Identifikasi Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani Budidaya

Tabel 10 Rata-rata penerimaan usahatani budidaya pembesaran ikan mas dan nila KJA di Desa Bobojong per unit dalam satu tahun Penerimaan Komoditas Output jumlah produksi kgunitmusim harga Rpkg Periode dalam satu tahun Nilai produksi Rpunittahun Ikan Mas 2 770.47 18 000 4 kali 181 575 600 Ikan Nila 709 11000 2 kali 14 428 857 Total penerimaan 196 004 457 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Berdasarkan data hasil perhitungan pada Tabel 10 diperoleh penerimaan atau nilai produksi dari ikan mas rata-rata adalah sebesar Rp 181 575 600unittahun dan nilai produksi ikan nila yang diperoleh sebesar Rp 14 428 857unittahun. Penerimaan total diperoleh dari penjumlahan nilai produksi ikan mas dan nila yaitu sebesar Rp 196 004 457unittahun. Hasil produksi ikan mas yang dihasilkan adalah sebanyak 100 dari jumlah benih yang ditebar ditambah dengan 50 jumlah pakan yang ditebar. Ikan nila yang dihasilkan sebanyak tiga kali lipat dari jumlah benih yang ditebar. 6.1.3 Pendapatan Atas Biaya Tunai Pada Usahatani Budidaya KJA Pembesaran Ikan Mas dan Nila di Desa Bobojong Pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh dari usaha budidaya pembesaran ikan mas dan nila di Desa Bobojong ini adalah selisih dari penerimaan yaitu nilai produksi ikan mas dan nila dikurangi dengan total biaya tunai baik yang bersifat tetap maupun variabel. Biaya variabel tunai yaitu biaya pakan ikan dan benih ikan mas dan nila serta TKLK. TKLK pada usahatani khususnya budidaya KJA ini termasuk ke dalam biaya tunai karena uang yang dikeluarkan petani untuk membayar TKLK bersifat tunai. Biaya tetap tunai yaitu pajak untuk penggunaan lahan KJA dan iuran untuk ronda. Pajak yang dikeluarkan petani secara langsung dibayar kepada pihak pengelola waduk yang bertugas mengontrol iuran dan pajak. Biaya ronda yang dikeluarkan petani merupakan iuran rutin yang dikeluarkan petani untuk menjaga keamanan lahan KJA milik petani. Biaya-biaya tunai yang dikeluarkan petani dalam penelitian ini dihitung berdasarkan penggunaan dalam satu unit dan dalam waktu satu tahun pada sehingga pendapatan yang diterima petani juga merupakan pendapatan per unit KJA dalam satu tahun. Pendapatan petani atas biaya tunai dapat terlihat pada hasil Tabel 11. Tabel 11 Rata-rata pendapatan atas biaya tunai petani budidaya pembesaran ikan mas dan nila pada KJA di Desa Bobojong atas biaya tunai Uraian Nilai rupahunittahun Penerimaan produksi ikan mas 181 575 600 Penerimaan produksi ikan nila 14 428 857 Total Penerimaan usahatani 196 004 457 Biaya tetap tunai 119 831 Biaya variabel tunai 151 000 221 Total biaya tunai 151 120 052 Pendapatan atas biaya tunai 44 884 406 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Berdasarkan data hasil perhitungan pada Tabel 11, diperoleh pendapatan atas biaya tunai sebesar Rp 44 884 406unittahun artinya usaha ini masih sangat menguntungkan selama satu tahun. Perhitungan rata-rata pendapatan atas biaya tunai diperlukan untuk mengetahui tingkat pendapatan petani budidaya ketika biaya yang dikeluarkan adalah biaya tunai atau biaya yang langsung dikeluarkan untuk pemebelian input produksi sekali pakai. Pendapatan tunai yang dihasilkan petani budidaya KJA di Desa bobojong lebih besar dibandingkan dengan pendapatan total yang diperoleh. Hal ini karena pada pendapatan atas biaya tunai, biaya yang dimasukkan dalam pengeluaran hanya biaya dalam bentuk tunai. Data pendapatan atas biaya tunai dapat dilihat pada Lampiran 7.

6.1.4 Pendapatan Atas Biaya Total Usahatani Budidaya KJA Pembesaran

Ikan Mas dan Nila di Desa Bobojong Pendapatan atas biaya total adalah hasil keuntungan bersih yang diperoleh petani setelah semua biaya dikeluarkan. Pendapatan petani yang dihitung dalam penelitian ini adalah dalam waktu satu tahun untuk per unit KJA. Biaya yang dikeluarkan adalah seluruh biaya-biaya variabel dan tetap baik non tunai diperhitungkan maupun yang bersifat tunai. Pendapatan usaha budidaya pembesaran ikan masdan nila pada KJA di Desa Bobojong diperoleh dari hasil output yaitu ikan mas dan nila dikurangi dengan biaya-biaya input yaitu biaya pakan ikan mas, biaya benih, tenaga kerja luar keluarga dan dalam keluarga, pajak, dan ronda. Pendapatan petani atas biaya total dapat terlihat pada Tabel 12. Tabel 12 Rata-rata pendapatan atas biaya total petani budidaya pembesaran ikan mas dan nila pada KJA di Desa Bobojong Uraian Nilai rupahunittahun Penerimaan produksi ikan mas 181 575 600 Penerimaan produksi ikan nila 14 428 857 Total Penerimaan usahatani 196 004 457 Biaya tetap total 9 450 223 Biaya variabel total 151 749 173 Total biaya 161 199 396 Pendapatan atas biaya total 34 805 061 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Berdasarkan data hasil perhitungan pada Tabel 12, keuntungan atau pendapatan petani budidaya selama satu tahun adalah sebesar Rp 34 805 061unittahun. Data terlampir pada Lampiran 8.

6.2 Analisis Faktor-Faktor Pendapatan Usahatani Budidaya Pembesaran

Ikan Mas dan Nila pada KJA Ganda di Desa Bobojong Pendapatan usahatani budidaya pembesaran ikan mas dan nila pada KJA ganda di Desa Bobojong dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pendapatan secara ekonomi pada satu unit KJA dalam satu tahun.

6.2.1 Hasil Estimasi Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Petani

Budidaya KJA Ganda di Desa Bobojong Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani budidaya pembesaran ikan mas dan nila pada KJA ganda di Desa Bobojong dilakukan dengan menggunakan metode regresi linear berganda. Analisis ini dilakukan unruk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan petani budidaya secara ekonomi pada pembesaran ikan mas dan nila di Desa Bobojong. Selain itu, dari hasil estimasi yang diperoleh dapat terlihat faktor yang paling berpengaruh terhadap pendapatan petani budidaya. Hasil estimasi regresi faktor- faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani budidaya pembesaran ikan mas dan nila KJA ganda per unit dalam satu tahun dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Hasil estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani per unit dalam satu tahun Sumber: Olahan Data Primer 2013 Pendapatan = 1.183E8 + 5 613.494 JPIM + 5 705.300 JPIN - 0. 813 BBM – 795.645 HBN – 17 839.632 HPM + Keterangan: JPIM = Jumlah Produksi Ikan Mas kgunittahun JPIN = Jumlah Produksi Ikan Nila kgunittahun BBM = Biaya Benih Ikan Mas Rpunittahun HBN = Harga Benih Ikan Nila Rpkg HPM = Harga Pakan Ikan Mas Rpkg TK = Tenaga Kerja HOK = error Aplikasi atau software yang digunakan untuk melakukan regresi linear berganda adalah SPSS16 dengan metode regresi linear berganda. Berdasarkan hasil regresi linear berganda pada Tabel 13, variabel bebas yaitu jumlah produksi ikan mas, jumlah produksi ikan nila, biaya benih ikan mas, harga benih ikan nila, harga pakan ikan mas dan tenaga kerja merupakan faktor yang diduga berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu pendapatan. Hipotesis awal yang disusun pada variabel tersebut sesuai dengan teori ekonomi. Hipotesis awal dari masing-masing variabel bebas yaitu jumlah produksi ikan mas dan jumlah Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Sig. Collinearity Statistics B Std. Error VIF Constant 1.183E8 2.533E7 .000 JPIM 5613.494 417.652 .000 2.960 JPIN 5705.300 1900.497 .006 1.477 BBM -.813 .206 .001 3.126 HBN -795.645 383.448 .049 1.413 HPM -17839.632 4367.145 .000 1.551 TK -7590.584 8395.861 .375 1.191 a. Dependent Variable: pendapatan produksi ikan nila berpengaruh positif terhadap pendapatan. Variabel bebas yaitu biaya benih ikan mas, harga benih ikan nila, dan harga pakan ikan mas memiliki hipotesis negatif terhadap pendapatan. Hipotesis yang disusun pada variabel- variabel tersebut juga sesuai dengan teori ekonomi. Hubungan positif antara variabel bebas dan terikat dapat dijelaskan bahwa semakin bertambahnya variabel penjelas maka pendapatan akan bertambah. Berdasarkan hasil regresi yang diperoleh, variabel bebas yang berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan adalah jumlah produksi ikan mas, jumlah produksi ikan nila, biaya benih ikan mas, harga benih ikan nila, dan harga pakan ikan mas. Hal tersebut demikian karena semakin banyak jumlah produksi yang dihasilkan yaitu ikan mas dan ikan nila maka akan meningkatkan penerimaan sehingga pendapatan petani akan meningkat. Bertambahnya biaya benih ikan mas akan meningkatkan pengeluaran petani sehingga pendapatan petani menurun. Harga pakan ikan mas yang meningkat juga akan menurunkan pendapatan petani karena petani harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk membeli pakan ikan mas begitupula pada variabel harga benih ikan nila. Berdasarkan hasil analisis dari regresi yang dilakukan maka interpretasi dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut: a setiap jumlah produksi ikan mas bertambah satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 5 665.042, b setiap jumlah produksi ikan nila bertambah satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 5 825.686, c setiap biaya benih ikan mas meningkat satu satuan maka pendapatan akan turun sebesar 0.836, d setiap harga benih ikan nila meningkat satu satuan maka pendapatan akan menurun sebesar 795.645, e setiap harga pakan ikan mas meningkat satu satuan maka pendapatan akan menurun sebesar 17 839.632.

