BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Respon Orang Tua Anak Binaan
2.1.1 Respon
Respon berasal dari kata response yang berarti jawaban, balasan, atau tanggapan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, dijelaskan defenisi respon
adalah berupa tanggapan, reaksi, dan jawaban. Respon atau tanggapan adalah kesan–kesan yang dialami ketika perangsang tidak ada.
Secara keseluruhan respon individu atau kelompok terhadap suatu situasi fisik dan non fisik dapat di lihat dari tiga tingkatan yaitu persepsi, sikap dan tindakan.
Konsep respon manusia lebih banyak dikemukakan oleh bidang – bidang ilmu sosial yang melihat respon pada tindakan dan prilaku individu, kelompok dan
masyarakat. Simon dalam Wijaya membagi respon seseorang kedalam tiga hal, yaitu:
1. Persepsi, berupa penilaian dalam benak seseorang terhadap baik
buruknya objek berdasarkan faktor keuntungan dan kerugian yang akan diterima dari adanya objek tersebut.
2. Sikap, berupa ucapan secara lisan atau pendapat untuk menerima atau
menolak objek yang dipersiapkan. 3.
Partisipasi, melakukan kegiatan nyata untuk peran serta atau tindakan terhadap suatu kegiatan yang terkait dengan objek tersebut. Munculnya
ketiga respon diatas sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: 1.
Kondisi status ekonomi seseorang 2.
Tingkat pengetahuan tentang resiko dan manfaat yang diterima sebagai akibat pelaksanaan program kepada seseorang atau sekelompok orang
http:id.shvoong.comsocial-sciencessociology2185068-konsep- dan-definisi-respon diakses pada tanggal 12 Januari 2015 pada pukul
19.35 WIB
3. Respon pada prosesnya didahului oleh sikap seseorang, karena
sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku jika ia menghadapi suatu rangsangan tertentu. Dalam menanggapi suatu respon
seseorang akan muncul respon positif yakni menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objek, dan respon negatif yakni apabila informasi yang
didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau menjadi menghindar dan membenci objek tertentu Walgito, 2000: 97.
Salah satu tingkatan dari respon adalah persepsi. Pengertian persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan
merupakan suatu proses yang diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Namun proses tersebut tidak terhenti sampai disitu
saja, diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai susunan saraf dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Alat indera merupakan penghubung antara individu
dengan dunia luarnya Branca 1964 dalam Walgito, 2003: 53. Stimulus yang mengenai individu kemudian diorganisasi, diinterpretasikan
sehingga individu menyadari indranya tersebut. Proses inilah yang dimaksud persepsi Davidof 1981 dalam Walgito, 2003: 53. Disamping itu menurut
Moskowitz dan Orgel 1969 persepsi itu merupakan intergrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti yang
merupakan aktivitas intergrated dalam diri individu. Persepsi merupakan aktivitas intergrated, maka seluruh yang ada dalam
diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan, berpikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam
persepsi tersebut. Berdasarkan hal tersebut dikemukakan bahwa persepsi itu sekalipun stimulusnya sama tetapi karena pengalamannya tidak sama,
kemampuan berpikirnya juga tidak sama karena hasil persepsi antara individu satu dengan yang lainnya tidak sama. Keadaan tersebut memberi gambaran bahwa
persepsi memang bersifat individual.
