Nilai Pilihan Option Value

45 Variabel pekerjaan mahasiswa berpengaruh nyata pada taraf 9 terhadap nilai rekreasi disebabkan k arena nilai ρ-value yang kurang dari taraf α 0.000.05. Nilai koefisien variabel pekerjaan swasta naik sebesar satu satuan maka WTP akan menurun sebesar 121.77 satuan. Nilai koefisien pekerjaan mahasiswa bertanda negatif, artinya bahwa masyarakat yang pekerjaannya mahasiswa maka terhadap jumlah kunjungan rekreasi semakin sedikit, hal ini disebabkan mereka hanya beberapa kali saja mengunjungi kawasan Delta Mahakam Variabel jumlah tanggungan berpengaruh nyata pada taraf 85 terhadap niali WTP rekreasi disebabkan karena nilai ρ-value yang kurang dari taraf α 0.000.15. Nilai koefisien variabel jumlah tanggungan naik sebesar satu satuan maka jumlah kunjungan akan menurun sebesar 4.4447 satuan. Nilai koefisien jumlah tanggungan bertanda negatif, artinya bahwa semakin banyak jumlah tanggungan maka semakin sedikit jumlah kunjungannya. Variabel independen lainnya yang berpengaruh tidak nyata terhadap nilai WTP adalah variabel tingkat pendidikan, pekerjaan nelayan, pekerjaan petambak, pendapatan, jarak, persepsi kondisi fisik, persepsi keindahan dan persepsi keamanan. Variabel tingkat pendidikan berpengaruh tidak nyata terhadap nilai WTP rekreasi disebabkan karena nilai ρ-value yang lebih dari taraf α 0.3750.20, artinya bahwa pengaruh dari variabel tingkat pendidikan terhadap kecenderungan responden dalam junlah kunjungan rekreasi tidak terlalu signifikan. Variabel pekerjaan petambak berpengaruh tidak nyata terhadap nilai WTP rekreasi disebabkan karena nilai ρ-value yang lebih dari taraf α 0.8900.20, artinya bahwa pengaruh dari variabel pekerjaan petambak terhadap kecenderungan responden dalam jumlah kunjungan rekreasi tidak terlalu signifikan. Variabel pekerjaan nelayan berpengaruh tidak nyata terhadap nilai WTP rekreasi disebabkan karena nilai ρ-value yang lebih dari taraf α 0.9200.20, artinya bahwa pengaruh dari variabel pekerjaan nelayan terhadap kecenderungan responden dalam junlah kunjungan rekreasi tidak terlalu signifikan. Variabel pendapatan berpengaruh tidak nyata terhadap nilai WTP rekreasi disebabkan karena nilai ρ-value yang lebih dari taraf α 0.9250.20, artinya bahwa pengaruh dari variabel pendapatan terhadap kecenderungan responden dalam junlah kunjungan rekreasi tidak terlalu signifikan. Variabel jarak berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah kunjungan rekreasi disebabkan karena nilai ρ-value yang lebih dari taraf α 0.6620.20, artinya bahwa pengaruh dari variabel jarak terhadap kecenderungan responden dalam junlah kunjungan rekreasi tidak terlalu signifikan. Variabel persepsi keindahan berpengaruh tidak nyata terhadap nilai WTP rekreasi disebabkan karena nilai ρ- valu e yang lebih dari taraf α 0.6120.20, artinya bahwa pengaruh dari variabel persepsi keindahan terhadap kecenderingan responden dalam jumlah kunjungan rekreasi tidak terlalu signifikan. dan Variabel persepsi keamanan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah kunjungan rekreasi disebabkan karena nilai P-Value yang lebih dari taraf α 0.5860.20, artinya bahwa pengaruh dari variabel persepsi keamanan terhadap kecenderungan responden dalam jumlah kunjungan rekreasi tidak terlalu signifikan. Penilaian pengunjung terhadap kondisi objek wisata alam sangat penting dalam analisis demand, untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi 46 tingkat kunjungan ke kawasan wisata. Penelitian ini mengukur penilaian pengunjung terhadap kondisi objek wisata alam hutan mangrove melalui beberapa indikator antara lain persepsi terhadap kondisi fisik, persepsi terhadap pemandangan alam dan persepsi terhadap keamanan. Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.8. Tabel 5.8 Penilaian pengunjung terhadap kondisi hutan mangrove kawasan Delta Mahakam Penilaian Responden Kriteria Jumlah Kondisi Fisik Keindahan Pemandangan Alam Keamanan Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Sangat Aman Aman Cukup Aman Tidak Aman 23 23 7 33 20 22 31 43.40 43.40 13.20 62.26 37.74 41.51 58.49 Sumber: Data primer diolah 2012 Kondisi fisik dari hutan mangrove di Kawasan Delta Mahakam yaitu beberapa area di kawasan ini sudah beralih fungsi menjadi pemukiman dan pertambakan dan area lainnya masih berupa hutan mangrove. Tabel 5.8 menunjukkan bahwa penilaian pengunjung terhadap kondisi fisik Hutan Mangrove Kawasan Delta Mahakam, 43.40 23 orang menyatakan kondisi fisik kawasan ini dalam kondisi baik, 43.40 23 orang menyatakan dalam kondisi cukup baik dan 13.20 7 orang responden dalam kondisi tidak baik. Penilaian responden terhadap keindahan adalah sebanyak 62.26 33 orang menyatakan pemandangan alam kawasan ini baik dan 37.74 20 orang menyatakan cukup baik. Penilaian hasil keindahan terhadap hutan mangrove Di Kawasan Delta Mahakam mengindikasikan bahwa pemandangan alamnya masih bisa dinikmati oleh para orang yang datang di kawasan hutan mangrove Delta Mahakam. Penilaian responden terhadap keamanan yang menyatakan kawasan ini aman yaitu sebanyak 41.51 22 orang dan 58.49 31 orang menyatakan cukup aman. Hal ini mengindikasikan bahwa kawasan ini memiliki kondisi keamanan yang kondusif dari perampok, serta mendukung untuk pengembangan kawasan rekreasi. Surplus Konsumen Menurut Fauzi 2004 setelah mendapatkan fungsi permintaan untuk kunjungan ke tempat rekreasi dengan menggunakan teknik ekonometrik seperti regresi berganda, maka selanjutnya dapat diketahui surplus konsumen yang merupakan proxy dari nilai WTP terhadap lokasi rekreasi. Surplus konsumen diperoleh dari selisih lebih antara tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dalam hal ini pengunjung dengan biaya atau harga yang harus dibayarkan atau dikeluarkan untuk memperoleh kepuasan tersebut. Tingkat kepuasan wisatawan 47 yang berkunjung ke hutan mangrove kawasan Delta Mahakam dapat digambarkan sebagai frekuensi atau jumlah kunjungan wisatawwan yang berkunjung ke lokasi tersebut. Dengan demikian, berdasarkan asumsi tersebut, semakin tinggi tingkat kunjungan wisatawan maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan wisatawan. Untuk melakukan kunjungan wisata tersebut dibutuhkan biaya dalam jumlah tertentu, dimana keseluruhan biaya yang dikeluarkan tersebut merupakan biaya perjalanan per sekali kunjung ke hutan mangrove kawasan Delta Mahakam. Dalam menghitung surplus konsumen hanya melibatkan biaya perjalanan. Secara sistematis, surplus konsumen dari masyarakat yang berkunjung ke hutan mangrove kawasan Delta Mahakam dapat diukur dengan menggunakan fungsi permintaan di bawah ini: LnQ= 167.65 - 0.00003334 Lnc atau Q = 9.669 �. 0.00003334 atau c= 9.669 0.00003334 Selanjutnya untuk menghitung luasan surplus konsumen adalah menghitung luasan di bawah kurva permintaan sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut: WTP ≈ CS = 9.669 �. 0.00003334 Berdasarkan data biaya perjalanan diketahui bahwa jumlah biaya terendah yang dikeluarkan wisatawan untuk mengunjungi hutan mangrove di kawasan Delta Mahakam adalah Rp. 48 000 dan biaya tertinggi adalah Rp. 1 600 000. Dengan demikian nilai c = 48 000 dan c 1 = 1 600 000, yang selanjutnya disubstitusikan sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut: WTP ≈ CS = 9.669 �. 0.00003334 � �� Perhitungan dengan menggunkan software Maple 11 terhadap persamaan diatas, diperoleh besaran luas wilayah dibawah kurva permintaan sebesar 149 995.88 nilai tersebut merupakan surplus konsumen dari wisatawan yang berkunjung ke hutan mangrove kawasan Delta Mahakam. Berdasarkan konsep WTP yang dibangun maka nilai WTP wisatawan adalah sebesar surplus konsumen yaitu Rp 149 995.88. Total surplus konsumen adalah nilai kurva permintaan dikalikan dengan jumlah wisatawan. Jika estimasi jumlah pengunjung