19 mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. Dalam hal ini manajemen
harus dapat membagi tugas di masing-masing lini dan harus peka terhadap stiap perubahan sehingga dituntut agar selalu bekerja efisien dan efektif.
Suratiyah Ken 2006 menyatakan bahwa efisiensi tenaga kerja atau sering disebut produktivitas tenaga kerja dapat diukur dengan memperhatikan jumlah
produksi, penerimaan per hari, dan luas lahan atau luas usaha. a
Memperhatikan produksi. Produktivitas dapat dihitung berdasarkan formula sebagai berikut.
Produktivitas = Jumlah produksi per ha Jumlah tenaga kerja yang dicurahkan per ha
b Memperhatikan penerimaan per hari kerja.
Penerimaan per hari kerja dapat dihitung dengan formula sebagai berikut. Penerimaan per hari kerja = Jumlah produk fisik x harga per ha
Jumlah tenaga kerja yang dicurahkan per ha c Memperhatikan luas lahanusaha.
Produktivitas tenaga kerja dapat dihitung dengan formula sebagai berikut. Produktivitas tenaga kerja = Luas usahatani
Jumlah Tenaga kerja yang dicurahkan per hari
2.6. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Yori Akmal 2006 tentang produktivitas tenaga kerja menyatakan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi tenaga kerja
pada industri kerupuk sanjai di Bukit Tinggi hanya empat variabel bebas yaitu, jenis kelamin, upah, status pekerjaan, dan alokasi waktu kerja. Pertama, jenis
kelamin bernilai positif yang berarti tenaga kerja laki-laki lebih produktif dibanding tenaga kerja perempuan. Kedua, upah yang diterima dari industri
bernilai positif yang berarti semakin tinggi upah, maka produktivitas tenaga kerja semakin meningkat. Ketiga, dummy status pekerjaan bernilai positif yang berarti
tenaga kerja yang bekerja penuh lebih produktif dibandingkan yang bekeja sampingan pada industri kerupuk sanjai. Sedangkan keempat, alokasi waktu kerja
bernilai negatif yang berarti penambahan jam kerja akan menurunkan
20 produktivitas tenaga kerja tersebut. Penelitian ini menggunakan analisis regresi
linier berganda. Menurut Dodi Prasetya 2006, tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan motivasi karyawan di pabrik kelapa sawit meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari usia, tingkat pendidikan, masa kerja, dan
jumlah tanggungan keluarga. Faktor eksternal meliputi hubungan atasan bawahan, hubungan sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan, kondisi kerja,
kompensasi serta pengakuan dan perhargaan. Anlaisis ini menggunakan uji korelasi variabel.
Wiwit 2004 melakukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pemetik teh. Hasil pengujian menyatakan bahwa faktor yang
berpengaruh kuat terhadap tingkat produktivitas kerja pemetik teh secara statistik adalah usia, jenis kelamin, jarak ke tempat pemetikan dan jumlah pendapatan
keluarga. Sedangkan nilai elastisitas faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pemetik teh mulai dari yang terbesar berturut-turut adalah
alokasi waktu kerja, jumlah pendapatan keluarga, usia, jarak ke tempat pemetikan, jenis kelamin, tingkat pendidikan, persepsi hubungan dengan sesama pemetik,
status pekerjaan dan pengalaman kerja. Kurniawan 2006 melakukan penelitian tentang stratregi Pengembangan
Kelapa Sawit di PTPN VIII, Banten. Penelitian ini menggunakan alat analisis SWOT dan QSPM. Ada 9 faktor kekuatan internal yaitu 1 hubungan baik antar
karyawan, 2 penjualan CPO dan kernel menghasilkan laba besar bagi PTPN VIII tahun 2003, 3 Kualitas CPO dan Kernel sesuai standar Deptan, 4 Adanya
pembangunan pabrik baru, 5 Adanya penambahan areal sawit, 6 Lokasi pabrik strategis, 7 Pemasaran hasil dan kernel sejalan sesuai dengan kemampuan
pabrik, 8 Kesejahteraan karyawan diperhatikan, 9 PTPN VIII banyak bekerja sama dengan lembaga penelitian. Kelemahan ada 6 faktor yaitu 1 Pabrik
pengolahan kurang efektif dan efisien, 2 kurang bahan baku TBS, 3 Perkebunan sawit kelas 3, 4 Umur sawit sudah tua, 5 Pemanfaatan limbah hasil
industri belum maksimal, 6 kurangnya disiplin kerja. Adapun peluang yang ada terdiri dari 1 pajak ekspor turun, 2 PIR membantu PTPN VIII meningkatkan
produksi, 3 Permintaan CPO di luar dan di dalam negeri meningkat, 4
21 Penemuan baru dalam budidaya, 5 Minyak sawit ramah lingkungan, 6 Produk
sawit masih lebih baik dari pada subtitusinya. Sedangkan untuk ancaman yaitu 1 Pembatasan ekspor, 2 Campur tangan pemerintah dalam penentuan harga CPO,
3 Keamanan dalam negeri belum stabil, 4 Kampanye anti minyak sawit, 5 Persaingan dalam industri CPO dan kernel ketat, 6 Persaingan dalam mendapat
TBS, 7 Mudahnya masuk ke dalam industri sawit. Dari hasil analisis matriks IE maka strategi yang terbentuk berada pada kuadran 5, yaitu strategi pertahanan dan
pemeliharaan.
Tabel 7. Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu. Nama Penulis
Tahun Tema
Alat analisis
Yori Akmal 2006
Faktor yang
mempengaruhi produktivitas
pada industri
kerupuk sanjai di Bukit Tinggi Analisis
regresi linier berganda
Dodi Eka Prasetya 2006
Faktor yang berhubungan dengan motivasi karyawan di pabrik
kelapa sawit Uji
korelasi variabel Rank
Spearman Wiwit Tresnowati
2004 Faktor
yang mempengaruhi
produktivitas kerja pemetik teh Uji
linier berganda
Arfan Chandra
Suganda 2006
Strategi Pengembangan
Bisnis Kelapa Sawit pada PTPN. VIII
Banten SWOT
Perbedaan dengan penelitian terdahulu meliputi tempat penelitian, waktu, alat analisis dan komoditas yang diteliti. Dengan Penelitian Yori dan Wiwit
terdapat perbedaan tujuan, sehingga alat analisisnya berbeda. Persamaannya adalah subjek yang diteliti memiliki persamaan yaitu produktivitas kerja. Dengan
Dodi memiliki persamaan tujuan yaitu mencari hubungan korelasi variabel, hanya saja perbedaannya terletak pada objeknya yaitu motivasi. Penelitian
Suganda jika dihubungkan dengan penelitian ini hanya memiliki objek penelitian yang sama, selain itu tidak nampak persamaan.
22
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Teori 3.1.1. Tenaga Kerja