebabkan kurangnya pengetahuan mahasiswa mengenai bagaimana proyek
tersebut didiskusikan secara teknis sampai dengan proses administrasi proyek dengan pihak klien dan pihak lain yang terkait.
Proyek ini dikerjakan secara tim dari berbagai profesi, maka data-data di lapangan selalu di update untuk mendukung pekerjaan arsitek lanskap. Namun
mahasiswa kurang intensif dilibatkan pada kegiatan di lapang untuk site feeling sehingga kurang mengetahui perkembangan yang terjadi pada tapak sehingga
dalam mengerjakan gambar terkadang kurang update sesuai dengan kondisi tapak. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan aktifnya mahasiswa magang
berkonsultasi mengenai perkembangan proyek dan meningkatkan koordinasi antara pimpinan dengan mahasiswa magang yang menangani proyek tersebut.
Dengan begitu mahasiswa dapat secara intensif mengetahui kondisi tapak terkini atau pun nantinya dapat secara intensif terjun pada kegiatan di lapangan.
Kemampuan dalam penyelesaian pekerjaan relatif baik, namun dalam pembuatan gambar tiga dimensi dan artist impression image masih terdapat
banyak kekurangan. Hasil dari artist impression yang dibuat oleh mahasiswa magang terkadang masih perlu dipandu oleh pimpinan dalam pembuatannya.
Secara teknik komputer tidak terjadi permasalahan yang signifikan meskipun masih dipandu oleh para pegawai perusahaan.
Masalah umum yang terjadi pada divisi perencanaan dan desain yaitu adanya proyek yang memiliki umur yang sangat panjang. Panjangnya umur suatu
proyek menimbulkan masalah bagi arsitek lanskap yang terlibat pada proyek yaitu timbulnya titik jenuh. Pada saat seorang arsitek lanskap mencapai titik jenuh maka
dapat mengurangi produktifitasnya dalam menangani proyek yang ditanganinya tersebut.
Adapun hal yang dapat menyebabkan umur proyek menjadi sangat panjang yaitu karena kurangnya koordinasi antara pihak perusahaan dengan pihak
klien. Ataupun terkadang terjadi kurangnya koordinasi di dalam internal pihak klien terhadap perusahaan ECI. Solusi untuk kondisi tersebut adalah setiap pihak
harus melakukan koordinasi secara aktif untuk mengurangi miskomunikasi. Selain itu bila memang terjadi kasus miskomunikasi misalnya dalam pengerjaan proyek
desain, perusahaan ECI biasanya melakukan diskusi internal perusahaan untuk mencari solusi dengan memodifikasi desain menjadi sesuatu yang fungsional.
Solusi dari desain tersebut dipertimbangkan secara matang untuk kebaikan semua pihak.
Project acceptance. Dimulai dari tahap persiapan yang merupakan tahap
awal suatu proyek, dilakukan berbagai persiapan yang berhubungan dengan teknis penyelesaian proyek secara rinci dan urusan administrasi proyek yang bertujuan
agar tidak terjadi kerugian antara kedua belah pihak. Pihak perusahaan kemudian mengajukan usulan kegiatan secara rinci yang mencakup pelayanan, bentuk
produk dan biaya. Dengan komunikasi yang baik serta usulan kegiatan yang sesuai dengan keinginan klien, maka klien pun menyetujui berlanjutnya proyek
dan kedua belah pihak menandatangani kontrak kerja sehingga tahap persiapan atau penerimaan proyek pun telah dilakukan. Sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Booth 1983, tahapan desain yang pertama adalah project acceptance yaitu tahap usulan proyek telah diterima dan disetujui oleh kedua belah pihak yaitu
arsitek lanskap dan klien.