Hal ini membuat persepsi dalam diri masing-masing dari respon orang tua berbeda-beda karena memang persepsi bersifat individual yang dipengaruhi faktor
internal dan faktor lain seperti lingkungan. Persepsi masing-masing orang tua menghasilkan suatu tangapan yang bervariasi dari yang melatar belakangi
stimulus objek dan lingkungan yang merupakan kesatuan yang sulit dipisahkan. Bila objek yang sama dengan situasi sosial yang berbeda dapat menghasilkan
persepsi yang berbeda. Sikap menurut Krech dan Cruthchfield 1954 adalah “as we have already
indected, attitude lie behind many significant and ammatic instances of man’s behaviour. It is for this reason that many psychologists regard the study of
attitudes as the central problem of social psychology” Krech dan Crutchfield 1954 dalam Walgito, 2003 : 125. Masalah sikap dikaitkan dengan perilaku atau
perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sikap yang ada pada seseorang memberikan warna atau corak perilaku atau perbuatan orang yang bersangkutan
dengan mengetahui sikap dapat menduga bagaimana respon atau perilaku yang akan diambil orang yang bersangkutan terhadap masalah atau keadaan yang
dihadapkan kepadanya. Jadi untuk mengetahui sikap, seseorang akan mendapatkan gambaran kemungkinan perilaku yang timbul dari orang yang
bersangkutan. Keadaan ini menggambarkan hubungan sikap dengan perilaku. Sikap menurut Thurstone memandang bahwa sikap sebagai suatu
tingkatan afeksi baik yang positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek psikologis. Afeksi positif yaitu afeksi senang dan sebaliknya afeksi negatif
adalah afeksi tidak menyenangkan. Dengan demikian objek dapat menimbulkan berbagai sikap dan dapat menimbulkan berbagai macam tingkatan afeksi pada
seseorang. Thurstone melihat sikap sebagai tingkatan afeksi saja dan belum mengkaitkan sikap dengan perilaku. Thurstone dalam Walgito, 2003 : 125.
Pendapat lain menurut Leon Festinger memandang bahwa perilaku tidak dilatarbelakangi oleh sikap yang ada pada diri seseorang. Ini berarti asumsi bahwa
bila sikap berubah maka akan mengubah perilaku tidak berlaku lagi. Menurut Myres 1983 berpendapat bahwa perilaku merupakan sesuatu yang terkena
pengaruh dari lingkungan. Sikap merupakan kaitan dengan perilaku, perilaku dan
sikap saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya Walgito, 2003 : 125.
Partisipasi merupakan wujud perilaku dari respon individu. Respon berasal dari kata response, yang berarti balasan atau tanggapan reaction. Respon adalah
istilah psikologi yang digunakan untuk menamakan reaksi terhadap rangsang yang di terima oleh panca indra. Hal yang menunjang dan melatarbelakangi ukuran
sebuah respon adalah sikap, persepsi, dan partisipasi.Jadi, berbicara mengenai respon atau tidak respon terlepas dari pembahasan sikap.Respon juga diartikan
sebagai suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penelitian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta
pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu Sobur, 2003: 451. Perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu
dengan lingkungannya. Perilaku seseorang ditentukan oleh banyak faktor. Adakalanya perilaku seseorang dipengaruhi kemampuannya, adapula karena
kebutuhannya dan ada juga yang dipengaruhi oleh pengharapan serta lingkungannya. Perilaku merupakan respon seseorang terhadap stimulus yang
berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif ataupun tanpa tindakan seperti berpikir, berpendapat, bersikap, maupun aktif atau
melakukan tindakan menurut Bloom perilaku dapat dipilah 3 domain yaitu domain Kognitif cognitive, domain Afektif affective dan Psikomotor
Psychomotor Kesmas, 2014, Perilaku Kesehatan Masyarakat. Menurut Benjamin Bloom respon terdapat 3 domain, yaitu :
1. Respon Persepsi
Respon persepsi meliputi segi intelektual dan proses kognitif, yaitu a.
Pengetahuan, yakni mempelajari dang mengingat fakta, kata-kata, istilah, peristiwa, konsep, prinsip, aturan, kategori, metodologi,
teori dan sebagainya. b.
