Orang Tua Respon Orang Tua Anak Binaan

Skinner juga membedakan dua proses dalam melakukan stimulus terhadap organisme, yaitu: A. Respondent Respons atau reflexive yaitu respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan stimulus tertentu. Stimulus semacam ini disebut electing stimulation karena menimbulkan respon–respon yang relative tetap. B. Operant Response atau instrumental response yaitu respon yang timbul dan berkembang kemusian diikuti oleh stimulus tertentu Taylor dkk, 2009 : 86.

2.1.2 Orang Tua

Orang Tua adalah ayah atau ibu seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibuayah dapat diberikan untuk perempuanpria yang bukan orang tua kandung biologis dari seseorang yang mengisi peranan ini http:id.wikipedia.orgwikiOrang_tua diakses pada tanggal 9 januari 2015 pukul 16:56 WIB. Menurut Thamrin Nasution, orang tua merupakan setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu. Jika menurut Hurlock, orang tua merupakan orang dewasa yang membawa anak ke dewasa, terutama dalam masa perkembangan. Tugas orang tua melengkapi dan mempersiapkan anak menuju kekedewasaan dengan memberikan bimbingan dan pengarahan yang dapat membantu anak dalam menjalani kehidupan. Dalam memberikan bimbingan dan pengarahan pada anak akan berbeda pada masing-masing orang tua kerena setiap keluarga memiliki kondisi-kondisi tertentu yang berbeda corak dan sifatnya antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain. Orang tua adalah ayah dan ibu adalah figur atau contoh yang akan selalu ditiru oleh anak – anaknya Mardiya, 2000 : 73. Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, menyatakan bahwa orang tua adalah ayah dan atau ibu kandug, atau ayah da ibu tiri, atau ayah dan atau ibu angkat. Perubahan dalam sifat hubungan antara orang tua dengan anak, khususnya anak-anak remaja. Hubungan-hubungan yang telah berubah sejak lama, tetapi dalam dua atau tiga dekade yang lalu perubahan-perubahan itu telah terjadi cepat. Perubahan-perubahan itu dalam arah semakin berkurangnya pengawasan orang tua terhadap anak, dan semakin terpisahnya orang tua dan anak-anak mereka ke dalam dua dunia yang berbeda. Sebagaimana dikemukakan Shorter 1975, anak- anak sekarang ini terperangkap berperan dalam bentuk nilai-nilai dasar yang sama bobotnya dengan ajaran orang tua mereka S. K. Sanderson 1995 dalam Su’adah, 2005 : 121. Para orang tua agaknya semakin tidak relevan sebagai pendidik dan guru anak remaja, dan banyak anak remaja memandang para orang tua mereka dan anggota-anggota generasi yang lebih tua pada umumnya sedikit saja mewariskan nilai kepada mereka. Beberapa studi dan penelitian menunjukkan bahwa agama, kebudayaan, kelas sosial, dan beberapa variabel lainnya memberi pengaruh terhadap sosialisasi menurut jenis kelamin. Misalnya, pengaruh agama terhadap gender-role socializaion. Mernissi 1975 mengadakan studi pada masyarakat muslim dan menyimpulkan bahwa peranan pria dan wanita dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat sangat terpisah segregated, demikian pula halnya dengan sosialisasi terhadap anak-anak mereka Scanzoni 1976 dalam suadah 2005. Sebagai contoh di Aceh, dimana anak laki-laki setelah berusia 6 tahun dibiasakan pergi ke munasah Langgar untuk mempelajari Al Qur’an, merupakan proses pengambilan peran dari ayahnya yang terbiasa merantau untuk mencari nafkah. Sedangkan anak perempuan di Aceh mempelajari Al Qur’an cukup di rumah dan membantu ibunya mengerjakan perkerjaan rumah tangga yang juga merupakan proses pengamil alih peran ibunya Su’adah, 2005: 51. Setiap orangtua mempunyai cara yang berbeda dalam mendidik anaknya. Ada empat macam gaya pengasuhan anak yang perlu diketahui serta dampak pada perkembangan anak : 1. Otoriter, Gaya pengasuhan anak model ini menerapkan aturan orangtua selalu benar. Seorang anak harus mematuhi apapun yang dkatakan dan disarankan oleh orangtuanya. Semua urusan anak diatur oleh orangtua. Tujuan gaya pengasuhan ini sebenarnya baik yaitu anak teratur dalam segala hal dan menjadi sosok yang disiplin. Dampak yang terjadi adalah akan menyembabkan anak depresi serta kurang bisa bergaul dengan lingkungannya karena sikap orangtua yang terlalu protektif. 2. Liberal, Gaya pengasuhan ini kebalikan dari gaya otoriter. Orangtua memberikan kebebasan seluas-luasnya. Keinginan anak selalu dipeunuhi orangtua karena anggapan anak harus diberikan keleluasaan untuk melakukan apa saja, biarkan anak belajar dengan melakukan. Orangtua yang liberal khawatir jika terlalu ketat mengatur, anak terkekang dan kurang bisa mengekpresikan diri sesuai dengan keinginannya. Dampaknya adalah tidak ada kontrol dari orangtua akan menjadikan anak sosok yang semau gue, enggan berbagi dan selalu ingin menang sendiri. Secerdas apapun seorang anak, ia belum mengenal dunia sehingga perlu bimbingan orangtua. Anak akan sulit mandiri dan tergantung pada orang lain. Ini muncul sebagai dampak keinginan yang selalu dipenuhi. 