Penentuan Status Perairan Laut
9
menggambarkan daya dukung sebagai jumlah maksimum limbah akibat aktivitas pemanfaatan yang dapat dibuang ke dalam lingkungan tanpa menyebabkan
pencemaran pollution atau penurunan kualitas perairan. Elyazar et al. 2007 menyatakan bahwa terdapat keterkaitan antara aktivitas dan jumlah manusia
dengan tingkat pencemaran penurunan kualitas perairan.
Status mutu air merupakan tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu
dengan membandingkan dengan baku mutu air yang telah ditetapkan. Penentuan status mutu air menggunakan metode Indeks Pencemaran, pengelolaan kualitas
perairan atas dasar Indeks Pencemaran IP adalah:
Dimana Ci = konsentrasi parameter kualitas air i;
Lij = konsentrasi parameter kualitas air i menurut baku mutu kegiatan j; CiLijM = nilai pencemaran relatif maksimum
CiLijR = nilai pencemaran relatif rata-rata Tabel 2.4 Peringkat Nilai Indeks Pencemaran
No Nilai IP
Kualitas Perairan 1. 0
– 1.0 Kondisi baik
2. 1.1 – 5.0
Cemar ringan 3. 5.1
– 10.0 Cemar sedang
4. 10.0 Cemar berat
Sumber : Kep.Men. LH No.115 tahun 2003
2.3.3
Analisis Persen penutupan komunitas karang
Metode yang digunakan untuk mengamati tutupan karang dan dilakukan dengan menggunakan metode transek garis English et al. 1997, metode ini
digunakan untuk menggambarkan struktur komunitas karang dengan melihat tutupan karang hidup, karang mati, bentuk substrat pasir, lumpur, alga dan
keberadaan biota lain, dan biasanya dilakukan oleh dua orang penyelam.
Pengukuran dilakukan dengan tingkat ketelitian mendekati centimeter, dalam penelitian ini satu koloni dianggap satu individu. Jika satu koloni dari jenis
yang sama dipisahkan oleh satu atau beberapa bagian yang mati maka tiap bagian yang hidup dianggap sebagai satu individu tersendiri. Jika dua koloni atau lebih
tumbuh di atas koloni yang lain, maka masing-masing koloni tetap dihitung sebagai koloni yang terpisah. Panjang tumpang tindih koloni dicatat yang
nantinya akan digunakan untuk menganalisa kelimpahan jenis.
10
Gambar 2.2 Metode pengambilan data LIT
Pengamatan dilakukan dengan cara mencatat jenis-jenis bentuk pertumbuhan biota penyusun ekosistem yang ditemukan di sepanjang transek
serta mengukur kisaran penutupan jenis bentuk pertumbuhan biota ekosistem tersebut pada angka yang terbaca pada transek, selain itu dicatat pula kelompok
abiotik yang menyinggung transek untuk memberikan gambaran tentang ekosistem terumbu karang.
Pegamatan habitat dasar ekosistem terumbu karang yang terdiri atas karang keras, karang lunak dan berbagai organisme lainnya, menggunakan metode
transek garis menyinggung LIT Line Intercept Transect. Untuk metode LIT, transek garis dibentangkan sejajar garis pantai sepanjang 10 meter menggunakan
rol meter. Setiap lokasi pengamatan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali ulangan dengan interval 10 meter di antara setiap ulangan, sehingga total transek
pengamatan adalah 50 meter. Pengamatan biota pengisi habitat dasar didasarkan pada bentuk pertumbuhan lifeform.
10 m 10 m
Gambar 2.3 Metode pendataan persen tutupan karang. Kondisi terumbu karang terutama persen tutupan komunitas karang,
dihitung dengan persentasi karang hidup life form dan berdasarkan kategori. Data persen tutupan komunitas karang yang didapatkan dengan menggunakan
metode transek garis menyinggung Line Intercept Transect. LIT dihitung dengan menggunakan rumus English et al, 1997 :
...............................................................................1 Keterangan : Ni = Persen penutupan komunitas karang
li = Panjang total life forml jenis ke-i L = Panjang Transek m
Ulangan 1 Ulangan 2
Ulangan 3
11
Dari hasil perhitungan diatas akan dianalisis dengan menggunakan kategori persen tutupan karang dimana persen tutupan komunitas karang merupakan
penjumlahan dari persentase tutupan karang keras, persentase tutupan karang lunak, dan tutupan kategori others OT Yulianda, 2010. Kriteria tersebut
menggunakan 4 kategori, yaitu :
a Kategori rusak
: 0 – 24,9
b Kategori sedangkritis
: 25 – 50
c Kategori baik
: 50,1 – 75
d Kategori sangat baik
: 75,1 – 100
Pencatatan dilakukan dengan menggunakan alat tulis bawah air sabak yang dibawa oleh pengamat. Hasil pengamatan terhadap terumbu karang tersebut
selanjutnya ditabulasikan berdasarkan jenis dan luas penutupan. Koloni karang yang berada di bawah atau bersinggungan dengan transek garis, diukur dan dicatat
mengikuti bentuk pertumbuhannya life form sesuai dengan klasifikasi dari English et al, 1997.
Tabel 2.5 Daftar penggolongan kategori penutupan karang penyusun ekosistem
terumbu karang dan kode yang digunakan UNEP, 1993.
Kategori Kode
Kategori Kode
Hard Corals Acropora Branching
Tabulate Encrusting
Submassive Digitate
Hard Corals Non Acropora Branching
Massive Encrusting
Submassive Foliose
Mushroom Millepora
Heliopora
Dead Scleractinia Dead Coral
With Algal Covering ACB
ACT ACE
ACS ACD
CB CM
CE CS
CF CMR
CME CHL
DC DCA
Algae Macro
Turf Coraline
Halimeda Algal Assemblage
Other Fauna Soft Corals
Sponge Zoanthids
Others
Abiotic Sand
Rubble Silt
Water Rock
MA TA
CA HA
AA
SC SP
ZO OT
S R
SI WA
RCK