Cara Pemanenan Pedoman Teknis Budidaya Ikan pada Keramba Jaring Apung

berubah ketika kuantitas output berubah. Biaya ini akan tetap ada walaupun perusahaan tidak melakukan produksi. Salah satu contoh biaya tetap adalah penyusutan mesin-mesin atau alat produksi yang dipakai. Biaya variabel variable cost adalah biaya yang jumlahnya berubah ketika jumlah barang yang diproduksi berubah. Salah satu contohnya adalah biaya pembelian bahan mentah atau bahan dasar yang digunakan untuk produksi. Biaya total total cost adalah seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli berbagai input untuk keperluan produksi. Biaya total dihitung dari jumlah biaya tetap dan biaya variabel. Biaya marjinal marginal cost adalah biaya tambahan yang dikeluarkan karena adanya perubahan jumlah barang yang diproduksi. Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan petani secara tunai, contohnya biaya untuk pembelian input, upah tenaga kerja dari luar keluarga, dan lain-lain. Biaya non tunai adalah biaya yang diperhitungkan untuk menghitung pengeluaran petani jika modal, sewa lahan, tenaga kerja dalam keluarga, biaya benih milik sendiri diperhitungkan. Fungsi biaya menggambarkan hubungan antara besarnya biaya dengan tingkat produksi yang digambarkan dengan garis Total Cost TC Suratiyah 2008. Biaya usahatani secara langsung dapat dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja dalam keluarga. Biaya yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja luar keluarga akan lebih sedikit jika menggunakan tenaga kerja dalam keluarga. Selain biaya untuk tenaga kerja, modal dalam usahatani juga mempengaruhi kelancaran usahatani. Usahatani yang bersifat padat modal akan memerlukan biaya yang lebih banyak dalam proses produksinya Soekartawi 2002. 3.1.3 Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Penerimaan usahatani adalah hasil dari perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Rumus untuk penerimaan adalah penerimaan = jumlah produksi y x harga per satuan p y Soekartawi 2002. Penerimaan dalam usahatani ada yang bersifat tunai dan non tunai. Penerimaan tunai usahatani merupakan nilai berupa uang yang diterima oleh petani sebagai hasil penjualan dari produksi yang diperoleh. Penerimaan tunai usahatani tidak mencakup pinjaman uang untuk keperluan usahatani. Nilai produk usahatani yang dikonsumsi tidak dihitung sebagai penerimaan tunai usahatani. Penerimaan non tunai adalah penerimaan yang diperoleh petani sebagai hasil produksi usahataninya yang tidak dijual atau untuk konsumsi kebutuhan sehari-hari. Pendapatan adalah selisih dari penerimaan dan pengeluaran. Pendapatan bersih usahatani digunakan untuk mengukur imbangan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan, dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani Soekartawi 2011.

3.1.4 Faktor-Faktor dan Unsur Usahatani

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dan pendapatan sangat kompleks, namun demikian faktor tersebut dapat dibagi ke dalam dua golongan antara lain; faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari: umur petani, pendidikan, pengalaman, jumlah tenaga kerja keluarga, dan modal. Faktor eksternal terdiri dari: input yaitu ketersediaan dan harga, output yaitu permintaan dan harga. Tenaga kerja dalam usahatani dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Jumlah pekerja produktif merupakan satuan kerja yang diperlukan untuk mengukur efisiensi. Usia 15 sampai 64 tahun adalah usia produktif yang dapat digunakan sebagai tenaga kerja. Satuan untuk tenaga kerja perlu disetarakan menjadi Hari Orang Kerja HOK dalam usahatani Suratiyah 2008. Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pendapatan adalah harga. Terjadinya kelangkaan akan meningkatkan harga input produksi dipasaran. Hal ini menyebabkan harga ditingkat petani juga meningkat sehingga pendapatan petani akan menurun. Selain itu, usahatani juga dipengaruhi oleh faktor alam. Faktor alam atau iklim sangat menentukan keberhasilan suatu usahatani dalam melakukan usaha budidaya. Iklim atau cuaca yang stabil akan meningkatkan produktivitas komoditas yang diusahakan. Unsur-unsur dalam usahatani terdapat banyak jenis diantaranya: penerimaan, biaya produksi dan pendapatan petani Suratiyah 2008.

3.1.5 Konsep Efisiensi Produksi

Usaha budidaya polikultur dengan menebar beberapa jenis ikan pada kolam yang sama dapat meningkatkan daya dukung kolam karena kolam menjadi lebih produktif. Kolam air tawar biasanya memproduksi berbagai jenis organisme untuk

Dokumen yang terkait

Analisis Usahatani Ikan Keramba Berdasarkan Skala Usaha (Studi Kasus: Desa Sibagandmg, Kecamatan Insang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun)

0 29 99

Studi Korelasi Kegiatan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung dengan Pengayaan Nutrien (Nitrat dan Fosfat) dan Klorofil-a di Perairan Danau Toba

6 46 116

Strategi Pemasaran Ikan Nila Hasil Budidaya Keramba Jaring Apung (Floating Net) (Studi Kasus : Desa Tongging Dan Desa Sibolangit Kecamatan Merek, Kabupaten Karo)

28 234 101

Sistem Usaha Tani Mina Padi Ikan Mas Studi Kasus Di Desa Totap Majawa Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun

0 43 109

Analisis efisiensi usaha budidaya ikan mas (syprinus carpio) dalam keramba jaring apung di Waduk Cirata, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

0 14 96

Prospek usaha budidaya ikan nila gift sistem color pada keramba jaring apung di waduk Cirata Kecamatan Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat

0 6 138

Analisis Usahatani dan Faktor-Faktor Produksi yang Mempengaruhi Usaha Pembesaran Ikan Mas (Kasus :Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur)

0 43 232

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DALAM PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI IKAN MAS : Studi Pada Budidaya Ikan Mas Kolam Jaring Apung di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur.

3 14 35

ANALISIS PRODUKTIVITAS PERIKANAN BUDIDAYA KARAMBA JARING APUNG DI WADUK CIRATA (STUDI KASUS DI KECAMATAN MANDE KABUPATEN CIANJUR).

0 0 1

ANALISIS PENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI KERAMBA JARING APUNG DENGAN DIVERSIFIKASI SPESIES IKAN BUDIDAYA DI WADUK CIRATA

0 0 9