produksi ikannya ke pedagang pengumpul yang menjadi tempat langganannya atau sering disebut sebagai bandar.
5.4.1 Musim Tanam Ikan Mas
Berdasarkan hasil olahan data pada Gambar 13 dapat terlihat bahwa lama pemeliharaan atau musim tanam ikan mas didominasi oleh petani dengan waktu
tiga bulan yaitu sebesar 67 dan sisanya adalah 33 petani yang memelihara ikan mas selama empat bulan.
Sumber: Olahan Data Primer 2013
Gambar 13 Musim tanam ikan mas Berdasarkan hasil persentase tersebut maka rata-rata periode panen ikan mas
adalah sebanyak empat kali periode dalam satu tahun.
5.4.2 Musim Tanam Ikan Nila
Rata-rata lama pemeliharaan pembesaran ikan nila pada budidaya KJA ganda adalah selama enam bulan dapat terlihat pada Gambar 14 yaitu sebanyak
80.
Sumber: Olahan Data Primer 2013
Gambar 14 Musim tanam ikan nila
Selama enam bulan tersebut petani dapat memanen ikan nila sebanyak satu kali sehingga dalam satu tahun ikan nila dipanen sebanyak dua kali periode.
5.4.3 Jumlah Unit KJA
Luasan lahan KJA untuk setiap unit yang digunakan petani budidaya KJA adalah sama sehingga responden dapat dikatakan bersifat homogen. Ukuran luas
lahan KJA setiap unit adalah 15 x 15 m
2
.
Sumber: Olahan Data Primer 2013
Gambar 15 Jumlah unit KJA Jumlah unit KJA yang dimiliki petani budidaya di Desa Bobojong berkisar
dari satu sampai 14 unit KJA yang masih aktif digunakan. Berdasarkan Gambar 15 jumlah unit paling banyak dimiliki petani adalah tiga sampai empat unit KJA
yaitu sebesar 37 dari seluruh jumlah unit KJA yang ada. Banyaknya jumlah unit KJA yang dimiliki petani tergantung pada kemampuan mereka masing-
masing. Petani yang memiliki jumlah KJA banyak berarti usaha yang dilakukan lebih besar dibandingkan dengan petani lain dengan jumlah unit KJA yang lebih
sedikit. Jumlah unit KJA akan berpengaruh pada besarnya penerimaan dan pendapatan yang diperoleh petani budidaya tersebut. Petani yang mempunyai
jumlah unit KJA yang lebih banyak belum tentu mempunyai keuntungan dan penerimaan yang lebih besar karena banyaknya jumlah unit KJA yang dimiliki
maka banyak pula waktu yang diperlukan untuk pemeliharaan sehingga hal tersebut menjadi diperhitungkan petani.
5.4.4 Kedalaman Jaring Apung
Semakin dalam jaring pada kolam KJA semakin banyak hasil produksi ikan yang diperoleh. Hal ini dapat dijelaskan karena jaring yang dalam menandakan
perairan yang dalam sehingga semakin dalam perairan maka semakin bagus kualitas dan kuantitas ikan yang dihasilkan.
Sumber: Olahan Data Primer 2013
Gambar 16 Kedalaman jaring apung Berdasarkan Gambar 16 kedalaman jaring kolam KJA di Desa Bobojong berkisar
dari enam meter sampai sebelas meter. Sebagian besar petani membudidayakan ikannya berada pada jaring dengan kedalaman tujuh meter yaitu sebanyak 64.
Hal ini menunjukkan bahwa petani merasa cukup untung dengan menggunakan jaring yang dalamnya tujuh meter baik pada kualitas maupun kuantitas hasil ikan
mas dan nila yang diperoleh.
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Identifikasi Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani Budidaya
Pembesaran Ikan Mas dan Nila KJA Ganda di Desa Bobojong
Usahatani budidaya pembesaran ikan mas dan nila pada KJA ganda di Desa Bobojong memiliki struktur biaya yaitu biaya tetap dan variabel baik yang bersifat
tunai maupun non tunai. Pendapatan yang diperoleh petani budidaya tersebut merupakan pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total.
