Nilai Ekonomi Hutan Mangrove

3 KERANGKA PEMIKIRAN Pemanfaatan hutan mangrove yang ada sekarang ini dirasakan belum optimal dan lestari Abdullah 1994. Usaha pemanfaatan hutan mangrove seharusnya menghitung manfaat dan biaya dari kegiatan usaha, termasuk didalamnya menghitung nilai ekonomi dari sumberdaya hutan mangrove. Pendekatan tersebut akan menggambarkan suatu pilihan alternatif yang rasional dalam pemanfaatan sumberdaya mangrove yang sesuai dengan ketentuan Perum Perhutani. Permasalahan yang terjadi dari keberadaan hutan mangrove di kawasan Delta Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur yaitu: 1 Luasan hutan mangrove yang semakin berkurang setiap tahunnya; 2 Kerusakan hutan mangrove yang disebabkan oleh aktifitas masyarakat yang bertempat tinggal di sekitarnya yang mengeksploitasi hutan mangrove secara berlebihan dan akhirnya terjadi degradasi lingkungan dan 3 Terjadi konversi lahan hutan mangrove menjadi tambak dan pemukiman. Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada hutan mangrove tersebut mengakibatkan perlu adanya tindakan pelestarian hutan mangrove sehingga dapat dipertahankan karena nilai ekonomi hutan mangrove bernilai tinggi, untuk itu perlu dilakukannya perhitungan dan penelitian tentang valuasi ekonomi hutan mangrove yang berada di kawasan Delta Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara. Penghitungan valuasi ekonomi hutan mangrove didekati dengan melakukan identifikasi dan kuantifikasi manfaat hutan mangrove. Menurut Pearce dan Moran 1994, nilai ekonomi hutan mangrove secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu nilai guna use value dan nilai bukan guna non use value. Nilai guna terdiri dari nilai guna langsung direct use value, nilai guna tidak langsung indirect use value dan nilai pilihan option value. Nilai bukan guna dalam penelitian ini yang dihitung adalah nilai keberadaan existence value dan nilai warisan bequest value. Nilai guna langsung yang dihitung dalam penelitian ini terdiri dari manfaat hasil kayu, buah, atap nipah, ikan, udang dan kepiting. Nilai guna tidak langsung terdiri dari penahanan abrasi, feeding, spawning, dan nursery ground. Nilai pilihan terdiri dari nilai sewa rumah,nilai sewa tambak dan nilai rekreasi. Nilai keberadaan terdiri dari keberadaan nilai hutan mangrove. Nilai warisan terdiri dari nilai endemik habitat bekantan. Berdasarkan nilai dari manfaat-manfaat tersebut diperoleh nilai total ekonomi hutan mangrove. Hasil perhitungan valuasi total ekonomi hutan mangrove untuk kawasan Delta Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara saat ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan landasan pikir untuk menghasilkan suatu rekomendasi yang berhubungan dengan nilai ekonomi hutan mangrove pada kawasan tersebut. Dengan melihat adanya permasalahan-permasalahan yang terjadi pada hutan mangrove di kawasan tersebut maka diharapkan pemerintah daerah setempat untuk lebih memperhatikan kondisi hutan mangrove yang akhir-akhir ini luasannya semakin berkurang akibat terjadinya kerusakan dan degradasi lingkungan serta konversi lahan hutan mangrove menjadi tambak dan pemukiman. Nilai ekonomi total hutan mangrove dengan analisis ekonomi akan dijadikan sebagai input dalam pemilihan alternatif pola pemanfaatan hutan 16 mangrove selanjutnya. Kerangka pendekatan penelitian secara rinci disajikan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Skema Diagramatik Kerangka Penelitian Permasalahan Hutan Mangrove:  Luasannya semakin berkurang  Kerusakan akibatnya terhadap degradasi hutan  Konversi lahan hutan mangrove menjadi tambak dan pemukiman Pelestarian hutan mangrove harus dipertahankan karena nilai ekonomi hutan mangrove yang tinggi Valuasi Ekonomi Nilai Guna Use Value Nilai Non-Guna Non-Use Value Nilai GunaLangsung Direct Use Value Nilai Guna Tak Langsung Indirect Use Value Nilai Pilihan Option Value Nilai Keberadaan Existence Value Nilai Warisan Bequest Value  Kayu  Buah  Atap nipah  Ikan  Udang  kepiting  Penahan Abrasi  Feading ground  Spawning ground  Nursery ground  Sewa tambak  Sewa rumah  Rekreasi  Nilai keberadaan hutan mangrove  Habitat bekantan Nilai Ekonomi Total Total Economic Value Rekomendasi Hasil Penelitian Diadopsi: Pearce dan Moran 1994 4 METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan mulai dari Maret sampai dengan Mei 2012, dengan wilayah pengambilan sampel pada area di sekitar Kawasan Delta Mahakam Kabupaten Kutai Kalimantan Timur meliputi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Anggana, Kecamatan Muara Jawa, dan Kecamatan Muara Badak. Pemilihan tiga kecamatan tersebut didasarkan atas pertimbangan- pertimbangan bahwa berada di dekat dengan hutan mangrove dan berada dalam kondisi rusak. Adapun peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 dibawah ini. Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian