Nilai valuasi ekonomi kawasan terumbu karang Pulau Semak Daun.

41 Total biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh wisatawan di kawasan wisata bahari Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun mencakup biaya yang dikeluarkan di lokasi wisata seperti biaya penginapan, kegiatan wisata, konsumsi dan transportasi lokal sedangkan untuk biaya transportasi yaitu biaya perjalanan wisatawan dari tempat tinggal sampai ke tempat tujuan wisata begitu juga dengan sebaliknya. Maka total biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan Rp. 42.440.000,- dengan rata-rata pengeluaran wisatawan sebesar Rp. 848.800,-. Harga tiket untuk penyeberangan dari Pelabuhan Muara Angke ke Pulau Pramuka yaitu Rp.35.000,- untuk satu kali perjalanan, sedangkan wisatawan yang menggunakan kapal cepat dari Pelabuhan Ancol dikenakan biaya Rp.200.000,- untuk satu kali perjalanan menuju Pulau Pramuka. Surplus Konsumen atau Consumer Surplus CS merupakan wakil atau Proxy dari nilai kemampuan konsumen untuk membayar terhadap lokasi wisata yang dikunjungi. Pendugaan surplus konsumen individual dapat dilakukan dengan menggunakan melalui identifikasi hubungan antara jumlah kunjungan dengan biaya perjalanan dan faktor-faktor penunjang lainnya. Dengan demikian, dalam menghitung surplus konsumen melibatkan variabel biaya perjalanan. Berdasarkan data Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu, jumlah wisatawan yang melakukan kunjungan ke kawasan pulau Pramuka sebanyak 36.218 orang pada tahun 2012 dengan luas kawasan terumbu karang Pulau Semak Daun 315,19 ha dan perhitungan pendekatan regresi berganda maka hasil perhitungan persamaan dengan menggunakan software Maple 12, dan microsoft office excel 2007, diperoleh surplus konsumen kegiatan wisata adalah Rp.17.128.360 sehingga kemampuan konsumen dalam mambayar pada penelitian ini dengan frekuensi kedatangan dalam setahun sekitar 6-7 kali kunjungan adalah Rp. 2.595.206,-. Jika dilihat dari total biaya rata-rata yang dikeluarkan wisatawan sebesar Rp. 848.800,- maka kegiatan wisata bahari ke Pulau Semak Daun dan Pulau Pramuka merupakan berwisata dengan biaya yang relatif cukup murah. Dengan demikian, nilai valuasi ekonomi yang diperoleh berdasarkan biaya perjalanan wisatawan di kawasan terumbu karang Pulau Semak Daun pada penelitian ini adalah Rp. 1.968.202.343ha per tahun. Dengan pengelolaan dan pelayanan yang baik akan meningkatkan minat wisatawan untuk lebih sering datang berkunjung sehingga nilai valuasi ekonomi kawasan tersebut akan lebih besar dan tentunya akan menambah pendapatan daerah serta peningkatan ekonomi masyarakat setempat.

3.6 Trade off Analysis

Kabupaten Kepulauan Seribu merupakan kawasan konservasi yang menjadi salah satu tujuan wisata di wilayah DKI Jakarta. Terdapat beberapa instansi yang mengelola kawasan Kepulauan Seribu termasuk Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun dengan berbagai program masing-masing, seperti Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu memiliki 42 program kegiatan di bidang pariwisata dan kebudayaan, Suku Dinas Kelautan dan Pertanian Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu memilki program di bidang perikanan tangkap, perikanan budidaya, pertanian, kehutanan dan peternakan sedangkan Taman Nasional Kepulauan Seribu memiki program konservasi dan rehabilitasi kawasan contohnya pengaturan pengelolaan zonasi yaitu perairan sekitar Gosong Rengat dan Karang Rengat, Pulau Kayu Angin Bira, Belanda dan Bagian utara Pulau Bira Besar yang merupakan perlindungan Penyu Sisik Eretmochelys imbricata, Ekosistem Terumbu Karang dan Ekosistem Hutan Mangrove, sehingga dijadikan Zona inti. Pengelolaan dalam zona inti aktivitas dibatasi hanya dapat dilakukan kegiatan sebagai berikut : Pendidikan, penelitian dan penunjang budidaya, monitoring SDA hayati dan ekosistemnya, serta membangun sarana prasarana untuk monitoring yang tidak merubah bentang alam Setiap Stakeholder baik instansi pemerintah, swasta maupun masyarakat memiliki kepentingan dan keinginan masing-masing dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada. Sehingga perlu suatu pengelolaan yang baik untuk dapat mengakomodir hal dimaksud. Tentunya pengelolaan yang dimaksud harus dapat memberikan dampak positif bagi semua sektor dan tetap menjaga kelestarian alam lingkungan dalam pemanfaatan sumberdaya Ada tiga skenario pengelolaan yang dibuat pada penelitian ini yaitu; pertama adalah ekowisata bahari, kedua adalah pengembangan perikanan budidaya dimana seluruh kawasan dimanfaatkan untuk budidaya perikanan, ketiga adalah rehabilitasi lingkungan dan konservasi alam dimana seluruh kawasan merupakan proteksi area, tidak ada aktivitas apapun kecuali yang bersifat konservasi. Tiga skenario pengelolaan tersebut tersaji pada tabel 3.9. Tabel 3.9 Skenario Pengelolaan di Pulau Semak Daun dan Pulau Pramuka Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3 Ekowisata Bahari perikanan budidaya Rehabilitasi alam -Selam -Snorkeling -tranplantasi karang -menanam mangrove -wisata nelayan -penambahan KJA -kelompok nelayan -proteksi area -konservasi alam Komponen atau data yang diperoleh di lapangan saat penelitian seperti biofisik, kualitas air, kesesuaian lokasi wisata bahari, daya dukung kawasan wisata bahari dan kondisi sosial ekonomi masyarakat kemudian akan di formulasikan dengan beberapa skenario pengelolaan yang telah dibuat, hasil analisis dan perhitungan trade off analysis dapat dilihat pada lampiran 3, sehingga akan menghasilkan nilai rata-rata sebagai berikut: Tabel 3.10.