3. Egaliter, Pada gaya pengasuhan ini,orangtua membuat peraturan yang harus dipatuhi oleh anak, tapi anak juga memiliki kesempatan untuk berpendapat. Orangtua mendengarkan anaknya dan mencari solusi yang disepakati bersama. Ruang diskusi tercipta antara anak dan orangtua. Gaya pengasuhan ini merupakan perwujudan keinginan orangtua dan anak. Anak yang diasuh dengan cara ini memiliki harga diri yang tinggi, kepercayaan diri dan keterampilan sosial yang memadai. Dampak yang terjadi adalah orang tua terjebak pada kompromi berlebihan sehingga dapat dimanipulasi oleh anak. Orangtua bukannya menempuh win-win solution, tetapi lebih menuruti keinginan anak. 4. Tidak Terlibat, Pada gaya pengasuhan ini, orangtua cenderung cuek. Tidak begitu peduli dengan pengasuhan anaknya. Orangtua seolah tidak mempunyai waktu untuk mendidik anak atau sekedar memperhatikan hal- hal sepele anaknya. Segala sesuatu dipercayakan kepada orang lain begitu saja tanpa kendali darinya. Anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan ini cenderung memiliki harga diri serta kepercayaan yang rendah. Rasa hormat dan tanggung jawab anak rendah, prestasi akademik tidak bisa dibanggakan, dan memiliki perilaku yang buruk Nadirah Nur, 2011, Macam-macam Pengasuhan Anak dalam Keluarga. Satus sosial ekonomi berpengaruh terhadap proses sosialisai terhadap anak menurut jenis kelaminnya. Status sosial ekonomi dapat diukur dari pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Orang tua yang berpendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Orang tua yang berpendidikan rendah cenderung lebih tegas dalam memisahkan peran-peran anak laki-laki dengan anak perempuannya, begitu pula pada orang tua yang berpendidikan lebih tinggi adalah sebaliknya Scanzoni dalam Su’adah 2005: 51. Nilai yang dimiliki oleh kedua kelas sosial tersebut yaitu kelas pekerja working class dan kelas menengah middle class adalah pertama, orang tua dari kelas menengah mempunyai nilai “developmental” membangun, menghendaki anaknya bersemangat dalam belajar, mencintai, dan terbuka pada orang tua, bergembira serta mau bekerja sama. Lebih memperhatikan dinamika yang ada dalam diri si anak dinamika internal. Dan nilai kejujuran truthfulness. Kedua, orang tua dari kelas pekerja mempunyai nilai-nilai “tradisional”,lebih menekankan pada kebersihan, kerapian dan kepatuhan dan menghormati orang dewasa. Nilai kejujuran merupakan sifat yang diciptakan untuk memberikan kepercayaan pada orang lain truthworthness. Ketiga, pada kelas menengah yang ditekankan self-direction, maka hubungan orang tua anak lebih bebentuk horizontal egaliter. Dalam memberikan hukuman pada anak lihat dulu sampai seberapa jauh kesalahan anak, memberi peringatan sebelum menghukum, dan hukumannya bukan fisik. Keempat, kelas pekerja ditekankan kepatuhan. Kelima, hukuman diberlakukan secara langsung bila anak-anak tidak patuh, tanpa melihat sebab-sebabnya dan sering berbentuk hukuman fisik Melvin Kohn dalam Su’adah, 2005: 54. Selain memiliki peranan yang penting dalam membesarkan anak, Orang tua juga mempunyai kondisi yang tinggi untuk mendidik anak-anaknya, sehingga menimbulkan hubungan emosional, dimana hubungan ini sangat diperlukan dalam proses sosialisasi. Sebagaimana adanya sosial yang tetap maka dengan sendirinya orang tua mempunyai peranan yang penting terhadap proses sosialisasi anak. Begitu pula halnya corak hubungan orang tua dengan anak akan menentukan proses sosialisasi serta perkembangan kepribadiannya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fels Research Institute Vembriarto, 1984 dalam Narwoko dan Suyanto dapat dibedakan menjadi tiga pola, yaitu : 1. Pola menerima-menolak. Pola ini didasarkan atas taraf kemesraan orang tua terhadap anak; 2. Pola memiliki-melepaskan. Pola ini bergerak dari sikap protektif orang tua terhadap anak. Pola ini bergerak dari sikap orang tua yang over- protective dan memiliki anak sampai kepada sikap mengabaikan anak sama sekali; dan 3. Pola demokrasi-otokrasi. Pola ini didasarkan atas taraf partisipasi anak dalam menentukan kegiatan-kegiatan dalam keluarga. Pola otokrasi berarti orang tua bertindak sebagai diktator terhadap anak, sedangkan dalam pola demokrasi, sampai batas-batas tertentu,anak dapat berpartisipasi dalam keputusan-keputusan keluarga Narwoko dan Suyanto, 2007: 92-93. Kaitan dari pembahasan mengenai respon serta orang tua, maka respon orang tua adalah suatu sikap dari orang tua yang berwujud baik sebelum pemahaman yang di dapat ataupun pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu.

