Trade off Analysis HASIL DAN PEMBAHASAN
42
program kegiatan di bidang pariwisata dan kebudayaan, Suku Dinas Kelautan dan Pertanian Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu memilki program di bidang
perikanan tangkap, perikanan budidaya, pertanian, kehutanan dan peternakan sedangkan Taman Nasional Kepulauan Seribu memiki program konservasi dan
rehabilitasi kawasan contohnya pengaturan pengelolaan zonasi yaitu perairan sekitar Gosong Rengat dan Karang Rengat, Pulau Kayu Angin Bira, Belanda dan
Bagian utara Pulau Bira Besar yang merupakan perlindungan Penyu Sisik Eretmochelys imbricata, Ekosistem Terumbu Karang dan Ekosistem Hutan
Mangrove, sehingga dijadikan Zona inti. Pengelolaan dalam zona inti aktivitas dibatasi hanya dapat dilakukan kegiatan sebagai berikut : Pendidikan, penelitian
dan penunjang budidaya, monitoring SDA hayati dan ekosistemnya, serta membangun sarana prasarana untuk monitoring yang tidak merubah bentang alam
Setiap Stakeholder baik instansi pemerintah, swasta maupun masyarakat memiliki kepentingan dan keinginan masing-masing dalam memanfaatkan
sumberdaya yang ada. Sehingga perlu suatu pengelolaan yang baik untuk dapat mengakomodir hal dimaksud. Tentunya pengelolaan yang dimaksud harus dapat
memberikan dampak positif bagi semua sektor dan tetap menjaga kelestarian alam lingkungan dalam pemanfaatan sumberdaya
Ada tiga skenario pengelolaan yang dibuat pada penelitian ini yaitu; pertama adalah ekowisata bahari, kedua adalah pengembangan perikanan
budidaya dimana seluruh kawasan dimanfaatkan untuk budidaya perikanan, ketiga adalah rehabilitasi lingkungan dan konservasi alam dimana seluruh kawasan
merupakan proteksi area, tidak ada aktivitas apapun kecuali yang bersifat konservasi. Tiga skenario pengelolaan tersebut tersaji pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Skenario Pengelolaan di Pulau Semak Daun dan Pulau Pramuka Skenario 1
Skenario 2 Skenario 3
Ekowisata Bahari perikanan budidaya
Rehabilitasi alam -Selam
-Snorkeling -tranplantasi karang
-menanam mangrove -wisata nelayan
-penambahan KJA -kelompok nelayan
-proteksi area -konservasi alam
Komponen atau data yang diperoleh di lapangan saat penelitian seperti biofisik, kualitas air, kesesuaian lokasi wisata bahari, daya dukung kawasan
wisata bahari dan kondisi sosial ekonomi masyarakat kemudian akan di formulasikan dengan beberapa skenario pengelolaan yang telah dibuat, hasil
analisis dan perhitungan trade off analysis dapat dilihat pada lampiran 3, sehingga akan menghasilkan nilai rata-rata sebagai berikut: Tabel 3.10.
43
Tabel 3.10 Nilai Rata-rata Trade off analysis
Komponendata 1
2 3
1.Biofisik 2.Kualitas Air
3.Kesesuaian Lokasi 4.Daya Dukung Kawasan
5.Sosial Ekonomi 100
100 5,83
100 100
100 100
11,15 34,52
100 100
100
405,83 245,67
300 Rata-rata
81 49,13
60
Tiga skenario pengelolaan yang telah diformulasikan dengan komponen atau data pengamatan hasil penelitian akan menghasilkan nilai rata-rata, untuk
menentukan pilihan pengelolaan yang telah dibuat harus memperhatikan nilai rata-rata tersebut, nilai yang tertinggi menjadi pilihan utama untuk memutuskan
skenario pengelolaan. Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa skenario 1 yang lebih direkomendasikan dalam pengelolaan untuk pengembangan
wisata bahari di Pulau Semak Daun dan Pulau Pramuka, dimana kegiatan wisata bahari lebih dapat berkembang, perikanan budidaya tetap berjalan, pendapatan
ekonomi masyarakat meningkat dan alam lingkungan tetap terjaga dan lestari. Hal tersebut juga dapat di lihat dari grafik trade off analysis yang menunjukkan
skenario 1 memperoleh nilai rata-rata tertinggi.
Gambar 3.7 Grafik Trade off analysis Gambar 3.7 diatas menunjukkan skenario 1 yaitu ekowisata bahari
mendapat nilai rata-rata trade off analysis yang tertinggi sehingga pengelolaan yang lebih diutamakan terlebih dahulu adalah ekowisata bahari dibandingkan
dengan pengelolaan lainnya
Pengelolaan ekowisata yang berbasis konservasi kawasan dan partisipasi masyarakat dapat dilihat pada penelitian sebelumnya Warokka, 2013 yang
20 40
60 80
100 1
2 3
44
berjudul “Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata Taman Nasional Bunaken untuk Pemanfaatan Ekowisata Bahari”
Taman Nasional Bunaken merupakan salah satu kawasan konservasi yang dijadikan sebagai obyek dan daya tarik wisata, yang memiliki keindahan dan daya
tarik sumberdaya bawah laut. Keindahan terumbu karang dengan berbagai bentuk dan warna serta beraneka macam biota laut yang terdapat di dalamnya, mampu
menarik minat wisatawan untuk mengunjungi Pulau Bunaken. Wisatawan yang berkunjung di Kota Manado, pada umumnya ingin menikmati keindahan
panorama bawah laut. Pulau Bunaken mempunyai 20 tempat penyelaman yang kaya akan ikan-ikan tropis dan terumbu karang. Kegiatan wisata yang dapat
dilakukan, berupa snorkeling, diving menyelam, photografi underwater foto bawah laut, dan bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan panorama
bawah laut tapi tidak dapat berenang dapat menikmatinya dengan menggunakan perahu berkaca katamaran.
Tata ruang wilayah telah diatur dengan dibuatnya zona masyarakat, zona pemanfaatan dan zona inti, status lahan dikelolah oleh pemerintah. Masyarakat
sangat mendukung kawasan Pulau Bunaken dijadikan pengembangan obyek wisata alam dengan pengelelolaan ekowisata. Ekowisata merupakan kegiatan
wisata alam di daerah yang bertanggung jawab dengan memperhatikan unsur pendidikan, pemahaman dan dukungan terhadap usaha konservasi sumberdaya
alam, serta peningkatan pendapatan masyarakat lokal Yulianda, 2007. Dengan ditetapkannya daerah ini sebagai obyek wisata memberikan dampak positif
kepada masyarakat, melaui pemanfaatan industri-industri kerajinan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat setempat.