Menurut Simonds 2006, dalam suatu desain arsitektural, arsitek lanskap dan teknik harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai sesuatu yang telah
didesain dan akan didesain serta tujuan yang jelas. Hal tersebut dapat mempengaruhi keberlanjutan suatu desain. Maka sangat penting sekali untuk
memberikan perhatian yang lebih dalam menyimak keinginan dan harapan klien mengenai proyek yang akan dikerjakan. Komunikasi dan cara presentasi sangat
penting pada tahap ini, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman pada tahap selanjutnya.
Inventarisasi. Dibandingkan dengan tahap desain yang dikemukakan oleh
Booth 1983, tahap kedua dalam proses desain yang dilakukan oleh perusahaan ECI adalah tahap inventarisasi tapak, sedangkan tahap analisis tapak dilakukan
pada tahap berikutnya agar dapat didiskusikan bersama mahasiswa sekaligus untuk koordinasi. Meskipun tahap analisis tidak dilakukan pada tahap ini, namun
pada saat melakukan inventarisasi tapak tetap melakukan analisis ringan
mengenai fisik tapak. Data yang dimiliki dalam inventarisasi baik data primer maupun sekunder cukup lengkap karena dikerjakan secara tim dengan berbagai
keprofesian lainnya yang tergabung dalam tim desain pada proyek. Data-data terbaru selalu dikoordinasikan dengan setiap profesi. Namun
terkadang mengalami perubahan data secara mendadak yang dapat berakibat jadwal penyelesaian pekerjaan terhambat. Kekurangan yang ada pada tahap
inventarisasi yang dilakukan oleh perusahaan adalah hanya melakukan inventarisasi secara deskriptif pada area-area yang ada di dalam tapak dan tidak
menyajikan inventarisasi tapak secara spasial. Inventarisasi yang dilakukan secara spasial, akan lebih sistematis dan lebih mudah menggambarkan kondisi yang ada
dalam tapak sehingga dapat mempermudah tahap analisis tapak karena dengan peta inventarisasi yang dilakukan secara spasial dapat langsung melanjutkan
analisa lalu mencari solusi berdasarkan peta inventarisasi.
Tahap inventarisasi yang dilakukan secara deskriptif dan secara spasial sama-sama efisien, namun jika penyajiannya dilakukan secara spasial, akan lebih
sistematis dan informatif sehingga dapat lebih menggambarkan kondisi tapak ketika melakukan presentasi kepada klien. Ketika informasi yang disampaikan
oleh desainer dapat diterima dengan baik oleh klien, maka kedua belah pihak telah memiliki satu sudut pandang yang sama terhadap kondisi tapak sehingga
mempermudah koordinasi dalam melanjutkan tahap-tahap desain berikutnya.
Analsis. Tahap analisis merupakan tahap yang penting pada suatu proses
desain. Tahapan ini sangat dipengaruhi oleh waktu dan dana yang tersedia, dengan waktu yang cukup maka hasil analisis yang dilakukan akan lebih spesifik.
Sesuai dengan teori menurut Booth 1983 bahwa riset dan analisis adalah persiapan rencana dasar tapak dan mengadakan inventarisasi tapak atau tahap
pengumpulan data kemudian melakukan analisis evaluasi data. Tahapan analisis dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama yaitu
menggunakan metode analisis cepat quick analysis. Metode analisis cepat dilakukan dengan melihat kembali pada area-area yang dilakukan inventarisasi
lalu melihat permasalahan yang ada pada setiap area. Kemudian mencari potensi yang dapat dikembangkan pada setiap area tersebut yang nantinya pada tahap
konsep semua potensi yang ada pada masing-masing area akan diaplikasikan
dengan mengembangkan sebuah fitur lanskap. Mengingat waktu dan dana yang
terbatas, metode analisis ini efisien dalam penerapannya dengan hasil yang cukup baik dan dapat diterima oleh klien, karena staf perusahaan khususnya pimpinan
perusahaan telah berpengalaman dalam banyak proyek lainnya yang sudah ditangani. Namun kekurangan dari metode analisis cepat adalah waktu yang ada
tidak cukup untuk melakukan eksplorasi yang lebih sehingga fitur lanskap yang akan ditampilkan relatif sederhana karena menganalisa dalam waktu yang
terbatas. Mengingat waktu dan dana yang terbatas, metode analisis ini efisien dalam penerapannya dan hasil analisisnya pun cukup baik karena setiap
permasalahan dapat dicari solusinya dan potensi dapat dioptimalkan.
Inventarisasi tidak dilakukan secara spasial sehingga pada tahap ini pun demikian sehingga informasi yang disampaikan pada tahap analisis kurang
sistematis dan informatif. Analisis tapak yang disajikan secara spasial memiliki waktu penyelesaian yang cepat karena analisis langsung dilakukan dengan sketsa
pada peta. Jika dilihat dari segi waktu penyelesaian tahap analisis yang dilakukan secara deskriptif dan secara spasial sama-sama efisien, namun jika penyajiannya
dilakukan secara spasial, akan lebih sistematis, informatif. Analisis yang dilakukan perusahaan sebaiknya lebih difokuskan pada visual bangunan yang
telah ditetapkan oleh arsiktek. Hal tersebut agar lebih dapat menyatukan karakter bangunan dan tanaman yang akan ditanam. Kemudian analisis juga sebaiknya
difokuskan pada jenis tanah yang ada pada tapak sehingga kecocokan tanaman yang akan ditanaman dan jenis tanah sesuai.
Konsep desain. Tahap keempat dalam proses desain yang dilakukan oleh
perusahaan ECI adalah konsep desain. Konsep desain merupakan tahap yang penting pada proses desain, karena merupakan dasar untuk mendesain. Reid
1996 mengemukakan bahwa konsep merupakan tahapan ketika para desainer menuangkan ide-ide awal suatu desain dan mengaitkan hubungannya dengan
fungsional tapak. Reid 1996 juga mengemukakan bahwa konsep merupakan ide untuk mewujudkan tapak secara spesifik sehingga dapat memiliki identitas, fungsi
dan keindahan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mendesain yaitu konsep,
prinsip desain, elemen desain dan tahapan-tahapan dalam mendesain menjadi satu
kesatuan dalam proses desain. Suatu konsep dalam suatu karya lanskap dapat mendorong manusia untuk merencanakan, mengintegrasikan, mengkoordinasikan
bentuk buatan manusia dan bentukan alam. Pada tahap ini perusahaan melakukan diskusi untuk mendapatkan konsep yang terbaik sesuai dengan keinginan klien
dengan mempertimbangkan fungsional, estetika, dan tidak merusak lingkungan.
Tahap konsep desain ini juga telah sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ingels 2004 menjelaskan bahwa proporsi terpusat pada hubungan ukuran antara
semua pola dalam suatu fitur lanskap. Proporsi termasuk bentuk hubungan vertikal dan horizontal dalam spasial. Setiap komponen dalam suatu lanskap harus
memiliki kesesuaian ukuran dan keterkaitan hubungan dengan elemen-elemen disekitarnya. Berdasarkan pernyataan tersebut konsep desain strata organic untuk
Theme Park Sentul Nirwana cocok untuk kesan yang diinginkan oleh klien. Secara vertikal tanaman ditanam dengan pola yang strata dan secara horizontal
pola yang diterapkan adalah organic sehingga memperkuat kesan natural. Konsep desain didukung dengan perpaduan tanaman yang selaras untuk mencapai desain
yang sesuai dengan konsep. Konsep tersebut menunjukkan kesan alami jungle dan dapat menciptakan
sebuah integrasi antara bangunan dengan desain tamannya. Konsep strata organic juga memberikan kesan tidak terlihat kaku dan terkesan lebih alami yang
memperkuat kesan jungle. Namun kekurangan yang ada pada tahap konsep desain yang dilakukan oleh perusahaan adalah hanya dilakukan secara deskriptif tanpa
membuat denah konsep secara spasial. Dengan membuat denah konsep secara spasial dapat memberi gambaran terhadap klien mengenai pola keterhubungan
antar ruang yang akan diterapkan dalam tapak. Selain itu, menurut Booth 1983 jika penanaman dilakukan pada jenis tanaman berbeda namun tingginya sama
dapat memberikan kesan visual yang rendah. Sedangkan tanaman yang beragam jenis dan tingginya memberikan kesan visual yang lebih menarik. Berdasarkan
pernyataan tersebut, konsep strata organic pada penggunaan jenis tanaman dan penentuan pola tanam cocok untuk diterpkan pada desain penanaman Theme Park
Sentul Nirwana. Selanjutnya, proporsi dari penanaman tanaman diperhatikan, mengingat tapak yang akan didesain terbagi menjadi beberapa area yang harus
tetap memiliki satu kesatuan tema.