2.1.3 Anak

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Penyebab Anak Bekerja Di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang

3 63 120

Analisis Finansial Usahatani Jambu Biji di Desa Sembahe Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

9 79 104

Evaluasi Kesesuaian Lahan di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang untuk Tanaman Pepaya ( Carica papaya L. ) dan Pisang ( Musa acuminata COLLA )

0 62 66

Respon Masyarakat Terhadap Program Credit Union Arih Ersada Di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

1 41 102

Karateristik Tersangka Penderita Rabies Di Puskesmas Pancur Batu Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007

1 29 100

Strategi Orang Tua Tunggal Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Keluarga (Studi Kasus Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

1 11 163

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon Orang Tua Anak Binaan 2.1.1 Respon - Respon Orang Tua Terhadap Program Kids Club Yayasan Fondasi Hidup Indonesia Di Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia menginginkan kehidupan yang sejahtera dan bahagia, - Respon Orang Tua Terhadap Program Kids Club Yayasan Fondasi Hidup Indonesia Di Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

0 0 8

RESPON ORANG TUA TERHADAP PROGRAM KIDS CLUB YAYASAN FONDASI HIDUP INDONESIA DI DESA BARU KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG

0 0 15

HARMONISASI INTERAKSI ANTAR ETNIS DI DESA BARU, KECAMATAN PANCUR BATU, KABUPATEN DELI SERDANG

0 0 9