Hubungan dengan Perusahaan Inti

50 Untuk ketenangan selama bekerja, responden memberikan nilai 2,75 yang berarti relatif puas yang diartikan bahwa tidak terdapat gangguan yang berarti selama bekerja. Untuk gangguan cuaca dirasakan tidak terlalu berpengaruh karena iklim di kebun tidak banyak perubahan. Untuk gangguan pencurian dirasakan sudah berkurang karena setiap pintu masuk ke dalam kebun sudah dijaga dan diberi portal. Untuk gangguan kebakaran sudah tidak ada lagi karena usia tanaman sudah cukup tua. Kebakaran biasanya terjadi ketika usia tanaman masih muda. Untuk fasilitas publik para responden memberikan nilai rata-rata 2,56 yang berarti relatif puas terhadap fasilitas publik yang diberikan. Fasilitas ini biasanya diberikan pemerintah daerah ataupun dibantu dari pihak Mitra Ogan. Fasilitas ini biasanya berupa sekolah, tempat kesehatan, jalan, listrik. Sedangkan untuk kemudahan memperoleh input produksi para responden memberikan nilai 2,34 yang artinya relatif kurang mudah dalam memperoleh sarna produksi. Dalam hal ini biasanya petani membeli sendiri sarana produksi atau melalui koperasi. Berdasarkan hasil uji rank Spearman antara faktor lingkungan kerja dengan produksi, dapat disimpulkan kedua varibel diatas tidak memiliki hubungan yang nyata. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 27. Korelasi Lingkungan Kerja dengan Produksi Faktor Nilai Korelasi Lingkungan Kerja Correlation Coefficient 0.049 Sig. 2-tailed 0.62 Berdasarkan tabel di atas, menyatakan bahwa tidak ada hubungan nyata antara faktor lingkungan kerja dengan produktivitas petani plasma pada taraf nyata 5 .

6.3.8. Hubungan dengan Perusahaan Inti

Hubungan dengan perusahaan inti dapat dilihat dari hubungan dengan pembina dalam hal ini mandor kebun. Hubungan dapat dilihat dari hubungan 51 selama bekerja dan di luar pekerjaan, peran mandor dalam memberi saran dan kritik serta kedekatan mandor terhadap keluarga petani. Batasan setiap kriteria dapat dilihat pada lampiran 2. Berdasarkan hasil survey, maka untuk semua faktor pendukung dapat dilihat jawabannya pada tabel di bawah ini. Tabel 28. Kriteria dalam Faktor Hubungan dengan Perusahaan Inti Kriteria Nilai Rata-Rata Kedekatan selama bekerja 2,71 Kedekatan di luar pekerjaan 2,31 Dorongan dari perusahaan 2,74 Menanyakan keadaan kebun 2,3 Memberikan kritikan 2,63 Memperhatikan ide atau saran 2,04 Mengetahui kehidupan keluarga petani 2,15 Dari tabel diatas diketahui untuk kedekatan selama bekerja, rata-rata responden memberikan nilai 2,71 yang bermakna relatif dekat dengan perwakilan dari inti yang diwakili oleh mandor kebun. Untuk kedekatan di luar pekerjaan, rata-rata responden menjawab sebesar 2,31 yang berarti relatif kurang dekat. Untuk dorongan dari perusahaan dalam meningkatkan kualitas produksi ternyata responden menjawab sebesar 2,74, hal ini berarti relatif sering mandor kebun memberikan dorongan kepada petani. Untuk kriteria Menanyakan keadaan kebun petani, para responden memberikan nilai 2,3 yang berarti relatif kadang-kadang. Kriteria memberikan kritikan, para responden memberikan nilai 2,63 yang berarti relatif sering. Sedangkan perhatian ide saran dan kehidupan keluarga petani, masing-masing bernilai 2,04 dan 2,15 yang berarti keduanya memiliki nilai kurang di mata para petani. Berdasarkan hasil uji Rank Spearman dengan taraf nyata 5 , maka nilai korelasinya yaitu 0.363. Ini merupakan nilai korelasi tertinggi diantara faktor- faktor yang lainnya. 52 Tabel 29. Korelasi Hubungan Dengan Inti dengan Produksi Faktor Nilai Korelasi Hubungan dengan Inti Correlation Coefficient 0.363 Sig. 2-tailed 0.00 Korelasi yang terjadi antara hubungan dengan perusahaan dan produksi ternyata searah. Maka jika hubungan itu semakin baik menjadikan produktivitas kerja semakin meningkat. Banyak kasus afdeling-afdeling yang produksinya bagus disebabkan oleh pendekatan perusahaan inti yang baik terhadap petani.

6.3.9. Hubungan dengan Sesama Petani

Dokumen yang terkait

Sistem Kebun Plasma Dalam Pengembangan Kemandirian Petani Plasma Kelapa Sawit Di Kebun Bunut Unit X Sungai Bahar Jambi

2 89 113

POLA KERJA PETANI PLASMA KELAPA SAWIT (Studi Kasus di Desa Tania Makmur Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir,Sumatera Selatan)

0 13 2

Perencanaan Produksi Tandan Buah Segar Kelapa Sawit di Kebun Peninjauan, PT. Perkebunan Mitra Ogan Palembang

0 18 85

Desain Pengelolaan Kebun Plasma Kelapa Sawit Berkelanjutan : Studi Kasus pada PIR-Trans Kelapa Sawit P.T.P. Mitra Organ di Kabupaten Organ Komering Ulu, Propinsi Sumatera Selatan.

0 91 604

PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT SEBELUM PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI PETANI PLASMA ( Studi Kasus : Pada Petani Perkebunan Plasma, PT. Perkebunan Nusantara XIII ( Persero ), Kebun Gunung Emas, Provinsi Kalimantan Barat, Tah

0 8 24

PENDAHULUAN PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI PETANI PLASMA ( Studi Kasus : Pada Petani Perkebunan Plasma, PT. Perkebunan Nusantara XIII ( Persero ), Kebun Gunung Emas, Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2009 ).

0 4 25

BAB II PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI PETANI PLASMA ( Studi Kasus : Pada Petani Perkebunan Plasma, PT. Perkebunan Nusantara XIII ( Persero ), Kebun Gunung Emas, Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2009 ).

0 5 15

PERBANDINGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI ANTARA PETANI PLASMA DENGAN PETANI NON PLASMA DI KECAMATAN KERUMUTAN: studi kasus pada petani kelapa sawit pola PIR.

0 3 41

Analisa Perbandingan Keuntungan Antara Petani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis J.) Kebun Plasma dengan Kebun Rakyat Di Kenagarian Manggopoh Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam.

0 0 6

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Sistem Kebun Plasma Dalam Pengembangan Kemandirian Petani Plasma Kelapa Sawit Di Kebun Bunut Unit X Sungai Bahar Jambi

0 0 13