Konsep Desain Awal dan Final Concept. Setelah konsep disepakati,
tahap kelima dalam proses desain yang dilakukan oleh perusahaan adalah konsep desain awal preliminary concept design. Penerapan desain pada setiap area
sesuai dengan pernyataan Ingels 2004 dalam bukunya bahwa focalization of interest merupakan suatu desain yang dapat mencuri perhatian penggunanya.
Dalam hal ini, perpaduan warna menarik perhatian penggunanya dan juga merupakan suatu kesatuan unity pada area tersebut. Penanaman di setiap area
menggunakan pola organic yang ditata acak menciptakan suasana jungle yang
kuat.
Menurut Hakim 2000 tahap pra desain atau pembuatan konsep ini merupakan tahapan desain yang bersifat sementara atau tahapan pengaplikasian
konsep program kedalam tapak melalui pertimbangan arsitektural yakni tema, komponen pembentuk ruang, bentuk, fungsi ruang, kesan ruang, nilai ruang,
komposisi, skala, warna, bahan material alami atau buatan, system konstruksi, estetika, tekstur dan lain sebagainya. Pada tahapan ini faktor kreativitas,
pengalaman, kemampuan mengembangkan ide dan penguasaan kriteria memegang peran penting. Penerapan design by logic dan kaidah-kaidah desain
harus dijaga. Sesuai dengan pernyataan tersebut, perusahaan ECI dalam menerapkan pembuatan konsep awal pada proyek desain Theme Park Jungleland
di Sentul Nirwana sebaiknya lebih difokuskan pada design by logic yang berarti desain yang akan dibuat yaitu elemen-elemen dan fitur yang akan ditampilkan
dalam desain pada tapak nantinya harus dapat direalisasikan dengan mempertimbangkan material, waktu, dan dana yang tersedia. Pada proses desain
penanaman Theme Park ini sebaiknya lebih difokuskan pada workability penanaman yang harus mempertimbangkan jenis tanah pada tapak, kesatuan
karakter visual terutama dengan bangunan, dan tree hazard yang mencakup sosiologi tumbuhan.
Sedikit berbeda dengan tahapan desain menurut Booth 1983 yang memisahkan tahapan preliminary concept design dengan schematic design,
perusahaan ECI memasukkan tahap schematic design pada tahap preliminary concept design untuk memenuhi keinginan klien dalam mempresentasikan produk
berupa design inspiration image yang disertai conceptual landscape plan secara
skematik. Hal tersebut dimaksudkan agar klien dapat langsung melihat dan mengerti desain yang direncanakan bila diaplikasikan pada tapak dengan cara
membandingkan design inspiration image dengan conceptual landscape plan, sehingga dapat memahami pola keterkaitan antar ruangnya. Dengan
menggabungkan tahap schematic design pada tahap preliminary concept design, keuntungan bagi perusahaan adalah progress pekerjaan menjadi lebih cepat. Pada
perusahaan evaluasi selalu dilakukan pada setiap tahapan karena perusahaan selalu mempertimbangkan keinginan klien. Setelah disepakati sebuah konsep
desain akhir final concept design maka tahap selanjutnya adalah membuat rencana tapak site plan. Booth 1983
menyatakan bahwa pembuatan rencana induk master plan merupakan perbaikan atau penghalusan dari desain awal. Site
Plan Rencana Tapak telah dibuat oleh pihak arsitek, maka pada tahap ini pihak klien meminta agar diberikan gambaran umum pola penyebaran pohon yang akan
diaplikasikan pada area eksplora, tropicalia, dan mysteria sebagai gambaran umum untuk pola penyebaran pohon pada area lainnya.