6.1.1 Struktur Biaya Usahatani Budidaya Pembesaran Ikan Mas dan Nila
KJA Ganda di Desa Bobojong
Struktur biaya yang digunakan pada usahatani budidaya pembesaran ikan mas dan nila pada KJA ganda di Desa Bobojong terdiri dari biaya tetap dan
variabel. Biaya-biaya tersebut dibagi lagi menjadi biaya tunai dan non tunai. Biaya tetap yang bersifat tunai pada usaha budidaya ini adalah pajak atas
kepemilikan lahan atau luasan unit KJA. Pajak ini dipungut oleh petugas dari BPWC dengan cara medatangi petani budidaya KJA. Pajak ini dibayar oleh petani
budidaya setiap tahun. Pajak yang dibayarkan petani setiap tahun tersebut menunjukkan bahwa lahan atau unit KJA yang dimilki petani adalah milik sendiri
dan bersifat legal. Selain itu, biaya tetap yang dikeluarkan petani secara tunai setiap bulan untuk satu unit KJA adalah biaya keamanan berupa ronda. Ronda ini
dilakukan dengan tujuan agar ikan yang dipelihara pada unit KJA tidak dicuri atau terbebas dari tindak kriminal orang lain.
Biaya tetap yang bersifat non tunai atau diperhitungkan pada usahatani budidaya KJA ini adalah biaya penyusutan pada kontruksi KJA atau alat-alat yang
digunakan pada usaha tersebut. Biaya penyusutan yang dihitung berdasarkan banyaknya jumlah masing-masing barang atau kontruksi KJA terhadap umur
ekonomis dan teknisnya. Biaya penyusutan dikeluarkan bila alat-alat KJA atau kontruksi KJA sudah tidak dapat digunakan kembali dan harus diganti yang baru.
Biaya penyusutan ini bersifat diperhitungkan karena besarnya biaya yang dikeluarkan tersebut tidak dikeluarkan secara tunai.
Berdasarkan hasil penghitungan yang diperoleh, struktur biaya tetap pada usaha budidaya pembesaran ikan mas dan nila KJA ganda di Desa Bobojong
dapat dijelaskan pada Tabel 8. Tabel 8. Struktur rata-rata biaya tetap pada usaha budidaya KJA pembesaran ikan
mas dan nila di Desa Bobojong per unit dalam satu tahun
Sumber: Olahan Data Primer 2013
Berdasarkan hasil olahan data pada Tabel 8 dapat dijelaskan bahwa pajak yang dibebankan kepada petani budidaya atas kepemilikan unit KJA bernilai
sebesar Rp 194 000tahun untuk seluruh kepemilikan KJA sehingga pajak yang dikenakan kepada petani tersebut sebesar Rp 48 056 tahun untuk satu unit KJA
Biaya Tetap Komponen
Biaya Tunai Jumlah
barang satuan
Harga Rpsatuan
Periode dalam
satu tahun
Nilai Rpunittahun
Persentase Pajak
48 056 unittahun 1 kali
48 056 0.51
Keamanan ronda
5981 unitbulan 1 kali
71 774.46 0.76
Total biaya tetap tunai 119 831
Komponen Biaya non
Tunai Jumlah
barang satuan
Harga Rpsatuan
Umur teknis
tahun Nilai
Rpunittahun Penyusutan kontruksi KJA
Bahan Jaring 31.2 kg
65 000 2
1 014 000 Drum Plastik
11 buah 160 000
1 1 778 666.67
Drum Besi 23 buah
105 000 1
2 409 750 Bambu Kecil
30 batang
8 000 1
209 422.22 Bambu Besar
6 batang 40 000
2 149 333.33
Kayu Kaso 22
batang 2 500
2 28 041.67
Busa 10 buah
60 000 1
592 000 Besi
32 batang
9 000 2
144 150 Tambang Jaring
4.63 kg 30 000
1 139 000
Tambang jangkar
51.53 kg 33000
1 1 700 600
Rumah Jaga 1 unit
9 166667 8
1 165 428.09 Total biaya penyusutan
9 330 392 98.73
Total biaya tetap 9 450 222.75