Wisata Bahari Pulau Semak Daun dan Pulau Pramuka

36 mangrove, melepaskan anak penyu, melakukan tranplantasi karang, bersepeda mengelilingi pulau dan lain-lain. Gambar 3.4 Grafik kunjungan Wisatawan di Pulau Pramuka Gambar 3.4 menunjukkan angka kunjungan wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka. sehingga dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka setiap tahun mengalami peningkatan. Jumlah wisatawan tahun 2007 sampai 2013, jumlah wisatawan mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 jumlah wisatawan mencapai 7.543, tahun 2008 sebesar 14.000, tahun 2009 sebesar 22.689, pada tahun 2010 jumlah kunjungan sebesar 25.654, pada tahun 2011 sebesar 31. 125, dan pada 2012 sebesar 36.218. Tabel 3.8. Jumlah kunjungan wisatawan ke Pulau Pramuka tahun 2012 No Bulan Jumlah 1. Januari 1.888 2. Februari 1.699 3. Maret 4.986 4. April 3.126 5. Mei 4.109 6. Juni 5.873 7. Juli 3.524 8. Agustus 6.265 9. September 4.748 10. Oktober 11. November 12. Desember Total 36.218 Sumber : Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu, 2013 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Ju m lah K u n ju n g an TAHUN 37 Berdasarkan tabel 3.8 pada tahun 2012 waktu efektif dalam kunjungan wisatawan ke Pulau Pramuka dalam setahun hanya 9 bulan atau 273 hari saja yaitu dari bulan Januari sampai dengan bulan September, biasanya puncak kunjungan wisatawan ke Pulau Pramuka pada saat liburan sekolah ataupun liburan hari raya maupun liburan hari besar nasional ini terjadi pada bulan Juni, Agustus dan september. Sedangkan pada bulan Oktober sampai dengan Desember tidak ada kunjungan wisatawan ke Pulau Pramuka dikarenakan pada bulan tersebut merupakan musim angin barat dimana angin kencang dan adanya gelombang yang cukup tinggi, dimana arah angin dari barat menuju timur, maka arah gelombang yang ada menuju Jakarta, sehingga jika berkunjung ke Pulau Pramuka akan berlawanan arah dengan arah gelombang dan akan memakan waktu yang cukup lama serta mengalami pergerakan gelombang yang cukup tinggi pada saat perjalanan menggunkan kapal. Berikut adalah gambar angin musim barat yang terjadi di Kepulauan Seribu setiap tahunnya. Gambar 3.5 Pola arah angin pada bulan November di Kepulauan Seribu 38 Wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka terdiri dari beberapa kelompok umur. Umur berkaitan dengan kemampuan fisik wisatawan untuk melakukan kunjungan. Umur juga menjadi faktor yang menentukan pola pikir seseorang dalam menentukan jenis barang dan jasa yang akan dikonsumsi, termasuk keputusan untuk mengalokasikan sebagian dari pendapatannya yang akan digunakan untuk mengunjungi tempat wisata. Wisatawan berasal dari kelompok umur 15-19 tahun sebesar 18, umur 20-25 tahun 34, umur 26-30 tahun 24 umur 31-35 tahun 16 dan umur 36-40 tahun 8, Pembagian kelompok wisatawan berdasarkan daerah asal dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu Jakarta, Bogor, Bandung, Banten, Bekasi dan lain-lain, sebanyak 42 merupakan wisatawan yang berasal dari daerah Jakarta. Sebanyak 16 wisatawan berasal dari daerah Bogor, wisatawan berasal dari daerah Banten 20, bandung 10 sisanya dari daerah Bekasi dan Depok sebesar 12. Wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka umumnya ingin menikmati suasana pulau dan melihat panorama alam laut dengan berbagai aktivitas wisata bahari, sebagian besar wisatawan merupakan kunjungan yang pertama kali, namun ada juga wisatawan yang sudah beberapa kali datang ke Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun. Terdapat beberapa latar belakaang jenis pekerjaan para pengunjung. Jenis pekerjaan wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka dalam penelitian ini dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu pelajar, mahasiswa, swasta, PNS BUMNBUMD. 42 wisatawan memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta, mahasiswa 28, pelajar 18, PNS dan BUMN masing-masing berjumlah 12. Pendapatan dalam hal ini adalah pendapatan per bulan keluarga yang diperoleh dari suami dan istri ataupun salah satu dari mereka yang bekerja. Sedangkan wisatawan yang berprofesi sebagai pelajarmahasiswa, pendapatannya dalam hal ini adalah uang saku. Tingkat pendapatan wisatawan dibagi menjadi lima kelompok dengan kisaran antara Rp. 1.500.000,- sampai dengan Rp. 5.000.000,-. 