6.2.1.2 Uji F

Berdasarkan hasil regresi maka untuk melihat kelayakan model secara keseluruhan dapat dilakukan uji F. Hasil regresi pada uji F dapat terlihat pada Tabel 14 di bawah ini. Tabel 14 Hasil estimasi Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 8.704E15 6 1.451E15 54.718 .000 a Residual 6.098E14 23 2.651E13 Total 9.314E15 29 a. Predictors: Constant, tk, jpim, hbn, jpin, hpm, bbm b. Dependent Variable: pendapatan Sumber: Olahan Data Primer 2013 Nilai signifikan dari uji F yang dihasilkan adalah kurang dari taraf nyata 5 yaitu sebesar 0.000. Hal ini dapat menjelaskan bahwa variabel penjelas pada model secara serempak dan bersama-sama dapat menjelaskan variabel terikat yaitu pendapatan.

6.2.1.3 Uji T

Selain itu, hasil regresi menunjukkan bahwa variabel penjelas yang mempunyai pengaruh besar terhadap pendapatan adalah jumlah produksi ikan mas, jumlah produksi ikan nila, biaya benih ikan mas, harga benih ikan nila, dan harga pakan ikan mas yaitu nyata pada taraf 5. Berdasarkan hasil regresi tersebut dapat terlihat bahwa harga pakan ikan memiliki pengaruh yang paling besar terhadap pendapatan dibandingkan dengan variabel lain yang berpengaruh nyata. Hal ini berarti harga pakan ikan sangat mempengaruhi pendapatan petani budidaya pembesaran ikan mas dan nila pada KJA ganda di Desa Bobojong. Hasil regresi yang diperoleh telah sesuai dengan latar belakang bahwa tujuan dari adanya sistem KJA ganda adalah untuk mengurangi penggunaan pakan sehingga dapat menghemat biaya pakan yang dikeluarkan petani.

6.2.1.4 Uji Ekonometrika 1.

Uji normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas dengan mengggunakan aplikasi SPSS16 dapat dijelaskan bahwa data yang digunakan dalam model menyebar normal atau mampu menjelaskan keadaan sebenarnya di lapangan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yaitu dengan melihat nilai Asymp. Sig. 2-tailed yang dihasilkan. Hipotesisnya adalah jika nilai Asymp. Sig. 2- tailed dari taraf nyata α yaitu 5 maka data menyebar normal secara statistik begitupula sebaliknya. Hasil dari uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov yang menjelaskan data sebaran normal statistik dapat terlihat pada Tabel 15 di bawah ini. Tabel 15 Data sebaran normal statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 30 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 4.58541939E6 Most Extreme Differences Absolute .127 Positive .076 Negative -.127 Kolmogorov-Smirnov Z .698 Asymp. Sig. 2-tailed .715 a. Test distribution is Normal. Sumber: Olahan Data Primer 2013 Berdasarkan data pada Tabel 15 dapat dijelaskan bahwa data penelitian yang digunakan dalam model secara statistik menyebar normal. Data yang digunakan penelitian adalah sebanyak 30 responden kepala rumahtangga petani budidaya pembesaran ikan mas dan nila pada KJA ganda di Desa Bobojong Waduk Cirata. Data yang menyebar normal secara statistik dapat terlihat dari nilai Asymp. Sig. 2-tailed pada uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov yaitu 0.715. Nilai ini menunjukkan bahwa data menyebar secara normal karena bernilai lebih besar dari taraf nyata α yaitu 5 atau 0.05. Syarat data menyebar normal secara statistik melalui uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov adalah memiliki nilai lebih besar dari taraf nyata α yang digunakan.

2. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah salah satu uji asumsi klasik pada ekonometrika. Uji multikolinearitas ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari model regresi yang digunakan. Hal ini perlu dilakukan karena untuk memenuhi syarat asumsi klasik yang menjelaskan bahwa model layak digunakan jika tidak terjadi multikolinearitas pada model. Multikolinearitas adalah terjadinya korelasi yang erat antara variabel bebas independent. Uji multikolinearitas ini dilakukan dengan aplikasi software SPSS 16 dengan meregresikan model fungsi pendapatan dan melihat kriteria multikolinearitas dari nilai VIF yang dihasilkan. Nilai VIF dapat dijelaskan pada Tabel 13. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui nilai VIF dari masing-masing variabel bebas kurang dari 10. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas yang serius pada model sehingga model memenuhi syarat asumsi klasik uji multikolinearitas dan model layak untuk digunakan.

3. Uji autokorelasi

Cara mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi pada model adalah dengan melihat nilai Durbin-Watson yang dihasilkan pada uji autokorelasi. Nilai Durbin Watson pada penelitian ini dapat dilihat dari Tabel 16 yang merupakan hasil dari uji autokorelasi. Tabel 16 Nilai Durbin Watson pada uji autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .967 a .935 .917 5148896.285 2.061 a. Predictors: Constant, tk, jpim, hbn, jpin, hpm, bbm b. Dependent Variable: pndptan Sumber: Olahan Data Primer 2013 Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson yang diperoleh yaitu sebesar 2.061. Hal ini sesuai dengan teori ekonomi klasik yaitu dengan kriteria pada Tabel 6 pada bab metode penelitian. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada model tidak terdapat autokorelasi dan asumsi klasik terpenuhi.

4. Uji heteroskedastisitas

Hasil dari uji glejser dalam mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada model dengan menggunakan aplikasi SPSS16 dapat dilihat pada Tabel 17 dengan melihat nilai signifikan yang dihasilkan.

Dokumen yang terkait

Analisis Usahatani Ikan Keramba Berdasarkan Skala Usaha (Studi Kasus: Desa Sibagandmg, Kecamatan Insang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun)

0 29 99

Studi Korelasi Kegiatan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung dengan Pengayaan Nutrien (Nitrat dan Fosfat) dan Klorofil-a di Perairan Danau Toba

6 46 116

Strategi Pemasaran Ikan Nila Hasil Budidaya Keramba Jaring Apung (Floating Net) (Studi Kasus : Desa Tongging Dan Desa Sibolangit Kecamatan Merek, Kabupaten Karo)

28 234 101

Sistem Usaha Tani Mina Padi Ikan Mas Studi Kasus Di Desa Totap Majawa Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun

0 43 109

Analisis efisiensi usaha budidaya ikan mas (syprinus carpio) dalam keramba jaring apung di Waduk Cirata, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

0 14 96

Prospek usaha budidaya ikan nila gift sistem color pada keramba jaring apung di waduk Cirata Kecamatan Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat

0 6 138

Analisis Usahatani dan Faktor-Faktor Produksi yang Mempengaruhi Usaha Pembesaran Ikan Mas (Kasus :Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur)

0 43 232

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DALAM PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI IKAN MAS : Studi Pada Budidaya Ikan Mas Kolam Jaring Apung di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur.

3 14 35

ANALISIS PRODUKTIVITAS PERIKANAN BUDIDAYA KARAMBA JARING APUNG DI WADUK CIRATA (STUDI KASUS DI KECAMATAN MANDE KABUPATEN CIANJUR).

0 0 1

ANALISIS PENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI KERAMBA JARING APUNG DENGAN DIVERSIFIKASI SPESIES IKAN BUDIDAYA DI WADUK CIRATA

0 0 9