Pembuatan tabel rangking alternatif strategi

22

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Umum Pulau Semak Daun

Pulau Semak Daun terletak pada 106 o 20’00” BT hingga 106 o 57’00” BT dan 5 o 10’00” LS hingga 5 o 57’00” LS. Pulau yang memiliki luas daratan 0,50 ha ini dikelilingi oleh karang dalam seluas 315.19 ha. Kawasan karang dalam tersebut terdiri atas lima goba seluas 33.3 ha dan reeflat seluas 281.89 ha. Kedalaman goba antara 3-15 m pada saat pasang. Pelayaran dari satu goba ke goba yang lain melalui selat kecil galer yang menghubungkannya. Adapun kedalaman reeflat antara 0.5-3 m pada saat pasang. Pada saat surut ada beberapa reeflat yang tidak berair Kurnia, 2012. Keadaan angin di Kepulauan Seribu sangat dipengaruhi oleh angin monsoon yang secara garis besar dapat dibagi menjadi Angin Musim Barat Desember-Maret dan Angin Musim Timur Juni-September. Musim Pancaroba terjadi antara bulan April-Mei dan Oktober-Nopember. Kecepatan angin pada musim Barat bervariasi antara 7-20 knot per jam, yang umumnya bertiup dari Barat Daya sampai Barat Laut. Angin kencang dengan kecepatan 20 knot per jam biasanya terjadi antara bulan Desember-Februari.Pada musim Timur kecepatan angin berkisar antara 7-15 knot per jam yang bertiup dari arah Timur laut sampai Tenggara. Musim hujan biasanya terjadi antara bulan Nopember-April dengan hujan antara 10-20 haribulan. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Januari dan total curah hujan tahunan sekitar 1700 mm. Musim kemarau kadang-kadang juga terdapat hujan dengan jumlah hari hujan antara 4-10 haribulan. Curah hujan terkecil terjadi pada bulan Agustus. Prediksi pasut untuk stasiun terdekat dengan perairan Semak Daun adalah posisi 5°LS dan 106,5°BT, tipe pasut di perairan ini tergolong pasut campuran dominan ganda, yaitu mengalami dua kali pasang surut selama 24 jam. Kisaran pasut terendah terlihat pada pasang perbani neap tide yaitu 42,45 cm sedangkan kisaran tertinggi mencapai 124 cm saat pasang purnama spring tide. Dengan rata-rata elevasi pasang surut berkisar antara +50 cm dan -50 cm. Arus merupakan kekuatan air laut yang dapat mendistribusikan bahan terlarut maupun bahan tersuspensi dari satu lokasi ke lokasi lain. Arus sangat berpengaruh positif terhadap penyebaran biota laut dan nutrisi, namun juga dapat berpengeruh negatif bila ia membawa bahan pencemar. Arah dan kecepatan arus dipengaruhi oleh pasang surut pasut dan hembusan angin permukaan. Sistem arus yang berkembang di perairan Semak Daun sangat dipengaruhi oleh laut jawa. Pada musim barat, arus umumnya datang dari sebelah utara Laut Cina Selatan, memasuki laut Jawa dan begerak ke arah timur, sebaliknya pada musim timur arus datang dari sebelah timur menuju arah barat laut jawa dimana di daerah tenggara sumatera terjadi divergensi, yaitu sebagian menuju utara Laut Cina Selatan dan lainnya memasuki selat sunda. 23

3.2 Kondisi Perairan Pulau Semak Daun

3.2.1 Kualitas air Pulau Semak Daun Pengukuran parameter kualitas air dilakukan di lima stasiun pengamatan yang telah ditentukan. Secara umum menunjukkan hasil yang cukup bervariasi namun masih mendukung bagi kehidupan biota laut dan untuk kegiatan wisata bahari. Pengambilan contoh air dilakukan diatas permukaan laut. Hasil pengukuran parameter kualitas air perairan Pulau Semak Daun yang telah dilakukan disajikan pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Hasil rata-rata pengukuran kualitas air laut di lima stasiun pengamatan di perairan Pulau Semak Daun. Parameter St 1 SD St 2 SD St 3 SD St 4 SD St 5 SD Suhu °C Salinitas ‰ Kecerahan m Kekeruhan NTU Arus mdt pH DO BOD5 29,5 30,6 9,40 0,45 0,16 8,01 6,73 1,20 0,87 0,75 0,66 0,05 0,03 0,07 0,55 0,04 29,8 31,2 5,60 0,40 0,15 8,11 6,50 1,10 1,06 0,36 0,36 0,02 0,02 0,05 0,70 0,04 29,7 31,2 8,20 0,57 0,45 8,04 6,83 1,35 0,82 0,56 0,26 0,06 0,04 0,02 0,42 0,05 30,2 31,6 6,60 0,87 0,38 8,00 6,23 0,87 1,01 0,44 0,75 0,03 0,01 0,03 0,47 0,03 29,7 32,2 7,40 0,37 0,09 8,02 6,33 0,37 0,78 0.80 0,44 0,04 0,02 0,04 0,21 0,03 Sumber : Olahan data primer, 2013 Keterangan : “SD” standar deviasi, n = 3 Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi organisme dalam melakukan aktivitas metabolisme, perkembangbiakan serta proses-proses fisiologi organisme karena suhu dapat mempengaruhi sifat fisik, kimia dan biologi perairan. Kisaran suhu di perairan ini pada saat pengukuran masih mendukung kelangsungan hidup organisme di ekosistem terumbu karang dengan suhu 26°C – 29.5°C Nybakken 1988. Beberapa spesies karang dapat bertahan terhadap suhu 14 °C suhu optimum pertumbuhan karang adalah 25 °C – 30 °C. Pada suhu tersebut mampu mentolelir pertumbuhan terumbu karang. Di perairan Pulau Semak Daun pengukuran kisaran suhu di semua stasiun pengamatan dilakukan diatas permukaan air laut. Suhu di lokasi penelitian pada saat pengukuran berkisar antara 29°C – 30°C. Nilai rata-rata suhu terendah pada stasiun I sebesar 29.5°C dan tertinggi pada stasiun IV sebesar 30.2°C. Hasil pengukuran salinitas pada lokasi penelitian menunjukkan nilai yang relatif homogen dengan kisaran n ilai antara 30‰ – 33‰ dengan nilai salinitas terendah terdapat di stasiun I. Perbedaan nilai salinitas antar stasiun pengamatan sangat kecil, hal ini diduga karena tidak adanya masukan air tawar dari daratan yang dapat menurunkan nilai salinitas akibat pengenceran. Nilai salinitas di lokasi penelitian masih dalam kategori normal untuk kehidupan biota laut, hal ini sesuai dengan pernyataan Effendi 2003 bahwa nilai salinitas perairan laut berkisar