Luas dan Penyebaran Hutan Mangrove

12 Pengukuran valuasi ekonomi dari hutan mangrove dapat menggunakan model pengukuran dari nilai ekonomi sumberdaya, dimana secara tradisional nilai terjadi didasarkan pada interaksi antara manusia sebagai subjek dan objek Pearce dan Moran 1994; Turner et al 1994. Setiap individu memiliki sejumlah nilai yang dikatakan sebagai nilai penguasaan yang merupakan basis preferensi individu. Pada akhirnya nilai objek ditentukan oleh bermacam-macam nilai yang dinyatakan assigned value. Nilai-nilai ekonomi yang terkandung dalam sumberdaya alam khususnya ekosistem mangrove sangat berperan dalam pentuan kebijakan pengelolaanya, sehingga alokasi dan alternative pengelolaannya dapat efisien dan berkelanjutan. Model nilai total ekonomi total economic value dapat dilihat pada Gambar 2.1. Kerangka nilai ekonomi yang sering digunakan dalam valuasi ekonomi sumberdaya alam termasuk mangrove adalah konsep total economic value TEV, secara garis besar dikelompokkan menjadi nilai guna use value dan nilai non- gunaintrinsic non-use value, Pearce dan Moran 1994; Turner, Pearce dan Bateman, 1994. Nilai guna use value dibagi menjadi nilai guna langsung indirect use value, nilai guna tak langsung indirect use value dan nilai pilihan option value. Nilai non-guna dibagi menjadi nilai keberadaan existence value, nilai warisan bequest value dan nilai pilihan option value. Fungsi hutan mangrove secara ekonomi dapat dilihat dari berbagai manfaat yang didapat dari hutan mangrove itu sendiri. Manfaat tersebut diantaranya adalah manfaat langsung direct Use yang terdiri dari manfaat penerimaan kayu bangunan, buah, dan atap nipah. Manfaat tidak langsung indirect use terdiri dari penahan abrasi, feading, spawning, dan nursery ground. Manfaat pilihan option value terdiri dari nilai sewa rumah dan sewa tambak. Manfaat keberadaan existence value terdiri dari keberadaan nilai hutan mangrove masa sekarang dan nilai rekreasi. Manfaat pewarisan bequest value terdiri dari nilai bekantan Sumber: Pearce dan Moran 1994 Gambar 2.1 Model Nilai Ekonomi Total Total Economic Value Nilai Ekonomi Total Total Economic Value Nilai Guna Use Value Nilai Non-Guna Non-Use Value Nilai Pilihan Option Value Nilai Guna Langsung Direct Use value Nilai Guna Tak Langsung Indirect Use Value Nilai Keberadaan Existence Value Nilai Warisan Bequest Value 13 Fungsi ekonomi mangrove sangat banyak kegunaannya bagi kepentingan manusia, baik produk langsung seperti: bahan akar, bahan bangunan, alat perangkap ikan, pupuk pertanian, bahan baku kertas, makanan, obat-obatan, minuman, dan tekstil maupun produk tidak langsung seperti tempat-tempat rekreasi dan bahan makanan dan produk yang dihasilkan sebagaian besar telah dimanfaatkan oleh masyarakat. Nilai pakai lain yang penting dari ekosistem adalah berbagai organisme akuatik yang beberapa diantaranya memiliki nilai komersial memilih habitat mangrove sebagai tempat hidupnya. 30 produksi perikanan laut tergantung pada kelestarian mangrove, karena hutan mangrove menjadi tempat perkembangbiakan jenis-jenis ikan yang tinggi nilai komersilnya Kementrian Negara Lingkungan Hidup 2008.

2.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu yang releven mengenai valuasi ekonomi hutan mangrove sudah banyak dilakukan. Penelitian ini merujuk dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan secara umum tentang valuasi ekonomi mangrove pada beberapa daerah di Indonesia. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan pedoman dalam melakukan penelitian mengenai: “Valuasi Total Ekonomi Hutan Mangrove Di Kawasan Delta Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur”. Beberapa penelitian terdahulu yang relevan menghitung hutan mangrove mangrove yang berubah fungsi lahan konversi menjadi tambak tumpang sari dan pemukiman, seperti penelitian dari Handayani 2004 tentang Analisis Ekonomi Pemanfaatan Hutan Mangrove Menjadi Tambak Tumpangsari Studi Kasus: Desa Muara Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang, Budiana 2005 dengan judul Valuasi Ekonomi Ekosistem Mangrove Berbagai Pola Tambak Tumpangsari Pada Status Lahan Negara dan Lahan Milik Studi Kasus: di Karawang - Jawa Barat, Suryono 2006 tentang Penilaian Ekonomi Lingkungan Terhadap Konversi Hutan Mangrove Menjadi Tambak dan Pemukiman Studi Kasus: di Hutan Angke Kapuk Jakarta Utara dan Azis 2006 dengan judul Analisis Ekonomi Alternative Pengelolaan system Mangrove Kecamatan Barru Kabupaten Barru. Alat analisis yang digunakan oleh Handayani 2004 dan Budiana 2005 pada penelitian yaitu TEV total economic value, NPV dan BCA benefit cost analysis . Penelitian yang dilakukan oleh Suryono2006 menggunakan alat analisis TEV, WTP willingnes to pay, dan WTA willingness to accept. Azis 22006 menggunakan alat analisis consumer surplus , Optimal pemanfaatan household model, TEV total economic value, dan Multi criteria analysis MCA. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah lebih terfokus untuk mengidentifikasi tipe-tipe dan fungsi, mengetahui nilai total ekonomi hutan mangrove, dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai manfaat ekonominya. Berikut adalah penelitian terdahulu tentang valuasi ekonomi hutan mangrove yang menjadi salah satu bahan rujukan dalam penelitian ini yaitu dalam Tabel 2.1 matriks penelitian dibawah ini: