Profil Kawasan Delta Mahakam

31 responden memiliki pekerjaan sebagai pembuat atap nipah sebanyak 2 orang 1, sementara responden lainnya memiliki jenis pekerjaan sebagai nelayan 23 orang, 11, swasta 52 orang, 24, wiraswasta 6 orang, 3, PNS 40 orang, 18 dan mahasiswa 39 orang, 18. Mayoritas responden berdomisili di lingkungan sekitar hutan mangrove di kawasan tersebut serta memanfaatkan lingkungan sekitarnya sebagai sumber mata pencaharian mereka, seperti jenis pekerjaan petambak, nelayan, dan pembuat atap nipah. Ketiga jenis pekerjaan ini berhubungan langsung dengan fungsi ekonomi hutan mangrove sebagai sumber mata pencaharian, sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis pekerjaan yang ditekuni oleh masyarakat sekitar Kawasan Delta Mahakam berhubungan erat dengan hutan mangrove. C. Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan responden per bulan sangat bervariasi Gambar 5.3. Pendapatan responden dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang ditekuninya. Tingkat pendapatan ini diduga berpengaruh pada besarnya willingness to pay WTP yang bersedia dikeluarkan oleh responden. Semakin tinggi tingkat pendapatan responden maka diharapkan semakin besar pula nilai WTP yang bersedia dikeluarkan. Sumber : Data Primer diolah 2012 Gambar 5.3 Karakteristik responden di kawasan Delta Mahakam berdasarkan tingkat pendapatan Berdasarkan kategori pendapatan, terlihat bahwa mayoritas responden berpendapatan antara Rp 1 000 000-2 000 000, yaitu sebanyak 94 orang 43 dan minoritas responden berada pada pendapatan Rp 5 000 000 4 orang, 2. Tingkat pendapatan responden lainnya berada pada kisaran Rp 2 000 001-3 000 000 sebanyak 74 orang 34, sedangkan 37 orang 17 berpedapatan antara Rp 3 000 001-4 000 000 , sementara 8 orang 4 lainnya berpendapatan berkisar antara Rp 4 000 001-5 000 000. 43 34 17 4 2 Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000 Rp 2.000.001 - Rp 3.000.000 Rp 3.000.001 - Rp 4.000.000 Rp 4.000.001 - Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 32 D. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan responden diduga berpengaruh terhadap kemampuan responden dalam mengembangkan usahanya serta berpengaruh pada sikap responden terhadap lingkungan sekitar dan besarnya nilai WTP yang bersedia dibayarkan. Hasil survey menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden di Kawasan Delta Mahakam bervariasi mulai dari tidak tamat SD hingga S3 Gambar 5.4. Sumber : Data Primer diolah 2012 Gambar 5.4 Karakteristik responden di kawasan Delta Mahakam berdasarkan tingkat pendidikan Mayoritas responden berpendidikan S1 yaitu sejumlah 75 orang 35 sedangkan secara minoritas berada pada tingkat pendidikan S3 sejumlah 1 orang 0.46. Adapun tingkat pendidikan responden lainnya dibagi dalam kategori: tidak tamat SD 6 orang, 3, SD 47 orang, 21 SMP 17 orang, 8, SMA 41 orang, 19, dan diploma 3 orang, 1. Hasil ini menujukkan bahwa mayoritas responden memiliki latar belakang pendidikan yang baik sehingga mengerti dan memahami akan arti pentingnya kelestarian lingkungan dan bagaimana cara menjaga kelestariannya.

5.4 Identifikasi Jenis dan Fungsi Ekosistem Hutan Mangrove Kawasan Delta

Mahakam Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu atau secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut tetapi tidak terpengaruh oleh iklim. Daerah pantai adalah daratan yang terletak di bagian hilir Daerah Aliran Sungai DAS yang berbatasan dengan laut dan masih dipengaruhi oleh pasang surut, dengan kelerengan kurang dari 8 Departemen 3 21 10 19 1 35 10 1 Tidak Tamat SD SD SMP SMA DIPLOMA S1 S2 S3 33 Kehutanan 1997. Wilayah hutan mangrove merupakan wilayah asuhan bagi berbagai macam organism bernilai ekonomi tinggi dan organism lainnya. Mangrove menjadi semakin penting karena fungsinya sebagai produksi karbon dan bahkan pelarut karbon organik. System hutan mangrove paling produktif di antara system alam dibumi Winarti 1999. 5.4.1 Zona Vegetasi Mangrove Secara Umum vegetasi yang menutupi Kawasan Delta Mahakam dapat dibedakan atas lima zona, yaitu Prihartini 2003: 1. Zona PerepatPedada Sonneratia alba – Avicennia sp Zona ini merupakan zona terluar dengan variasi ketebalan antara 100-500 m. Pada bagian terluar ditempati oleh perepat Sonneratia alba disusul dengan api-api Avicenia sp. 2. Zona Bakau Rhizophora sp Zona ini umumnya terdapat pada sebagian saluran-saluran pada bagian delta yang lebih rendah dan pulau-pulau seperti pulau Tunu dan Selete serta beberapa tempat di Muara Tambora. 3. Zona Peralihan Vegetasi Zona peralihan vegetasi pada ekosistem mangrove dengan jenis vegetasi yang cukup bervariasi antara api-api Avicennia sp, pedada Sonneratia sp, bakau Rhizopora sp, tanjang Bruguiera sp, nyirih Xylocarpus sp dan nipah Nypa fruticans. Zona ini lebih tebal dibandingkan dengan zona Sonneratia alba – Avicennia sp. 4. Zona Nipah Nypa fruticans Zona nipah merupakan zona yang paling luas menempati ruang di kawasan Delta Mahakam, yaitu mencapai 50 dari total kawasan delta. 5. Zona Nibung Zona ini merupakan zona mangrove air tawar yang ditumbuhi oleh dungun Heritiera littoralis, tanjangmata buaya Bruguiera sp, nibung Oncosoerma sp, dan buta-buta Excoecaria agallocha.

5.4.2 Jenis Hutan Mangrove

Ekosistem mangrove di Indonesia memiliki keanekaragaman jenis yang termasuk tertinggi di dunia, seluruhnya tercatat 89 jenis terdiri dari 35 jenis berupa pohon, dan selebihnya berupa terna lima jenis, perdu sembilan jenis, epifit 29 jenis dan parasit dua jenis Nontjit 1987. Beberapa jenis pohon mangrove yang umum dijumpai di wilayah pesisir Indonesia adalah bakau Rhizopora spp, Api-api Avicennia spp, Pedada Sonneratia spp, Tanjang Bruguiera spp, Nyirih Xylocarpus spp, Tengar Ceriops spp dan Buta-buta Exoecana spp. Selanjutnya, pada ekosistem mangrove yang berbeda diseluruh dunia tercatat sekitar 60 spesies pohon, beberapa spesies pohon berasosiasi dengan ribuan spesies mamalia, burung, ikan dan invertebrta IUCN 1993. Adapun tumbuhan yang mendominasi hutan mangrove adalah oleh genera Rhizophora, Avicinea, Bruguiera, dan Soneratia yang mempunyai bentuk khusus