Berdasarkan survei di lokasi penelitian, semua petani responden yang melakukan usaha budidaya telah berkeluarga. Hal ini dapat terlihat dari hasil diagram
lingkaran yang menggambarkan umur responden atau petani yang melakukan usaha budidaya di Desa Bobojong. Berdasarakan hasil pada Gambar 7 diperolah
bahwa sebagian besar umur petani budidaya berkisar dari 48 sampai 53 tahun yaitu sebanyak 27.
5.3.2 Pendidikan Formal Responden
Petani budidaya KJA rata-rata memiliki latar belakang pendidikan SD sampai SMP namun adapula petani budidaya yang berpendidikan SMA dan setara
diploma.
Sumber: Olahan Data Primer 2013
Gambar 8 Pendidikan formal terakhir responden Pendidikan mempengaruhi pendapatan petani budidaya. Pendidikan yang
rendah menyebabkan banyaknya ketidaktahuan petani tentang pengelolaan budidaya pembesaran ikan dalam KJA. Hal ini akan mempengaruhi proses
produksi dan berakhir pada pendapatan petani. Berdasarkan hasil pada Gambar 8, sebagian besar pendidikan terakhir petani budidaya KJA di Desa Bobojong adalah
sekolah dasar yaitu selama enam sampai delapan tahun dengan jumlah persentase sebanyak 54. Hal ini menggambarkan latar belakang pendidikan petani
budidaya masih rendah. Oleh karena itu, sistem pengelolaan budidaya KJA yang dilakukan tergolong sederhana.
5.3.3 Alasan melakukan usaha Budidaya
Sebagian besar petani budidaya di Waduk Cirata Desa Bobojong memiliki mata pencaharian utama sebagai petani budidaya. Hal ini mereka lakukan karena
hasil yang diperoleh dari budidaya cukup menguntungkan. Selain itu, alasan mereka menjadikan usaha ini sebagai usaha utama karena untuk memenuhi
kebutuhan keluarga dan efisiensi pakan. Usahatani budidaya pembesaran ikan di KJA ini cukup banyak diminati oleh masyarakat yang mengetahui potensi di
daerah ini. Desa Bobojong menjadi salah satu daerah yang memiliki jumlah RTP yang cukup banyak. Hal ini dapat terlihat pada Gambar 9 berikut.
Sumber: Olahan Data Primer 2013
Gambar 9 Alasan petani melakukan usaha budidaya Berdasarkan hasil pada Gambar 9 terdapat 50 untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, 37 untuk efisiensi pakan, 13 karena menguntungkan dan yang lain- lain. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa sebagian besar alasan petani
melakukan usaha budidaya pembesaran ikan mas dan nila pada KJA ganda adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup.
5.3.4 Status usaha dan Kepemilikan Lahan KJA
Sebanyak 100 lahan KJA yang dimiliki oleh petani budidaya di Desa Bobojong adalah lahan milik sendiri. Mereka membangun KJA dengan perizinan
usaha dari BPWC dan BPBPPU Waduk Cirata. Setiap tahunnya petani membayar pajak atas lahan KJA. Usaha budidaya KJA yang dilakukan para petani ikan di
Desa Bobojong ini adalah sebanyak 100 sebagai penghasilan utama.
5.3.5 Pengalaman Usahatani atau Lama Usaha
Pengalaman bertani merupakan salah satu penyebab petani masih terus melakukan usaha budidaya. Petani melakukan usaha budidaya biasanya dengan
berdasarkan pengalaman yang dilalui dari tahun-tahun sebelumnya. Selama melakukan usahatani mereka mengamati proses produksi dengan melihat kondisi
dan keadaan di lapangan. Kerugian yang petani alami selama bertani dapat menjadi pengalaman yang berharga karena mereka akan berusaha untuk merubah
strategi agar tidak mengalami kerugian seperti sebelumya. Oleh karena itu, dalam usaha budidaya pembesaran ikan mas dan nila pada KJA ganda sangat dibutuhkan
pengalaman bertani. Semakin lama pengalaman bertani petani budidaya maka tingkat kerugian yang dialami akan menurun atau peluang petani untuk
memperoleh pendapatan maksimal lebih banyak. Hal ini dapat terlihat ada Gambar 10 berikut.
Sumber: Olahan Data Primer 2013
Gambar 10 Pengalaman bertani responden Berdasarkan hasil Gambar 10 dapat terlihat bahwa petani budidaya di Desa
Bobojong rata-rata memiliki pengalaman bertani selama 11 sampai 15 tahun yaitu sebesar 30.
5.3.6 Sumber Modal Usahatani
Sumber modal usahatani yang dikeluarkan petani budidaya di Desa Bobojong adalah dari diri sendiri, pinjaman dari pedagang pengumpul, dan
pinjaman dari bank komersial.
Sumber: Olahan Data Primer 2013
Gambar 11 Sumber modal usahatani