32 wisatawan mempunyai pendapatan sebesar Rp.1.500.000 – Rp.2.000.000. sebesar 26 wisatawan mempunyai pendapatan Rp 2.500.000 – Rp.3.000.000 Sebanyak 14 wisatawan mempunyai pendapatan sebesar Rp 3.500.000 – Rp.4.000.000 sebanyak 10 wisatawan yang memiliki pendapatan sebesar Rp. 4.500.000- Rp 5.000.000 dan wisatawan yang memiliki pendapatan lebih dari Rp.5.000.000 sebanyak 18. Berdasarkan kajian penelitian sebelumnya Purwita 2010, menyatakan daya dukung sumberdaya terumbu karang adalah kemampuan sumberdaya ekosistem terumbu karang sebagai obyek dan lokasi wisata diving dan snorkeling untuk menampung jumlah penyelam tanpa menyebabkan gangguan atau kerusakan biofisik kawasan. Parameter yang digunakan dalam penentuan daya dukung ini mengacu pada tahapan sebagai berikut Yulianda 2007 : a Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area, yang dalam formula ini aktivitas wisata diving mempunyai standart 2 orang per 2000 m2 sedangkan untuk snorkeling mempunyai standart 1 orang per 500 m2. Standart tersebut di dasarkan pada luas area yang dibutuhkan oleh penyelam tanpa mengurangi kenyamanan dalam berwisata. b Luas potensi ekologis kawasan yang dapat di gunakan untuk aktivitas. 39 c Waktu yang tersedia dan waktu yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut. Maksimal waktu yang dibutuhkan dalam satu kali penyelaman rata-rata 2 jam dan waktu yang tersedia untuk penyelaman selama sehari adalah 8 jam. Untuk yang melakukan snorkeling rata-rata 3 jam dan waktu yang tersedia selama sehari adalah 6 jam. Berdasarkan formula tersebut, luas potensi ekologis lokasi penyelaman dan snorkeling menjadi faktor penentu dalam penentuan daya dukung. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa. Daya dukung sumberdaya terumbu karang untuk aktivitas diving di Perairan Pulau Semak Daun berkisar antara 30-326 oranghari, untuk aktivitas snorkeling 57-605 oranghari. Secara umum penyelaman relatif landai. Luasan lokasi penyelaman tersebut sangat terkait dengan luasan potensi ekologis sumberdaya terumbu karang yang menjadi obyek wisata dilokasi tersebut. Lokasi kesesuaian wisata bahari aktivitas snorkeling dan diving di Perairan Pulau Semak Daun dapat terlihat pada gambar 3.6. Gambar 3.6 Peta Kesesuaian wisata snorkeling dan diving Pulau Semak Daun Sumber : Yulianda dan Purwita, 2010 Lokasi wisata bahari di Perairan Pulau Semak Daun luas area yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas snorkeling adalah 182.866,98 m 2 sedangkan untuk kegiatan diving adalah 94.918,02 m 2 . Maka lokasi untuk kegiatan wisata bahari terutama snorkeling dan diving adalah 277.785 m 2 . Sehingga daya dukung untuk aktivitas snorkeling 732 oranghari sedangkan daya dukung untuk aktivitas diving adalah 380 oranghari maka total jumlah daya dukung kawasan wisata bahari perairan Pulau Semak daun adalah 1112 oranghari. Berdasarkan data dari Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu mengenai jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka dan melakukan kegiatan wisata bahari di Pulau Semak Daun pada tahun 2012 adalah 36.218 orang. Jika disesuaikan dengan waktu efektif kunjungan wisatawan pada tahun 2012 yaitu 9 bulan atau 273 hari dalam 40 setahun maka jumlah rata-rata kunjungan wisatawan yang datang ke kawasan tersebut adalah 133 oranghari. Jumlah rata-rata kunjungan wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka dan melakukan kegiatan wisata bahari di Pulau Semak Daun adalah 133 oranghari dengan luas kawasan yang dimanfaatkan kurang lebih 33.374 m 2 , sedangkan daya dukung kawasan tersebut untuk kegiatan wisata bahari adalah 1.112 oranghari dengan luas kesesuaian kawasan 277.785 m 2 , maka pemanfaatan sumberdaya kawasan tersebut hanya 12 dari keseluruhan potensi sumberdaya kawasan Perairan Pulau Semak Daun untuk kegiatan wisata bahari. Kunjungan wisatawan ke Pulau Pramuka untuk melakukan kegiatan wisata bahari di Pulau Semak Daun setiap tahun mengalami peningkatan namun pada tahun 2012 adalah 36.218 orang, jika dirata-ratakan per hari tingkat kunjungan wisatawan adalah 133 orang, sehingga tinggkat kunjungan ke kawasan tersebut masih relatif kecil dibandingkan dengan daya dukung kawasan untuk kegiatan wisata bahari yaitu 1.112 oranghari.. Artinya kegiatan wisata bahari di kawasan tersebut dapat terus dikembangkan. Namun dalam pengelolaan kawasan tersebut untuk kegiatan wisata bahari harus memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi ekologis kawasan, karakter sosial dan ekonomi masyarakat sekitar.

