4 METODE PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan mulai dari Maret sampai dengan Mei 2012, dengan wilayah pengambilan sampel pada area di sekitar Kawasan
Delta Mahakam Kabupaten Kutai Kalimantan Timur meliputi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Anggana, Kecamatan Muara Jawa, dan Kecamatan Muara
Badak. Pemilihan tiga kecamatan tersebut didasarkan atas pertimbangan- pertimbangan bahwa berada di dekat dengan hutan mangrove dan berada dalam
kondisi rusak. Adapun peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 dibawah ini.
Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian
18
4.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam peneltiian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Menurut Sarwono 2006, data kualitatif adalah jenis data
deskriptif berupa gejala-gejala dalam bentuk dokumen, foto dan catatan-catatan pada saat penelitian. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka
statistik atau berupa kuantitatif.
Berdasarkan sumbernya data yang diambil pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan metode
wawancara yang menggunakan kuesioner yang telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian pada responden langsung yaitu masyarakat yang berada dekat dengan
hutan mangrove di dalam kawasan Delta Mahakam.
Data sekunder adalah data penunjang yang dikumpulkan dari Pemerintah Daerah, Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, Bappeda Kabupaten
Kutai Kartanegara, Dinas Kelautan dan Perikanan DKP, Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara dan lembaga-lembaga yang berhubungan dengan
materi penelitian, hasil-hasil penelitian terdahulu serta jurnal-jurnal penelitian yang berkaitan dengan penelitian.
4.3 Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel secara sengaja dengan pertimbangan bahwa
responden adalah masyarakat yang mengerti dan mengetahui kondisi hutan mangrove di kawasan Delta Mahakam Kabupaten Kutai kartanegara. Hal tersebut
bertujuan untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang kondisi lapangan. Metode ini dipergunakan untuk menilai manfaat langsung, manfaat tidak
langsung, manfaat pilihan, manfaat keberadaan.
. Tabel 4.1 Matriks tujuan penelitian dan metode analisis
No Tujuan Penelitian
Sumber Data Metode Analisis
Jumlah Responden
Orang
1. Mengidentifikasi tipe dan
fungsi ekosistem hutan mangrove yang semakin
berkurang di Kawasan Delta Mahakam
Wawancara, Instansi terkait
Analisis Deskriptif 5
2. Menghitung nilai ekonomi
total Total Ekonomic Value hutan mangrove di kawasan
Delta Mahakam Kuesioner,
Wawancara, Instansi Terkait
Analisis Kuantitatif, Analisis
Economic Rent, CVM WTP,
TEV 53
33 3.
Mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
manfaat ekonomi yang diperoleh
Kuesioner, Wawancara
Analisis Regresi Berganda:
126
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di sekitar hutan mangrove, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan
19
keberadaan hutan mangrove dan instansi-instansi yang terkait dalam pengelolaan ekosistem mangrove. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 4.1.
4.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara yang menggunakan kuesioner yang telah disusun sesuai dengan tujuan
penelitian pada responden secara langsung yaitu masyarakat yang berada di sekitar hutan mangrove dalam Kawasan Delta Mahakam. Metode wawancara ini
digunakan untuk responden yang benar-benar tinggal di areal hutan mangrove yang secara administrasi terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara dan lebih
tepatnya berada di Kecamatan Anggana, Kecamatan Muara Jawa, dan Kecamatan Muara Badak. Penentuan lokasi yang menjadi penelitian ini dilakukan secara
purposive sengaja dengan pertimbangan bahwa ke tiga lokasi tersebut yang mempunyai komunitas mangrove yang ada di Kawasan Delta Mahakam yang
terlibat secara langsung maupun tidak langsung dengan hutan mangrove.
4.5 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif.
4.5.1 Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis deskriptif kualitatif dilakukan untuk menjelaskan kondisi hutan mangrove kawasan Delta Mahakam berdasarkan data primer dan data sekunder
yang ada. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan juga untuk menggambarkan macam-macam kegiatan sosial ekonomi masyarakat disekitar hutan mangrove.
4.5.2
Analisis Kuantitatif
Penilaian ekonomi hutan mangrove dalam penelitian menggunakan dua tahap seperti yang dilakukan Ruitenbeek 1992, yaitu: 1 Identifikasi manfaat
dan fungsi-fungsi ekosistem hutan mangrove, dan 2 Mengkuantifikasikan semua manfaat dan fungsi ekosistem ke dalam nilai uang rupiah. Berikut uraian
masing-masing tahap dalam penelitian tersebut:
a. Identifikasi manfaat dan fungsi ekosistem hutan mangrove
Langkah pertama dari tahap ini adalah mengidentifikasi segenap manfaat dan fungsi dari ekosistem yang akan diteliti. Manfaat dan fungsi yang
diidentifikasi untuk segenap penelitian meliputi:
1. Manfaat Langsung Direct Use Value
Nilai dari manfaat langsung adalah nilai yang diperoleh dari manfaat yang langsung dari ekosistem hutan mangrove, seperti hasil tambak udang, ikan,
20
kepiting, dan hasil non tambak kayu sebagai bangunan rumah, kayu sebagai arang dan buah. Adapun formulasi yaitu sebagai berikut:
= �
6 �=1
Dimana : ML = Total manfaat langsung Rupiah ML1 = penerimaan kayu mangrove Rupiah
ML2 = penerimaan produksi buah Rupiah ML3 = penerimaan atap nipah Rupiah
ML4 = penerimaan produksi ikan Rupiah ML5 = penerimaan produksi udang Rupiah
ML6 = penerimaan produksi kepiting Rupiah
2. Manfaat Tidak Langsung Indirect use Value
Manfaat tidak langsung adalah nilai yang dirasakan secara tidak langsung terhadap barang dan jasa yang dihasilkan sumberdaya alam dan lingkungan
Fauzi, 2002. Manfaat ini diperoleh dari suatu ekosistem secara tidak langsung, seperti: penahan abrasi pantai Fahrudin, 1996, pemijahan udang dan penyediaan
pakan serta hasil tangkapan lautnon tambak kepiting, udang berdasarkan harga pasar. Adapun formulasinya sebagai berikut:
� = � �
4 �=1
Dimana : MTL = Total manfaat tidak langsung Rupiah MTL1 = Penahan Abrasi Rupiah
MTL2 = Feeding Ground MTL3 = Spawning Ground
MTL4 = Nursery Ground
Manfaat tidak langsung dari ekosistem hutan mangrove berupa penyedia pakan organik bagi udang didekati dengan menggunakan persamaan regresi luas
hutan mangrove dan produksi udang yang dilakukan oleh Naamin 1984, seperti :
Y = 16,286 + 0,0003536 X Dimana : Y = Produksi Udang Kg
X = Luas hutan mangrove Ha
3. Manfaat Pilihan Option Value
Manfaat pilihan yaitu nilai yang menunjukkan kesediaan seseorang atau individu untuk membayar demi kelestarian sumberdaya bagi pemanfaatan dimasa
depan Fahrudin, 1996. Manfaat pilihan dalam penelitian ini akan didekatkan
21
dengan mengacu pada nilai pengggunaan lainnya dari hutan mangrove seperti nilai sewa rumah, nilai sewa tambak dan rekreasi.
MP = MPPl Dimana : MP = Manfaat pilihan
MPPL = Manfaat pilihan penggunaan lainnya
4. Manfaat Keberadaan Existence Value
Manfaat keberadaan yaitu manfaat yang dirasakan masyarakat oleh masyarakat dari keberadaan sumberdaya setelah manfaat lainnya dihilangkan dari
analisis. Secara umum teknik pendekatan dilakukan dengan interview atau wawancara terhadap rumah tangga dengan menanyakan keinginan untuk
membayar WTP dalam mempertahankan asset lingkungan dimasa saat ini Maryadi 1998. Nilai manfaat keberadaan ini lebih dilihatkan terhadap hutan
mangrove di kawasan Delta Mahakam. Untuk mengetahui nilai WTP manfaat keberadaan ini yaitu dengan menggunakan metode Contingent Valuation Method
CVM. Formulasinya adalah sebagai berikut:
= [ � ]�
� �=1
Dimana : MK = manfaat keberadaan MKi = manfaat keberadaan dari responden ke-i
N = total responden
5. Manfaat Pewarisan Bequest Value
Manfaat pewarisaan adalah suatu manfaat yang dapat diwariskan untuk generasi yang akan datang. Dalam penelitian ini manfaat pewarisan dibatasi hanya
pada nilai endemik habitat bekantan. teknik pendekatan dilakukan dalam manfaat pewarisan dilakukan dengan interview atau wawancara terhadap rumah tangga
dengan menanyakan keinginan untuk membayar WTP dalam mempertahankan asset lingkungan dimasa yang akan datang. Untuk mengetahui nilai WTP manfaat
pewarisan ini yaitu dibangun dengan menggunakan metode Contingent Valuation Method
CVM. Manfaat pewarisan dapat dirumuskan sebagai berikut: � = [ �� ]�
� �=1
Dimana : MW = manfaat pewarisan MWi = manfaat pewarisan dari responden ke-i
N = total responden