Ruang Lingkup Penelitian Total economic valuation of mangrove forest at Mahakam Delta Region Kabupaten Kutai Kartanegara of East Kalimantan

9 Hutan mangrove merupakan hutan hujan tropis yang umumnya tumbuh didaerah pantai, merupakan jalur hijau yang terdapat di teluk-teluk, delta-delta, muara sungai dan sampai menjorok kearah pedalaman dari garis pantai. Hutan mangrove ditemukan hampir diseluruh pulau-pulau di Indonesia dengan luas sangat bervariasi tergantung pada kondisi fisik maupun iklim yang terdapat pada masing-masing pulau. Namun dalam hal ini hutan mangrove lebih berkembang hanya di lima pulau saja, yaitu mulai dari Sumatera, jawa, kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Terdapat perbedaan keadaaan hutan mangrove di bagian barat Indonesia dengan bakau yang tumbuh dibagian timur. Di indonesia bagian barat penyebaran hutan mangrove cukup luas dengan ukuran pohon yang besar. Adapun Indonesia bagian Timur, seperti Maluku dan Nusa Tenggara, daerah penyebaran hutan mangrove tidak seberapa luas dan pohon-pohonnya relatif kecil. Di daerah ini pohon bakau yang tumbuh dengan tinggi 25 cm dan diameter 166 cm sudah termasuk pohon besar Soemodihardjo 1984. Faktor utama yang menghambat pertumbuhan vegetasi mangrove di daerah tersebut adalah kondisi fisik dari pulau-pulau tersebut. Selain relatif kecil, pulau-pulau tersebut sebagian besar berbatu karang, dikelilingi oleh laut yang dalam dan dipengaruhi gelombang laut yang besar.

2.4 Peranan dan Fungsi Mangrove

Secara lingkungan, mangrove mempunyai peranan besar, seperti tempat pembiakan benih-benih ikan, udang, dan kerang dari lepas pantai, penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh berbagai makhluk hidup menurunkan kandungan gas karbon dioksida CO 2 di udara, dan bahan-bahan pencemar di perairan rawa pantai. Mangrove mempunyai peranan pula dilihat dari pengaruh sosial dan budaya, misal: dilihat dari fungsi sebagai keindahan, peninggalan budaya Kementrian Negara Lingkungan Hidup, 2008. Hutan mangrove mempunyai peran sebagai sumber makanan bagi organisme perairan yang dapat melalui dua rantai yang berbeda. Pertama, adalah serasah yang sudah mengalami proses dekomposisi sempurna, sebagai makanan bagi organism autotroph, seperti fitoplankton. Kedua adalah serasah yang belum mengalami dekomposisi sempurna, atu dalam bentuk detritus, sebagai sumber makanan bagi hewan herbivor atau detrivor. Peran mangrove lainnya adalah sebagai habitat Coto et al. 1986. Keberadaan mangrove berperan penting dalam siklus hidup beberapa biota yang bernilai ekonomis seperti kepiting, udang, bandeng dan ikan laut lainnya, karena pada masa bertelur dan memijahkan sebagian besar biota-biota itu bersiklus di kawasan pesisir yang bermangrove, baru setelah mereka dewasa akan kembali ke laut lepas. Tumbuhan mangrove sebagaimana tumbuhan lainnya mentransformasi cahaya matahari dan zat hara nutrient menjadi jaringan tumbuhan bahan organik melalui proses fotosintesis. Peranan lainnya adalah hutan mangrove sebagai habitat satwa baik bagi satwa daratan seperti burung, amphibi, reptilian, mamalia dan beberapa jenis serangga, dan jenis fauna lautan yang terdiri dari dua komponen yaitu infauna yang hidupnya di lobang-lobang dalam tanah seperti cristaceae, misalnya 10 Bivalvia, dan beberapa genus ikan, dan epifauna, yang hidupnya mengembara seperti Molusca Hilmi 1998. Peranan dan kegunaan hutan mangrove adalah melalui pembagian fungsi hutan mangrove, yaitu: 1 Fungsi produksi, terutama untuk perikanan, kehutanan, perkebunan, pertanian, industri dan tambang serta pemukiman; 2 fungsi lindung, terutama untuk pengaturan iklim, pelindung fisik dan sumber hara; dan 3 fungsi suaka alam, terutama sebagai sumber plasma nutfah, nursery ground dan feeding ground bagi biota laut Hilmi 1998. Ekosistem hutan mangrove mempunyai peranan dan fungsi penting yang mendukung kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Dahuri 1996, menyatakan bahwa secara garis besar ekosistem hutan mangrove mempunyai dua fungsi utama yaitu fungsi ekologis dan fungsi sosial ekonomi. Mangrove yang tumbuh disekitar perkotaan atau pusat pemukiman dapat berfungsi: pertama, sebagai penyerap bahan pencemar, khususnya bahan-bahan organik; kedua, hutan mangrove sebagai energi bagi lingkungan perairan sekitarnya. Ketersediaan berbagai jenis makanan yang terdapat pada ekosistem hutan mangrove telah menjadikannya sebagai sumber energi dari tingkat tropik yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Ketiga, hutan mangrove merupakan pesuplai bahan organik bagi lingkungan perairan. Di dalam ekosistem hutan mangrove terjadi mekanisme hubungan yang memberikan sumbangan berupa bahan organik bagi perairan sekitarnya. Fungsi hutan mangrove yang paling menonjol dan tidak tergantikan oleh ekosistem lain adalah kedudukan hutan mangrove sebagai mata rantai yang menghubungkan kehidupan ekosistem laut dan daratan, kemampuan hutan mangrove untuk menstimulir dan meminimasi terjadinya pencemaran logam berat. Pengelolaan untuk ketahanan dan pemantauan kawasan hutan mangrove sangat penting. Hutan mangrove juga memiliki beberapa ungsi, yaitu a sebagai pengontrol banjir, perlindungan dari kerusakan akibat badai, banjir dan gelombang, b sebagai tempat rekerasi dan wisata, c menghasilkan produk barang-barang sperti ikan tangkap, kerang dan produk-produk hutan. Mangrove memilki sifat ekologi yang berbeda-beda pada berbagai tingkatan, yaitu sebagai tempat ekosistem dan landscape Schaeffer-Novelli et al 2005.

2.5 Kerusakan Hutan Mangrove