Alternatif Strategi Pengelolaan Strategi Pengelolaan Pemanfaatan Sumberdaya
51
dalam pengelolaan di Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun. Jumlah skor diperoleh dari penjumlahan semua skor dari setiap faktor-faktor strategis yang
terkait. Peringkat akan ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor terbesar sampai yang terkecil dari semua strategi yang ada.
Penentuan prioritas alternatif strategi yang akan dijadikan sebagai kebijakan dalam pengelolaan kawasan perairan di Pulau Semak Daun dan Pulau
Pramuka, dilakukan dengan penjumlahan nilai dari faktor SWOT yang saling berkaitan, kemudian ditentukan rangking Tabel 3.16. Altenatif strategi dengan
jumlah skor tertinggi merupakan prioritas pertama, jumlah skor kedua tertinggi menjadi proiritas kedua, dan seterusnya. Strategi yang dihasilkan menjadi awal
pengelolaan suatu kawasan yang akan direalisasikan dengan program-program penunjang.
Tabel 3.17 Peringkat alternatif strategi pengelolaan
Alternatf Strategi Keterkaitan
Jumlah Skor Peringkat
1 2
3 4
Strategi S-O
1. Pengelolaan wisata Bahari secara terpadu dan
berkelanjutan untuk peningkatan ekonomi
masyarakat lokal tanpa merusak lingkungan alam .
S1,S3,O1,O2,O3 2,88
1
Strategi W-O
1. Promosi Wisata dan memperbaiki sarana dan
prasarana. 2.
Meningkatkan keahlian dan kemampuan penyedia
jasa dan pengelola dalam hal pelayanan wisatawan
W1,W2,O1,O2,O3 W3,O1,O2
1,97 0,96
3 4
Strategi S-T
1. program konservasi alam lingkungan melibatkan peran
serta masyarakat S1,S3,T1,T2,T3
2,46 2
Strategi W-T
1. Penguatan peraturan hukum dan melakukan
kegiatan untuk mecegah darnpak negatif dan
pengrusakan lingkungan 2. Peningkatan kapasitas
kelembagaan dan pengembangan pola
kemitraan W1,T1,T2
W1,W3,T3 0,76
0,81 6
5
52
Langkah selanjutnya adalah menetukan strategi yang menjadi prioritas utama dalam pengelolaan kawasan Pulau Semak Daun dan Pulau Pramuka
berdasarkan perangkingan yang telah dilakukan sebelumnya. Strategi tersebut diharapakan dapat menjadi pedoman pengelolaan kawasan. Namun strategi
tersebut harus didukung dengan program-program kerja. Program-program kerja inilah yang nantinya akan menjadi bentuk kongkrit dari strategi pengelolaan
kawasan tersebut yang telah ditentukan. Oleh karena itulah diperlukan perencanaan lanjutan mengenai bentuk pelaksanaan strategi pengelolaan kawasan
tersebut. Perencanaan tersebut mencakup program apa saja yang akan dijalankan, kapan program itu dilaksanakan dan siapa yang akan melaksakannya. Arahan
strategi dan kebijakan pengembangan wisata bahari di Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun dijelaskan secara satu persatu sebagai berikut, yaitu;
1. Pengelolaan wisata bahari secara terpadu dan berkelanjutan untuk
peningkatan ekonomi masyarakat lokal tanpa merusak lingkungan alam. Pengelolaan wisata bahari terpadu dan berkelanjutan sangat penting dalam
pengembangan wisata bahari kedepannya. Peranan dari pemegang kebijakan yang menciptakan iklim kerja yang professional menentukan keberhasilan
pengembangan wisata bahari. Tujuan utama pengelolaan terpadu dan berkelanjutan adalah memanfaatkan sumberdaya dalam rangka untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pelaksanaan pembangunan nasional dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya pesisir dan
lautan dalam upaya memenuhi kebutuhan tersebut baik untuk generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Oleh karena itu laju
pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan harus dilakukan seimbang dengan regerasi sumberdaya hayati.
2. Melaksanakan program konservasi alam lingkungan yang melibatkan peran
serta masyarakat. Peran serta masyarakat merupakan faktor penting dalam program konservasi yang berkelanjutan. Hal ini disebabkan karena
masyarakat merupakan orang yang berhubungan langsung dengan proses pemanfaatan sumberdaya Pulau Semak Daun dan Pulau Pramuka. Penduduk
Pulau Pramuka yang kelangsungan hidupnya sangat bergantung pada pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan harus menjadi pihak yang paling
berperan dalam pengelolaan sumberdaya khususnya budidaya perikanan, konservasi alam dan wisata bahari. Program-program yang dikembangkan
haruslah program pengembangan dan pengelolaan bagi masyarakat. Dalam hak pengelolaan, kejelasan hak-hak dan kewajiban penduduk Pulau harus
dipertegas, sedangkan untuk mengurangi ketergantungan pada satu komoditas atau ekosistem tertentu, maka perlu dikembangkan alternatif mata
pencaharian yang sesuai dengan kemampuan penduduk Pulau Pramuka dan tuntutan pasar dengan tetap memperhatikan kondisi lingkungan, sosial
ekonomi dan budaya masyarakat lokal.
3. Promosi Wisata dan memperbaiki sarana dan prasarana. Promosi adalah
kegiatan menberitahukan produk atau jasa yang hendak ditawarkan kepada calon konsumenwisatawan yang dijadikan target pasar. Kegiatan promosi
idealnya dilakukan secara bekesinambungan melalui beberapa media yang
53
dianggap efektif dapat menjangkau pasar, baik cetak maupn elektronik, namun pemilihannya sangat tergantung pada target pasar yang hendak dituju
.
tujuan promosi pariwisata adalah : 1. Agar calon wisatawan dapat mengetahui bahwa ada obyek wisata yang baik untuk di kunjungi. 2. Untuk
meningkatkan jumlah arus kunjungan wisatawan. 3. Untuk menunjukkan pada calon wisatawan tentang keadan obyek wisata yang mempunyai sifat
spesifik dan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan obyek wisata lainnya. 4. Untuk meningkatkan sumber pendapatan masyarakat terutama
yang ada di lingkungan obyek wisata. Dalam melakukan perjalanan wisata, seorang wisatawan memerlukan bermacam jasa dan produk wisata yang
dibutuhkannya. Berbagai macam jasa dan produk wisata inilah yang disebut dengan Komponen Pariwisata. Komponen pariwisata ini dapat disediakan
oleh pihak pemerintah, pengusaha, masyarakat atau siapapun yang berminat untuk menyediakan jasa pariwisata. Komponen pariwisata ini bisa meliputi:
Objek dan daya tarik wisata, akomodasi, angkutan wisata, sarana dan fasilitas wisata, prasarana wisata. Perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana
yang ada di obyek wisata akan memberi rasa nyaman dan aman bagi wisatawan, sehingga akan menimbulkan pengaruh positif bagi pengunjung
yaitu keinginan untuk datan kembali ke lokasi wisata untuk menikmati keindahan alam Pulau Semak Daun dan Pulau Pramuka.
4. Meningkatkan keahlian dan kemampuan penyedia jasa dan pengelola dalam
hal pelayanan wisatawan. Masih rendahnya kualitas Sumberdaya Manusia SDM di Pulau Pramuka yang erat hubungannya dengan rendahnya tingkat
pendidikan penduduk Pulau Pramuka baik pendidikan formal maupun non- formal. Sehingga arahan yang direkomendasikan yaitu 1. Meningkatkan
sarana dan prasarana pendidikan khususnya Sekolah Dasar SD, SLTP dan SMA di Pulau Pramuka, 2. Memenuhi kebutuhan tenaga pendidik sesuai
rasio guru
–siswa di Pulau Pramuka, 3. Mengembangkan program pelatihan keterampilan penduduk dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan pulau-
pulau kecil khususnya di bidang wisata bahari, seperti a. pelatihan pemandu wisata bahari pada masyarakat, b. pendidikan bahasa asing kepada pemandu
dan pengelolaa wisata bahari, c. Memberikan perlengkapan sarana dan prasarana perlengkapan wisata kategori snorkling dan diving, d. Pelatihan
sertifikasi kelulusan dan ijin resmi selam bagi pengelolaa wisata bahari, dan e. Pelatihan peduli menjaga alam lingkungan.
5. Peningkatan kapasitas kelembagaan baik lembaga pemerintahan, instansi
swasta maupun masyarakat dan pengembangan pola kemitraan. Anwar 2000 in Asdy 2006 menyatakan bahwa kelembagaan institution merupakan
aturan main rule of the game dan organisasi berperan penting mengatur penggunaanalokasi sumberdaya seacar efisien, merata dan berkelanjutan.
karena individual sering membuat tindakan yang menimbulkan eksternalitas terutama yang negative yang mengancam kepentingan masyarakat secara
keseluruhan, sehingga masyarakat perlu membatasi kebebasan individual agar perilakunya bersesuaian dengan kepentingan masyarakat. Supaya sebuah
institusi berjalan dan ditaati oleh masyarakat maka harus ada struktur insentif yang mengandung hadiah reward dan sanksi sanction, sehingga
54
masyarakat akan mentaatinya Hal-hal penting yang menjadi pertimbangan dalam pengembangan dan pembinaan kelembagaan antara lain yaitu; a.
Inventarisasi dan evaluasi kelembagaan yang mempunyai kepentingan dalam masyarakat, wilayah dan sumberdaya, b. Meningkatkan kerjasama dan
koordinasi antar lembaga kemasyarakatan, c. Proyeksi pengembangan dan pembinaan kelembagaan masyarakat Pulau Pramuka, dan d. Memperjelas
fungsi dan kewenangan antar lembaga masyarakat.
6. Penguatan peraturanhukum dan melakukan kegiatan untuk mecegah dampak
negatif dan pengrusakan lingkungan Penguatan peraturan dan kelembagaan dalam pengembangan kawasan untuk budidaya perikanan, konservasi dan
wisata bahari mutlak diperlukan. Namun dalam implementasi dan penegakan peraturan masih rendah. Sangsi peraturan bagi perusak terumbu karang
selama ini belum setimpal dengan perbuatannya. Tidak ada tindak lanjut setelah diketahui pelaku pengrusakan terumbu karang tersebut. Hal ini
mengancam keberlanjutan sumberdaya terumbu karang di Pulau Semak Daun. Mengontrol aksesibilitas masyarakat terhadap sumberdaya diperlukan
alokasi hal kepemilikan atas sumberdaya dan menentukan bentuk aturan penggunaan sumberdaya. Kedua hal tersebut akan menentukan karakteristik
pengeloaan nantinya. Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan adalah 1. Melakukan evaluasipematauan terhadap terumbu karang secara berkala
dalam upaya mengetahui daya dukung kawasan untuk keberlanjuta wisata bahari berbasis ekologi, 2. Sosialisasikan program yang berhubungan dengan
pelestarian terumbu karang kepada masyarakat dan pengunjung. 3. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan arti penting terumbu
karang, dampak dan akibat penggunaan alat tangkap yang merusak, 4. Pengendalian atas pembuangan jangkar kapal, dengan cara memasang
tambatan mooring bouys yang lebih tepat di kawasan yang akan dijadikan kawasan wisata bahari.
55
4.
KESIMPULAN DAN SARAN