Analisis Kunjungan Wisata Analisis Data

13 biaya-biaya yang dikeluarkan setiap individu untuk mendatangi tempat-tempat rekreasi tersebut Fauzi 2004; Yulianto, 2007. Model pendapatan wisata yang dibangun melalui pendekatan ”Metode Biaya Perjalanan” Travel cost methodTCM merupakan metode yang biasa digunakan untuk memperkirakan nilai rekreasi dari suatu kawasan wisata. Metode ini merupakan metode pengukuran secara tidak langsung terhadap barang atau jasa yang tidak memiliki nilai pasar Adrianto 2006. Sub model ini dibangun berdasarkan tingkat kunjungan wisatawan dan koefisien biaya perjalanan akan mempengaruhi konsumen surplus, sedangkan konsumen surplus dan jumlah kunjungan wisatawan pertahun akan mempengaruhi total benefit kawasan wisata Baksir, 2009. Analisis biaya perjalanan dihitung dengan pendekatan ”Metode Biaya Perjalanan” Travel cost method TCM merupakan metode yang biasa digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomi suatu kawasan wisata. Pendekatan TCM didasarkan pada dua asumsi penting yaitu Gringalunas and Congar 1995 dalam Adrianto 2006: Asumsi 1 : Pengunjung menempuh perjalanan dengan satu tujuan yaitu mengunjungi sebuah tempat, dalam konteks model ini kawasan pulau-pulau kecil. Asumsi 2 : Pengunjung tidak mendapat manfaat tertentu selama perjalanan misalnyamanfaat berupa kepuasaan menikmati pemandangan selama perjalanan, kecuali manfaat ketika sampai di lokasi yang dituju Kepuasaan terhadap panorama pasir putih, laut yang bersih dan lain-lain. Apabila selama perjalanan pengunjung juga mendapatkan manfaat selain yang dari lokasi, maka manfaat perjalanan dan lokasi dianggap manfaat bersama, TCM diperoleh melalui penjumlahan dari total biaya perjalanan dari rumah ke tempat wisata. Analisis ini dilakukan untuk memperkirakan nilai rekreasi dari suatu lokasi wisata. Analisis kunjungan wisata pada penelitian ini menggunakan metode biaya perjalanan Travel Cost Method TCM yang dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excell dan Maple 12. Derived demand diperoleh dengan melakukan regresi pada variabel yang dinilai berpengaruh terhadap kunjungan. Pada umumya variabel yang dimasukkan adalah variabel yang memiliki pengaruh yang sangat kuat. Variabel yang paling berpengaruh adalah biaya perjalanan TC dan Pendapatan Y. Penentuan turunan permintaan kunjungan wisata diperoleh dengan melakukan regresi, persamaannya sebagai berikut : Ln V i = β + β 1 ln TC i + β 2 ln INCi + ln β 3 ln EDCi + β 4 lnAGEi...........................4 Keterangan : V i = tingkat kunjungan TC i = total biaya INC i = pendapatan pertahun EDCi= Pendidikan AGE i = umur. 14 Rata –rata variabel total biaya perjalanan, jumlah pendapatan tiap individu dimasukkan kedalam persamaan 4 sehingga