Selanjutnya dalam penyelesaian produk artist impression image, mahasiswa berperan dalam diskusi untuk menentukan material tanaman, pola
tanam, jumlah tanaman, dan menyelesaikannya dengan menggunakan teknik operasi komputer dengan pengawasan secara langsung oleh pimpinan perusahaan.
Diskusi yang dilakukan antara pimpinan perusahaan, staf perusahaan, dan mahasiswa dilakukan secara intensif agar efisiensi waktu dalam pembuatan artist
impression image dapat tercapai. Produk yang dihasilkan oleh mahasiswa masih sering mengalami perbaikan dan membutuhkan waktu yang lebih hingga hasilnya
sesuai dengan arahan pimpinan. Namun hal tersebut dapat dijadikan pembelajaran bagi mahasiswa dalam pembuatan produk yang maksimal. Selain arahan dari
pimpinan, staf perusahaan lainnya membantu dalam mengarahkan dan menggunakan teknik operasi komputer. Secara umum arahan pimpinan dalam
membuat artist impression image dapat mewakili apa yang akan disampaikan dalam presentasi serta sudah cukup menggambarkan ide yang akan digunakan
dalam desain. Produk yang dihasilkan pada tahap ini secara umum merupakan hasil dari diskusi antara pimpinan perusahaan, staf perusahaan, dan mahasiswa
magang sehingga setiap produknya melibatkan beberapa pihak.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Proses desain penanaman yang dilakukan dalam penyelesaian proyek desain Theme Park Sentul Nirwana yaitu tahap persiapan, inventarisasi, analisis
tapak, konsep, preliminary concept design, final concept design, pembuatan rencana induk, dan pengembangan desain. Proses tersebut secara umum
mendekati teori proses desain menurut Booth 1983 dengan beberapa perbedaan dalam penggunaan istilah pada setiap tahapanya. Beberapa tahapan tersebut
mengalami modifikasi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan klien. Seperti pada tahapan analisis yaitu penggunaan metode quick analisis yang menyesuaikan
keinginan klien atas suatu produk dalam waktu yang cepat. Kekurangan dari metode ini adalah tidak dapat melakukan eksplorasi yang lebih mendalam
sehingga analisis visual kurang optimal. Desain penanaman Theme Park Sentul Nirwana dengan konsep dasar
integrated landscape dan konsep desain strata organic telah sesuai dengan kesan yang diinginkan oleh klien yaitu Jungleland. Pada area rokygate strong axis
menjadi konsep dasar lanskap kawasan ini. Area rotunda sebagai daerah sebelum memasuki kawasan utama menerapkan konsep colorfull. Pada area parkir, teduh
adalah kesan yang ingin dicapai di setiap kawasan parkir kendaraan bermotor. Area downtown sebagai kawasan utama penerima pengunjung menerapkan
konsep general garden. Area carnivalia mempunyai ciri yang sangat tropis dengan menerapkan konsep helicona garden. Area eksplora sebagai kawasan
dengan semangat explorasi dibagi menjadi beberapa thematik garden yaitu ferns garden di area Dynoland, silver garden di area Scientific Laboratorium Biologi,
Fisika dan Insectarium, dan topiary garden di area Candi. Pada area troplicalia pengunjung diharapkan mendapatkan memori tentang dunia tropis dengan
dominasi tanaman buah dan sayuran. Area ini juga menerapkan konsep costus garden. Area Mysteria menyuguhkan permainan yang memacu adrenalin
pengunjung menerapkan konsep zinger garden.