Kondisi Ekosistem Pesisir PROFIL LOKASI

ekstrem. Selain konda ada juga musim nyorong, yakni situasi pasang surut yang sangat ekstrim. Artinya, kondisi air laut yang mengalami pasang surut di luar kondisi biasanya. Musim nyorong biasanya terjadi pada tanggal 12-17 dan 24-30 sesuai kalender bulan. Musim ini biasanya dimanfaatkan oleh nelayan dengan mencari kepiting. Pada saat pasang, biasanya kepiting masuk kedalam hutan mangrove untuk mencari substrat makanan. Dengan demikian banyak nelayan yang memasang perangkap di hutan mangrove untuk mendapatkan kepiting. Alat penangkap kepiting yang digunakan bernama rakang.

4.5. Kondisi Ekosistem Pesisir

Salah satu keunikan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil adalah adanya ekosistem mangrove dan terumbu karang. Adanya ekosistem mangrove dengan ketebalan yang sangat besar di sepanjang pantai, cukup besar pengaruhnya dalam meredam gelombang maupun kecepatan arus. Semua pulau yang tersebar di Selat Laut Pulau Burung, Pulau Tampakan, Pulau Hantu, Pulau Swangi, Pulau Anak Swangi, dan Pulau Sungai Dua memiliki karakteristik wilayah berupa ekosistem hutan mangrove dan hutan dataran rendah. Sebagian pulau-pulau tersebut dan perairan Selat Laut merupakan kawasan Cagar Alam Teluk Kelumpang, Selat Laut dan Selat Sebuku berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 329Kpts-II1987 tanggal 14 Oktober 1987 seluas 66.650 Ha. Selanjutnya wilayah Pulau-Pulau tersebut termasuk dalam kawasan Cagar Alam dan Cagar Alam Laut sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 26 tahun 2008 dan SK Menteri Kehutanan Nomor : 435 tahun 2009. Kondisi mangrove di wilayah Desa Pulau Panjang kondisinya masih cukup lebat dan rapat terutama di Pulau Tampakan 441.399 Ha. Meski demikian berdasarkan pengamatan terlihat adanya abrasi di ujung Utara Pulau Burung. Dibagian lain dari Pulau Burung, Pulau Hantu dan Pulau Tampakan belum sampai terjadi abrasi yang signifikan, namun mangrove yang berada di bagian pantai lebih jarang. Kemungkinan penyebab salah satunya adalah seringnya kapal tongkang ditambatkan di pohon-pohon mangrove yang menyebabkan kerusakan hutan mangrove di Pulau Burung dan Tampakan. Selain itu, kerusakan ekosistem mangrove disebabkan juga adanya alih fungsi lahan. Hal ini dapat dilihat secara visual dengan adanya pembukaan lahan mangrove untuk pemukiman, tambak dan pembangunan pelabuhan khusus. Sedikitnya terdapat enam pelabuhan khusus batubara yang beroperasi di kawasan pesisir Pulau Panjang. Kehadiran pelabuhan khusus tersebut baik langsung maupun tidak langsung jelas akan memberikan dampak bagi keberadaan ekosistem mangrove. Selain itu, perlu diingat juga akan adanya aktifitas penebangan pohon mangrove untuk kayu bakar. Gambar 4 Pelabuhan Khusus Batubara di Kawasan Pesisir Pulau Panjang Selain mangrove, ekosistem pesisir yang tidak kalah pentingnya adalah terumbu karang. Dalam kerangka ekologis, terumbu karang merupakan tempat mencari makan dan tempat hidup berbagai organisme hewan maupun tumbuhan laut seperti ikan, penyu, udang, kerang dan rumput laut. Keberadaan terumbu karang dengan berbagai fungsinya sangat penting untuk dipertahankan. Gugusan terumbu karang yang terdapat di Desa Pulau Panjang yaitu di bagian utara Pulau Tampakan Gusung Payung, sebelah Barat Pulau Hantu Tunurappu Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel, 2010. Pada umumnya karang terumbu yang ada kondisinya sudah banyak yang rusak, terutama yang letaknya dekat dengan daratan pantai yang penuh aktifitas manusia dan sedimentasi yang tinggi. Hal ini akan mengancam keberlanjutan ekosistem terumbu karang, terlihat dengan tingginya aktivitas pelayaran baik kapal tongkang, nelayan dan kapal lainnya juga banyaknya bagan tancap yang tersebar terutama di perairan muara Selat Laut dan sekitarnya. Pengaruh adanya bahan pencemar akibat aktivitas di laut dan di darat serta tingginya tingkat sedimentasi juga turut berpengaruh terhadap kehidupan terumbu karang karena bahan pencemar dan sedimen dapat menutup polip karang sebagai pembentuk utama terumbu karang. Kerusakan terumbu karang ini menurut nelayan berakibat pada sulitnya menentukan daerah penangkapan dan berkurangnya hasil tangkapan. Dengan segala kondisi dan potensi sumberdaya pesisir yang dimiliki Desa Pulau Panjang, Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu berencana untuk mengembangkan daerah ini sebagai kawasan pariwisata. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor tumpuan yang diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Peluang pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Tanah Bumbu masih sangat terbuka lebar dan dapat dijadikan sebagai salah satu unggulan. Keunggulan tersebut antara lain sebagai daerah tujuan wisata dengan beberapa obyek berupa wisata bahari terumbu karang, wisata alam, wisata panorama, dan wisata budaya.

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN