35
5.8. Sarana Pengolahan dan Produk yang Dihasilkan
PT. Perkebunan Mitra Ogan, Memiliki Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit dan Inti Sawit dengan Produk yang dihasilkan sebagai berikut :
Tabel 11. Kapasitas Optimal Pabrik Pabrik
Produk Olahan Jumlah Pabrik
Kapasitas
Kelapa Sawit Minyak Sawit, Inti
Sawit 2
90 Ton TbsJam
5.9. Perkembangan Kinerja Tahun 2005-2007 dan Juli 2008 5.9.1. Komoditas Kelapa Sawit
Sampai dengan akhir Juli 2008, Komoditas Kelapa Sawit memberikan kontribusi 95 dalam perolehan nilai penjualan PT. Perkebunan Mitra Ogan.
Tabel 12. Perkembangan Kinerja Komoditas PTP. Mitra Ogan, 2005- Juli 2008 No. Uraian
Tahun 2005
2006 2007
07-2008
1. Produksi Ton
287.640 332.355
295.315 160.749
2. Volume
Penjualan Ton 77.475
89.785 84.360
45.648 3.
Nilai Penjualan
Rp M 222
277 439
321 4.
Areal TM Ha Inti
7.245,27 7.453,93
7.606,72 7.744,17
PIR Trans 5.992,90
5.992,76 5.992,76
5.992,76 KKPA
7.843,99 8.201,80
8.314,68 8.462,27
Jumlah 21.082,16
21.914,16 21.914,16
22.199,2 Sumber: Company Profile Mitra Ogan, 2008
Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa produksi CPO dari tahun 2005 sampai 2007 mengalami penurunan, sehingga berakibat pada penjualan juga yang
mengalami penurunan. Akan tetapi, nilai penjualan meningkat dari tahun 2005 sampai 2007. Ini disebabkan naiknya harga CPO dunia yang mendongkrak nilai
36 penjualan. Untuk luas areal dapat diketahui luas kebun inti hanya 34,8 dari total
luas areal kelapa sawit PTP Mitra Ogan. Kebun terluas dimiliki oleh petani yang mengikuti program Kredit Koperasi Primer untuk Anggota KKPA seluas 8.462
hektar atau 38 . Sedang sisanya dari kebun plasma PIR-Trans seluas 5.992 hektar atau 27 dari luas total
5.9.2. Komoditas Karet
Sampai dengan akhir Juli 2008, komoditas karet memberikan kontribusi 5 dalam perolehan nilai penjualan PT. Perkebunan Mitra Ogan. Pada tabel 13
dapat dilihat dari tahun 2005 sampai 2008 produksi dan total penjualan terus meningkat. Akan tetapi, nilai penjualan karet menurun sejak 2007. Ini disebabkan
harga karet yang menurun. Luas areal kebun karet tidak bertambah dari tahun ketahun. Artinya potensi perluasan kebun karet masih terbuka jika dilihat dari
jumlah luas kebun karet jika dibandingkan dengan luas kebun kelapa sawit.
Tabel 13. Perkembangan Komoditas Karet, 2005 – Juli 2008 No
Uraian Tahun
2005 2006
2007 07-2008
1. Produksi Ton
1.246 1.423
1.583 1.148
2. Volume Penjualan
Ton 1.277
1.388 1.619
1.150 3.
Nilai Penjualan
Rp M 6
8.5 7.2
5.2 4.
Areal TM Ha Inti
982.86 982.86
982.96 982,86
Jumlah 982.96
982.96 982.96
982,86 Sumber: Company Profile Mitra Ogan, 2008
5.10. Tingkat Kesehatan Perusahaan
Tingkat kesehatan perusahaan dihitung berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No.KEP-100MBU2002 Tanggal 04 Juni 2002, penilaian
tingkat kesehatan perusahaan meliputi Aspek Keuangan, Aspek Operasional, dan
37 Aspek Administrasi. Perkembangan Tingkat Kesehatan PT. Perkebunan Mitra
Ogan, dapat dilihat pada Tabel 14 pencapaian score kinerja.
Tabel 14. Perkembangan Tingkat Kesehatan PTP. Mitra Ogan No.
Uraian Bobot
Tahun 2005
2006 2007
1. Aspek
Keuangan 70
53 62,50
68,00 2.
Aspek Operasional
15 14,25
14,94 13,64
3. Aspek
Administrasi 15
15.00 15,00
15,00 Total
100 -
92,44 96,44
Tingkat Kesehatan
Perusahaan -
AA AAA
AA
Sumber: Company Profile Mitra Ogan, 2008 Untuk kesehatan perusahaan, Mitra Ogan menggunakan sistem
pembobotan untuk setiap aspek yang mempengaruhi tingkat kesehatan perusahaan. Jumlah bobot dapat dilihat dari tingkat kepentingan aspek yang
dilihat. Dari Tabel 14 dapat dilihat aspek keuangan perusahaan mendapatkan bobot paling tinggi diantara yang lainnya. Untuk tahun 2005 sampai 2007, aspek
keuangan perusahaan tingkat kesehatannya terus meningkat. Hal ini berbeda untuk aspek operasional yang menurun kinerjanya. Sedangkan untuk aspek
administrasi, nilai kinerja relatif sama dari tahun 2005-2007.
38
VI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI
6.1. Karakteristik Umum Responden Petani Plasma
Karakteristik yang dinilai berdasarkan usia, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan yang meliputi anak dan istri.
Karakteristik ini dinilai berdasarkan persentase per kategori dibandingkan dengan total.
Untuk karakteristik usia, dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu muda 20- 29 tahun, dewasa 30-39 tahun dan tua 40 tahun. Ini dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
11
36 53
20-29 Tahun 30-39 Tahun
40 Tahun
Gambar 5. Persentase Usia Responden Sebagian besar petani plasma ini sudah berusia diatas 40 tahun sebanyak
53 , sedangkan untuk usia muda 11 dan dewasa 36 . Sebagian besar dari mereka sudah berkebun sejak program PIR trans ini didirikan tahun 1989. Suku
yang mendiami perkebunan ini berasal dari jawa dan bali. Ini memang terkait dengan program transmigrasi yang dicanangkan pemerintah pada saat itu.
Untuk karakteristik tingkat pendidikan dibagi menjadi kategori SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Sebagian besar para petani hanya merupakan lulusan
39 SD yang mencapai 45 . Untuk lulusan SMP dan SMA masing-masing sebesar
24 dan 25 , sedangkan perguruan tinggi hanya sebanyak 6 .
45
24 25
6
SD SMP
SMA Perguruan Tinggi
Gambar 6. Persentase Pendidikan Responden Kategori lama bekerja dapat dibagi menjadi 3 yaitu 1-5 tahun, 5-10 tahun
dan 11 - 15 tahun. Sebanyak 71 telah bekerja selama 11 - 20 tahun. Ini berarti mereka telah bekerja sejak pemindahan pengelolaan kebun yang dilakukan pada
tahun 1992 - 1996. Untuk lama bekerja 6 - 10 tahun sebanyak 22 dan sisanya 1- 5 tahun hanyak 7
7 22
71 1-5 Tahun
6-10 Tahun 11-20 Tahun
Gambar 7. Persentase Lama Bekerja Responden
40 Karakteristik jumlah tanggungan meliputi jumlah anak dan istri yang
menjadi tanggungan. Hal ini dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu 1 – 3 orang sebanyak 49 , 4 – 5 orang sebanyak 29 dan 5 – 10 orang sebanyak 6 .
49
30 21
0-3 Orang 4-5 Orang
6-10 Orang
Gambar 8. Persentase Jumlah Tanggungan Responden Pendapatan petani dari mengelola kebun diperoleh dari penjualan TBS
kepada perusahaan inti. Harga yang disepakati berasal dari Tim penentuan harga TBS yang terdiri dari Dinas Perkebunan Propinsi dan Kabupaten, Dinas
perdagangan, perusahaan PIR-Trans dan KKPA dan KUD-KUD perwakilan petani. Harga TBS disepakati 2 kali setiap bulan. Dilakukan 2 kali sebulan
bertepatan dengan jadwal penyetoran buah dari petani kepada perusahaan inti.
41
Tabel 15. Rekapitulasi Pendapatan Petani Plasma tahun 2008 SPAFD
Jumlah Kepala
Keluarga Pendapatan Petani
per Kepala Keluarga Juta
Pendapatan rata- rata Per bulan
Juta
1A 300
39.523.760 3.293.647
2B 310
47.642.624 3.970.219
3C 440
35.321.301 2.943.442
4D 465
34.734.701 2.894.558
5E 375
38.911.980 3.242.665
6F 262
42.766.567 3.563.881
7G 360
33.643.543 2.803.629
8H 488
54.024.195 4.502.100
Total 326.569.671
27.214.141 Rata-Rata
40.821.209 3.401.768
Sumber: Company Profile Mitra Ogan, 2008 Dari data diatas, dapat dilihat pendapatan petani plama pada tahun 2008.
Rata-rata setiap kepala keluarga mendapatkan pendapatan sebesar 3.401.768 setiap bulannya. Dari data diatas juga dapat diketahui bahwa afdeling H memiliki
pendapatan rata-rata tertinggi dibanding afdeling lainnya yang produksinya mencapai 16,5 . Para petani yang mengelola afdeling H bertempat tinggal di SP
8. Jika dilihat dari jarak SP 8 ke jalan raya merupakan jarak terjauh dibandingkan dengan SP lainnya. Tetapi justru semakin jauh itulah yang membuat ketenangan
petani selama bekerja terus terjaga sehingga terhindar dari pengaruh luar.
6.2 Sistem Kemitraan Inti Plasma PTP. Mitra Ogan