Perumusan Hipotesis Difinisi Operasional

26

3.2.1. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tujuan dan kegunaan penelitian, perumusan masalah, diagram, pustaka dan kerangka pemikiran, maka selanjutnya dapat dirumuskan jawaban yang menyatakan adanya hubungan diantara variabel-variabel tertentu yang disebut hipotesis. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hubungan positif yang nyata antara faktor-faktor internal dan eksternal terhadap produktivitas kerja petani plasma yang diukur dengan jumlah produksi dalam satuan KgHa

3.2.2. Difinisi Operasional

Produktivitas kerja adalah tingkat kemampuan tenaga kerja dalam menghasilkan produk. Ini dapat dilihat dari jumlah output TBSHa dibandingkan luas lahan per hektar dalam satuan waktu. Perusahaan Inti adalah badan usaha berbentuk badan hukum berupa usaha menengah atau usaha besar milik swasta atau badan usaha milik negara termasuk badan usaha milik daerah atau koperasi yang melakukan kegiatan usaha dibidang perkebunan yang bertindak sebagai inti pada PIR BUN. Petani plasma adalah petani yang memiliki lahan untuk dijadikan kebun plasma dan atau petani yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang. Tingkat usia responden diukur berdasarkan usia responden saat diwawancara. Tingkat pendidikan dalam penelitian ini berdasarkan kelulusan para petani dalam jenjang pendidikan formal, yaitu SD, SMP SMA, perguruan tinggi. Pelatihan yang diikuti dapat dilihat dari jumlah pelatihan dan dampak pelatihan yang telah dilakukan. Jumlah pelatihan dapat dibagi menjadi 4 bulan, 8 bulan, 12 bulan dan lebih dari setahun yang diikuti oleh petani. Sedangkan dampak pelatihan diukur dari pengaruh pelatihan terhadap pekerjaan. Pengalaman dapat diukur dari lama bekerja, yang dibagi menjadi 3 bagiaan yaitu 1-5 tahun, 6-10 tahun dan 11-20 tahun. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang dibiayai. Anggota keluarga terdiri dari istri dan anak. Tanggungan ini dapat dibagi berdasarkan jumlah tanggungan yaitu, 1-3 orang, 4-5 orang dan 6-10 orang 27 Keadaan fisik dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari, jumlah istirahat dan olah raga. Makanan yang dikonsumsi dapat dilihat dari menu makanan yang dikonsumsi, mulai dari yang bergizi samapi yang tidak bergizi. Waktu istirahat dapat dilihat dari jumlah istirahat yang dilakukan petani setiap harinya, yang dibagi menjadi 10 jam, 8-10 jam, 4-8 jam dan kurang dari 4 jam. Lingkungan kerja adalah kondisi fisik dan sosial yang menyenangkan di tempat kerja. Pengukurannya dilakukan berdasarkan keamanan, sarana produksi, sarana publik. Ketenangan dinilai dari dari hambatan-hambatan yang terjadi selama bekerja, meliputi cuaca, kebakaran, pencurian. Sarana produksi dinilai dari kemudahan memperoleh input produksi. Sedangkan sarana publik dinilai dari keadaan sarana pendidikan, kesehatan, listrik, jalan. Hubungan dengan perusahaan adalah interaksi yang terjadi antara manajemen perusahaan inti dengan petani. Hubungan ini meliputi komunikasi, perhatian dari perusaaan tentang kemajuan kebun, keluarga, ide dan saran dari petani, dan pemberian kritik terhadap kerja petani. Hubungan sesama petani yaitu interaksi yang terjadi antara petani seperti pemberian dukungan dan semangat kerja, bantuan, kerjasama, kritikan dari sesama petani. Hubungan ini bukan hanya antara petani dengan petani saja, tetapi juga antar keluarga petani. Kebijakan perusahaan adalah ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Hal yang mencakupnya antara lain lama bekerja, perjanjian kesepakatan, pemberian sanksi, standar operasional dari perusahaan dan kebijakan pemberian pembinaan. Pendapatan tercermin dari mutu kehidupan para petani. pendapatan meliputi pendapatan dari kebun, pendapatan di luar kebun. Semua faktor memiliki pembatasan yang jelas pada setiap skala likertnya. Batas-batas tersebut diambil dari keadaan aktual yang terjadi di lapangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2. 28 IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dokumen yang terkait

Sistem Kebun Plasma Dalam Pengembangan Kemandirian Petani Plasma Kelapa Sawit Di Kebun Bunut Unit X Sungai Bahar Jambi

2 89 113

POLA KERJA PETANI PLASMA KELAPA SAWIT (Studi Kasus di Desa Tania Makmur Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir,Sumatera Selatan)

0 13 2

Perencanaan Produksi Tandan Buah Segar Kelapa Sawit di Kebun Peninjauan, PT. Perkebunan Mitra Ogan Palembang

0 18 85

Desain Pengelolaan Kebun Plasma Kelapa Sawit Berkelanjutan : Studi Kasus pada PIR-Trans Kelapa Sawit P.T.P. Mitra Organ di Kabupaten Organ Komering Ulu, Propinsi Sumatera Selatan.

0 91 604

PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT SEBELUM PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI PETANI PLASMA ( Studi Kasus : Pada Petani Perkebunan Plasma, PT. Perkebunan Nusantara XIII ( Persero ), Kebun Gunung Emas, Provinsi Kalimantan Barat, Tah

0 8 24

PENDAHULUAN PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI PETANI PLASMA ( Studi Kasus : Pada Petani Perkebunan Plasma, PT. Perkebunan Nusantara XIII ( Persero ), Kebun Gunung Emas, Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2009 ).

0 4 25

BAB II PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI PETANI PLASMA ( Studi Kasus : Pada Petani Perkebunan Plasma, PT. Perkebunan Nusantara XIII ( Persero ), Kebun Gunung Emas, Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2009 ).

0 5 15

PERBANDINGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI ANTARA PETANI PLASMA DENGAN PETANI NON PLASMA DI KECAMATAN KERUMUTAN: studi kasus pada petani kelapa sawit pola PIR.

0 3 41

Analisa Perbandingan Keuntungan Antara Petani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis J.) Kebun Plasma dengan Kebun Rakyat Di Kenagarian Manggopoh Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam.

0 0 6

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Sistem Kebun Plasma Dalam Pengembangan Kemandirian Petani Plasma Kelapa Sawit Di Kebun Bunut Unit X Sungai Bahar Jambi

0 0 13