Memahami, yakni menafsirkan sesuatu, menterjemahkannya dalam bentuk lain, menyatakannya dengan kata-kata sendiri, mengambil
kesimpulan berdasarkan apa yang diketahui, menduga akibat
sesuatu berdasarkan apa yang diketahui, menduga akibat sesuatu berdasarkan pengeahuan yang dimiliki dan sebagainya.
c. Menganalisis, yaitu menguraikan suatu keseluruhan dalam bagian-
bagian untuk melihat hakikat bagian-bagiannya serta hubungan antara bagian-bagian itu.
2. Respon Sikap
Respon sikap berkenaan dengan kesadaran akan sesuatu, perasaan dan penilaian tentang sesuatu.
a. Memperhatikan, menunjukkan minat, sadar akan adanya suatu
gejala, kondisi, situasi, atau masalah tertentu. b.
Merespons atau memberi reaksi terhadap gejala, situasi atau kegiatan itu sambil merasa puas.
c. Menghargai, menerima suatu nilai, mengutamakannya, bahkan
menaruh komitmen terhadap nilai itu. d.
Mengkarakterisasi, nilai-nilai, menjadikannya bagian dari pribadinya dan menerimanya sebagai falsafah hidupnya.
3. Respon Psikomotor
Respon partisipasi kegiatan tingkat meliputi : a.
Melakukan peran serta dalam suatu kegiatan. b.
Mengadakan komunikasi verbal untuk menyampaikan pesan dan ekspresi.
Buah pikiran Bloom menjadi popular setelah timbul aliran dalam pendidikan ke arah pengkhususan tujuan S. Nasution 1994: 49.
Terbentuknya perilaku dimulai pada domain kognitif yaitu dimulai tahu terlebih dahulu terhadap stimulus sehingga menimbulkan pengetahuan baru.
Pengetahuan baru ini selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap baru yang pada akhirnya akan menimbulkan respon yang lebih tinggi lagi
yaitu adanya tindakan sehubungan dengan stimulus atau obyek tadi www.lidem.com diakses pada tanggal 22 Februari 2015 pukul 17. 05 WIB.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M.Caffe, respon dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Respon Kognitif
Yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Teori ini berusaha
menjelaskan proses perubahan sikap dengan mencoba memahami pikiran seseorang dalam merepon komunikasi persuasif atau bujukan. Teori ini
mengatakan bahwa orang bereaksi terhadap beberapa aspek pesan persuasif dengan memunculkan pikiran negatif atau positif yang
diistilahkan “respon kognitif”, yang pada gilirannya akan memengaruhi apakah seseorang itu akan mendukung isi pesan itu atau tidak.
Teori respon kognitif memperkirakan bahwa perubahan sikap akan bergantung pada seberapa besar dan apa jenis argumen yang berlawanan
yang muncul. Jika pesan menimbulkan argumen kontra yang kuat dan efektif, maka kemungkinan besar tidak akan terjadi perubahan sikap.
Sebaliknya persuasi dapat dilakukan dengan mengintervensi proses kontra argumen tersebut. Jika seseorang tidak menemukan argumen yang
cukup kuat untuk menentang pesan dandia tidak bisa fokus pada pesan saat mendengarkannya, maka kemungkinan besar dia akan menerima dan
mendukung pesan itu Taylor dkk, 2009 : 76. 2.
Respon Afektif Yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap, dan menilai
seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan yang disenangi oleh khalayak terhadap sesuatu.
3. Respon Konatif
Yaitu respon yang berhubungan dengan prilaku nyata yang meliputi tindakan atau perbuatan.
Skinner juga membedakan dua proses dalam melakukan stimulus terhadap organisme, yaitu:
A. Respondent Respons atau reflexive yaitu respon yang ditimbulkan oleh
rangsangan-rangsangan stimulus tertentu. Stimulus semacam ini disebut electing stimulation karena menimbulkan respon–respon yang relative
tetap. B.
Operant Response atau instrumental response yaitu respon yang timbul dan berkembang kemusian diikuti oleh stimulus tertentu Taylor dkk,
2009 : 86.
2.1.2 Orang Tua