3.5 Nilai valuasi ekonomi kawasan terumbu karang Pulau Semak Daun.

Jumlah kunjungan wisatawan ke suatu lokasi wisata mencerminkan tingkat ketertarikan terhadap obyek wisata yang dikunjungi. Artinya, semakin banyak frekuensi wisatawan berkunjung, maka kondisi tersebut dapat menggambarkan ketertarikan dan keinginannya terhadap lokasi wisata tersebut. Jumlah kunjungan wisatawan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain biaya yang dikeluarkan, tingkat pendapatan wisatawan, kemudahan akses dari domisili wisatawan serta faktor keamanan dan kenyamanan. Analisis kunjungan wisata menggunakan pendekatan individual. Hal ini disebabkan karena responden wisatawan sebagian besar berdomisi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Pendekatan individual mampu menjelaskan hubungan antara jumlah kunjungan wisatawan dengan biaya perjalanan. Data yang digunakan untuk mendapatkan surplus konsumen dan nilai ekonomi kawasan terumbu karang Pulau Semak Daun yaitu Kunjungan V, Total biaya perjalanan TC, Pendapatan per bulan responden I, Umur Responden A dan tingkat pendidikan Ed yang dikonversi menjadi angka berdasarkan lama waktu yang digunakan untuk menempuh pendidikan tersebut. Total biaya perjalanan TC merupakan total biaya yang dikeluarkan oleh seorang wisatawan dari berangkat hingga kembali ke tempat domisili. Total biaya perjalanan ini mencakup biaya transportasi, tiket masuk lokasi wisata, biaya untuk konsumsi serta biaya lain – lain biaya untuk penginapan serta biaya sewa alat selamsnorkeling. Total Biaya Wisatawan = Biaya di lokasi wisata + biatya transportasi = 32.300.000 + 10.140.000 = Rp. 42.440.00,- 41 Total biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh wisatawan di kawasan wisata bahari Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun mencakup biaya yang dikeluarkan di lokasi wisata seperti biaya penginapan, kegiatan wisata, konsumsi dan transportasi lokal sedangkan untuk biaya transportasi yaitu biaya perjalanan wisatawan dari tempat tinggal sampai ke tempat tujuan wisata begitu juga dengan sebaliknya. Maka total biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan Rp. 42.440.000,- dengan rata-rata pengeluaran wisatawan sebesar Rp. 848.800,-. Harga tiket untuk penyeberangan dari Pelabuhan Muara Angke ke Pulau Pramuka yaitu Rp.35.000,- untuk satu kali perjalanan, sedangkan wisatawan yang menggunakan kapal cepat dari Pelabuhan Ancol dikenakan biaya Rp.200.000,- untuk satu kali perjalanan menuju Pulau Pramuka. Surplus Konsumen atau Consumer Surplus CS merupakan wakil atau Proxy dari nilai kemampuan konsumen untuk membayar terhadap lokasi wisata yang dikunjungi. Pendugaan surplus konsumen individual dapat dilakukan dengan menggunakan melalui identifikasi hubungan antara jumlah kunjungan dengan biaya perjalanan dan faktor-faktor penunjang lainnya. Dengan demikian, dalam menghitung surplus konsumen melibatkan variabel biaya perjalanan. Berdasarkan data Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu, jumlah wisatawan yang melakukan kunjungan ke kawasan pulau Pramuka sebanyak 36.218 orang pada tahun 2012 dengan luas kawasan terumbu karang Pulau Semak Daun 315,19 ha dan perhitungan pendekatan regresi berganda maka hasil perhitungan persamaan dengan menggunakan software Maple 12, dan microsoft office excel 2007, diperoleh surplus konsumen kegiatan wisata adalah Rp.17.128.360 sehingga kemampuan konsumen dalam mambayar pada penelitian ini dengan frekuensi kedatangan dalam setahun sekitar 6-7 kali kunjungan adalah Rp. 2.595.206,-. Jika dilihat dari total biaya rata-rata yang dikeluarkan wisatawan sebesar Rp. 848.800,- maka kegiatan wisata bahari ke Pulau Semak Daun dan Pulau Pramuka merupakan berwisata dengan biaya yang relatif cukup murah. Dengan demikian, nilai valuasi ekonomi yang diperoleh berdasarkan biaya perjalanan wisatawan di kawasan terumbu karang Pulau Semak Daun pada penelitian ini adalah Rp. 1.968.202.343ha per tahun. Dengan pengelolaan dan pelayanan yang baik akan meningkatkan minat wisatawan untuk lebih sering datang berkunjung sehingga nilai valuasi ekonomi kawasan tersebut akan lebih besar dan tentunya akan menambah pendapatan daerah serta peningkatan ekonomi masyarakat setempat.

3.6 Trade off Analysis

Kabupaten Kepulauan Seribu merupakan kawasan konservasi yang menjadi salah satu tujuan wisata di wilayah DKI Jakarta. Terdapat beberapa instansi yang mengelola kawasan Kepulauan Seribu termasuk Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun dengan berbagai program masing-masing, seperti Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu memiliki