6 Pada Tabel 4 menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara Kebun Inti
dan Kebun Plasma. Kebun inti dengan luas areal hanya sekitar 35 dari areal total mampu menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi, dari pada kebun
plasma dengan luas sekitar 65 dari luas total. Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini berdasarkan
penjelasan di atas adalah Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan tingkat produktivitas kerja petani kebun plasma di PTP. Mitra Ogan ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas adalah :
1. Mengkajii karakteristik umum petani kebun plasma di PTP. Mitra Ogan.. 2. Mengkaji kemitraan Inti Plasma di PTP. Mitra Ogan.
3. Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat produktivitas kerja petani kebun plasma di PTP. Mitra Ogan.
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Pihak perkebunan dalam hal ini PTP. Mitra Ogan, khususnya dalam
mengambil langkah-langkah yang tepat dalam upaya peningkatan produksi melalui peningkatan produktivitas kerja petani kebun plasma.
2. Peneliti, agar dapat menambah pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu-ilmu yang diperoleh ke dalam dunia kerja.
3. Penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya bagi yang mengambil topik serupa.
7
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkembangan Kelapa Sawit.
Menurut Lubis 1992, Kelapa sawit sangat penting artinya bagi Indonesia dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini sebagai komoditi andalan untuk ekspor
maupun komoditi yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan harkat petani perkebunan di Indonesia.
Kelapa sawit bukanlah tanaman asli di Indonesia dan baru ditanam secara komersil pada tahun 1991. Istilah kelapa mungkin dimaksudkan sebagai istilah
umum untuk jenis palm. Meskipun demikian perkataan sawit sudah ada sejak lama. Beberapa tempat desa di Pulau Jawa sudah ada yang menggunakan nama
”sawit” sebelum kelapa sawit masuk ke Indonesia. Bentuk dari hasil panen sawit yang akan diolah disebut tandan buah segar
TBS. Menurut Lubis 1992, pengolahan TBS sebagai bahan baku menjadi minyak kasar CPO dan inti kernel yang bermutu baik adalah tujuan utama dari
pengolahan. Pengolahannya dilakukan menurut tahapan tertentu dan syarat yang ditentukan. Guna memperoleh mutu yang baik maka syarat-syarat tersebut harus
diikuti dengan seksama dan dilaksanakan sejak di lapangan sampai ke proses terakhir.
Menurut Pasquali 1995 diacu dalam Wayan 2005, minyak sawit mentah diproyeksikan akan memegang peranan yang semakin penting untuk
perdagangan dunia. Minyak sawit mentah diproyeksikan akan mengambil alih peran minyak kedele sebagai komponen terbesar dalam perdagangan minyak
nabati dunia. Mangoensoekarjo 2003 diacu dalam Yori 2006, menyatakan bahwa
pengembangan usaha perkebunan kelapa sawit dikenal dengan tiga bentuk utama usaha perkebunan, yaitu Perkebunan Rakyat PR, Perkebunan Besar Swasta
PBS dan Perkebunan Besar Negara PBN. Walaupun dihadapkan kepada berbagai hambatan, sejak Pelita I sampai sekarang upaya perluasan areal dan
peningkatan produksi kelapa sawit di Indonesia tetap berlangsung dengan laju yang cepat.
8 Perusahaan Inti adalah badan usaha berbentuk badan hukum berupa usaha
menengah atau usaha besar milik swasta atau badan usaha milik negara termasuk badan usaha milik daerah atau koperasi yang melakukan kegiatan usaha di bidang
perkebunan yang bertindak sebagai inti pada PIR BUN. Kebun Plasma adalah areal kebun yang diperuntukkan bagi petani baik yang dibangun di lahan milik
petani dan atau lahan milik negara dengan tanaman perkebunan oleh perusahaan inti.Petani Plasma adalah petani yang memiliki lahan untuk dijadikan kebun
plasma dan atau petani yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang
3
2.2. Karakteristik Sawit 2.2.1. Persyaratan Tumbuh