diperoleh nilai jumlah kunjungan V. Selanjutnya Surplus konsumen dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Keterangan CS i adalah Surplus konsumen, V i adalah jumlah kunjungan, dan 1 adalah nilai parameter dari total biaya perjalanan. Dengen mengunapkan pendekatan individu, total nilai manfaat dari kawasan wisata diperoleh dari hasil perkalian Consumer surplus individu dengan jumlah pengunjung riil berdasarkan data yang ada atau ditulis dengan persamaan sebagai berikut. …..……………………………………...…. 6 Keterangan TB adalah total manfaat ekonomi lokasi wisata, CS i adalah surplus konsumen i, TV adalah total kunjungan per tahun diambil dari data sekunder 2.3.6 Trade off analysis Analisis Trade-off menawarkan bantuan untuk mendapatkan sebuah kebijakan publik yang akomodatif melalui proses analisis kebijakan publik yang melibatkan banyak ragam stakeholders dengan banyak kepentingan Sehingga dalam pengelolaan berbagai kepentingan ini harus dilakukan secara bijak dan tidak ada yang dimenangkan atau dikalahkan win-win solution. Metode ini sangat signifikan manfaatnya dalam kebijakan yang menyangkut pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan serta kebijakan lain yang menyangkut kepentingan publik. Analisis trade-off merupakan metode pemilihan alternatif kebijakan menggunakan metode multikriteria, yakni : suatu set alternatif pilihan yang dinilai berdasarkan suatu kriteria penilaian mencakup aspek ekologi, ekonomi, social, yang masing-masing kriteria terdiri dari sub kriteria atau variabel penilaian. Penerapan trade-off dapat dilakukan pada berbagai bidang kajian, baik dalam bidang pertanian, perikanan dan kelautan, farmasi kedokteran, telekomunikasi, transportrasi, pertambangan dan energi, kehutanan, pariwisata, dan lain-lain. Sehingga penggunaan trade-off akan sangat membantu ketika analis kebijakan publik diharapkan dapat memberikan rekomendasi kebijakan yang menyangkut banyak stakeholders. Analisis Trade-off sebagai alat bantu pengambilan keputusan sangat dirasakan manfaatnya dalam memahami konflik penggunaan sumberdaya dan keinginan stakeholders dalam pengelolaan sumberdaya tersebut. Stakeholders …………………………………….……… 5 15 akan dilibatkan untuk mempertimbangkan strategi pengelolaan dan menentukan prioritas dalam pengelolaan. Hasil dari evaluasi kebijakan dengan metode ini adalah peringkat skenario, sehingga dapat dipilih skenario mana yang paling prioritas. Untuk mendapatkan gambaran riil tentang analisis trade-off akan diberikan contoh analisis kebijakan pemanfaatan suatu kawasan. Dalam rangka memperolah alternatif kebijakan dalam pengelolaan suatu kawasan konservasi, digunakan trade-off analysis melalui tahapan analisis stakeholders, dan tahap analisis multikriteria.

1. Analisis Stakeholders :

Menurut Brown et al. 2001, Analisis Stakeholders adalah sistem pengumpulan informasi dari individu atau sekelompok orang yang berpengaruh di dalam memutuskan, mengelompokkan informasi dan menilai kemungkinan konflik yang terjadi antara kelompok-kelompok berkepentingan dengan areal dimana akan dilakukan trade-off. Untuk melakukan analisis stakeholders participatory diperlukan beberapa tahapan, yaitu : a. Identifikasi Stakeholders : Untuk mengidentifikasi stakeholders digunakan metoda Continuum dari mulai dari tingkat mikro ke tingkat makro, diperoleh pengelompokan stakeholders sebagai berikut : 1 Tingkat Internasional, adalah masyarakat internasional yang diwakili oleh Non Goverment Organization NGO yang mewakili jaringan internasional yakni: World Wide Fund WWF, The Natural Conservation, Conservation International, The Turtle Foundation; 2 Tingkat Nasional, terbagi ke dalam 3 kelompok, yaitu: Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM dan Pakar. Stakeholdres yang berasal dari Pemerintah, misalnya para pimpinan instansi pemerintah; stakeholders dari LSM misalnya Yayasan Keanekaragaman Hayati Kehati, WWF; dan stakeholders yang berasal dari pakar misalnya para dosen dan peneliti; 3 Tingkat Regional, terbagi ke dalam 2 kelompok, yakni : Pemerintah dan Swasta. Stakeholders yang berasal dari Pemerintah, misalnya para pempinan instansi pemerintah. Stakeholders yang berasal dari swasta misalnya para pengelola hotel dan biro perjalanan; 4 Tingkat Lokal, terbagi ke dalam 3 kelompok, yakni : Pemerintah, Swasta, LSM dan Masyarakat . b. Menentukan Kategori Stakeholders Dalam Kelompok Prioritas Pengelompokan stakeholders tergantung pada tingkat kepentingan dan pengaruhnya terhadap proses pengambilan keputusan, yaitu : 1 Primary stakeholders, adalah tingkat kepentingan tinggi dengan pengaruh yang rendah dalam proses penentuan kebijakan, misalnya: 1 operator perjalanan wisata bahari; 2 masyarakat lokal; 3 wisatawan lokal; 4 wisatawan asing; 5 kelompok nelayanpetani pembudidaya laut; 2 Secondary stakeholders, adalah tingkat kepentingan dan pengaruh dalam proses penentuan kebijakan dengan proporsi sama, misalnya: instansi 16 pemerintah dan para pengusaha pengelola yang terkait dengan kegiatan di dalam perencanaan wilayah konservasi; kegiatan perikanan dan aktivitas pariwisata bahari; 3 External stakeholders, adalah tingkat kepentingan rendah dengan pengaruh yang tinggi dalam proses penentuan kebijakan, misalnya para pimpinan instansi pemerintah, dan para pengusaha besar. c. Mekanisme partisipatif dari beberapa kelompok stakeholders Dalam proses participatory diperlukan beberapa mekanisme berbeda beda terhadap beberapa kelompok stakeholders, seperti : 1 Konsultatifwawancara secara individu terhadap pengambil keputusan mengenai pengelolaan kawasan secondary stakeholders yaitu : para pimpinan instansi pemerintah yang terkait, para pengusaha, pimpinan organisasi kemasyarakatan LSM yang terkait, baik pada nasional maupun regional; 2 Participatory terhadap stakeholders yang berada di dalam kawasan dan stakeholders yang dipengaruhi oleh pengelolaan kawasan pada tingkat lokal; 3 Pengisian kuesioner terhadap kelompok pakar dan ilmuwan, baik para pakar dari masyarakat, perguruan tinggi, LSM, maupun pemerintah.

2. Analisis Multikriteria

Analisis multikriteria akan menyediakan kerangka analisis yang mengkaitkan antara isu permasalahan dan tujuan pengelolaan di masa datang, dan dalam kajian ini akan menggunakan pendekatan rezim regim approach. Dalam pendekatan rezim ke tiga kriteria yakni : ekonomi, sosial, dan ekologi masih dikelompokkan lagi menurut sub kriteria. Tahapan yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis multikriteria adalah sebagai berikut : 1 Menentukan Skenario Pengelolaan Berbagai skenario pengelolaan dapat dihasilkan dari tahap perencanaan konservasi kawasan eco-region. Skenario pengelolaan yang dibuat dihasilkan haruslah mampu menjelaskan dampak ekonomi, sosial budaya, dan ekologi bila suatu kebijakan pengelolaan tersebut diambil. Mengacu pada Brown et al. 2001, yang melakukanmenentukan skenario ke depan bagi pengembangan pariwisata tourism development dan pengelolaan lingkungan environmental management untuk Buccoo Reef Marine Park. Ada beberapa skenario yang dibuat dengan 3 kriteria meliputi ekonomi, sosial, dan ekologi yang masing-masing memiliki beberapa sub kriteria. 2 Penentuan Kriteria dan Penilaian Dampak Dalam penentuan kriteria dan pendugaan dampak digunakan tiga kriteria yaitu: ekonomi, sosial, dan lingkungan. Namun demikian, ketiga kriteria tersebut perlu didiskusikan dengan para pakar, pejabat atau stakeholders yang terkait agar nantinya memudahkan dalam pengumpulan data. Penilaian dampak dapat diperoleh dari hasil diskusi dengan para pakar dan stakeholders yang berpengaruh dan memiliki kepentingan dalam pengambilan keputusan dengan analisis stakeholders maupun dari data sekunder. Analisis stakeholders adalah