untuk tidak sekolah dan lebih memilih untuk mengikuti pekerjaan orang tuanya sebagai nelayan.
Selain di bidang pendidikan, ada juga sarana di bidang kesehatan berupa Pos Kesehatan Desa Poskesdes yang berada di RT 01. Poskesdes didirikan pada
tahun 2009 dengan bantuan dana dari APBD Kabupaten Tanah Bumbu. Namun demikian, walaupun secara fisik bangunan sudah ada tetapi pemanfaatannya
sampai dengan saat ini belum optimal. Poskesdes hanya dimanfaatkan untuk keperluan posyandu saja yang hanya dilaksanakan sebulan sekali. Hal ini
dikarenakan tidak ada tenaga medis Mantri, Bidan, dan Dokter yang ditugaskan di tempat tersebut.
Tidak ada sama sekali kendaraan roda dua di desa ini. Masyarakat Pulau Panjang terbiasa beraktivitas dengan berjalan kaki. Akan tetapi, untuk menunjang
kelancaran aktivitas warga, di wilayah RT 02 Desa Pulau Panjang terdapat jalan darat yang berupa rabat beton. Pembangunan jalan beton ini merupakan realisasi
proyek Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Perdesaan 2010. Jalan beton ini sangat penting dalam memperlancar kegiatan usaha di desa.
Pasalnya, di wilayah RT 02 terdapat kelompok pembudidaya rumput laut yang pada saat-saat tertentu mengangkut hasil panennya melewati jalur darat. Namun
demikian, jalan yang terdapat di RT 01 masih merupakan jalan tanah yang kondisinya licin dan becek.
Dari sisi tempat tinggal atau perumahan warga dapat dikelompokan kedalam tiga kategori, yakni: rumah permanen, rumah semi permanen, dan darurat.
Sebanyak 37 rumah permanen, 18 semi permanen dan 5 darurat, dari total 60 rumah warga yang ada didesa ini Tim Pemetaan Swadaya, 2011.
4.4. Kondisi Perikanan
Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai potensi sumberdaya kelautan dan perikanan dengan karakteristik fisik panjang garis pantai 162,895 km yang
terbentang dari Kecamatan Simpang Empat sampai dengan Kecamatan Satui dan luas wilayah perairan laut batas pengelolaan 4 mil dari kabupaten sebesar
653,4 km
2
Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel, 2010, memungkinkan untuk
pengembangan budidaya perikanan laut, pariwisata pantai dan perhubungan antar pulau dengan memperhatikan pengelolaan lingkungan.
Berdasarkan data PPI Batulicin tahun 2007 hingga April 2010 didapatkan bahwa produksi perikanan laut di Kabupaten Tanah Bumbu sejak 2007 - April
2010 sebesar 18.770,42 ton dari 26 jenis ikan yang didaratkan di PPI Batulicin. Setiap tahun terjadi kenaikan produksi perikanan. Dari tabel 3 terlihat bahwa
tangkapan jenis ikan kembung, layang, ketombong dan tongkol adalah jenis yang paling tinggi setiap tahunnya. Pada tahun 2007 produksi ikan tongkol mencapai
puncaknya yaitu sebesar 5.134 ton, namun pada tahun-tahun berikutnya cenderung menurun.
Tabel 3 Produksi Perikanan Laut Kabupaten Tanah Bumbu berdasarkan
Data PPI tahun 2007 - 2010
No Jenis Ikan
Jumlah Jenis Ikan ton 2007
2008 2009
2010 hingga April 2010
1 Kembung
822,8 750,9
1.357,60 280,05
2 Layang
917,3 1.378,1
2.589,60 636,15
3 Ketombong
372,4 414,5
326,10 129,65
4 Tongkol
513.4 865,0
1.046,40 473,65
5 Tenggiri
107,2 140,6
213,50 54,65
6 Bandeng
260,6 292,8
272,10 202,40
7 Bawal
147,9 131,8
168,30 34,70
8 Udang
14,1 19,1
12,50 7,80
9 Cumi-cumi
38,95 113,90
111,60 64,90
10 Cepa
124,4 130,9
100,20 49,40
11 Bogor
41,6 95,8
74,90 72,30
12 Serisi
60,9 62,4
70,70 67,33
13 Como-como
63,7 122,0
45,10 17,35
14 Selar
71,4 93,2
173,20 4,10
15 Manyung
10,2 9,1
22,80 7,50
16 Belanak
1,6 33,7
2,30 -
17 Talang-talang
10,9 17,0
10,80 1,20
18 Kakap merah
2,6 -
32,50 7,55
19 Tembang
28,7 57,9
39,30 7,00
20 Trakulu
65,4 94,8
48,70 33,40
21 BagongSemar
103,3 151,0
47,80 6,15
22 Selangat
141,2 295,8
102,00 15,85
23 Mujair
1,8 -
- -
24 LemuruSarden
- -
- 39,75
25 Baronang
- -
- 3,95
26 Ikan jenis lain
162,1 161,1
131,40 38,34
Total bulanan ton 4.084,5
5.431,4 6.999,40
2.255,12
Sumber: PPI Batulicin Kab. Tanah Bumbu, Thn. 2007 s.d 2010
Hal ini berbeda dengan tangkapan nelayan yang berada di Pulau Panjang. Sebagian besar nelayan di desa ini menangkap lebih banyak ikan jenis kakap,
kakap merah, bawal dan kerapu. Ikan jenis ini lebih mudah ditemui dibandingkan tongkol, kembung dan bandeng. Hal ini dikarenakan alat tangkap dan armada
tangkap nelayan Pulau Panjang yang masih sangat tradisional. Ukuran dan kekuatan armada tangkap yang ada, serta tingkat efektivitas dan
kualitas alat tangkap yang dimiliki oleh nelayan Pulau Panjang diduga mempengaruhi usaha penangkapan ikan di kawasan tersebut. Nelayan-nelayan di
Pulau Panjang hampir keseluruhannya menggunakan armada tangkap yang bersifat
tradisional. Armada
tangkap yang
digunakan yakni
berupa balapanklotok, swan dan ketinting
4
. Armada tangkap jenis ini hanya dilengkapi mesin berukuran 5-24PK. Sedangkan alat tangkap yang digunakan diantaranya
adalah rempa, rengge, rawai, rakang, dan pancing
5
. Kegiatan penangkapan ikan di laut dan di sungai atau selat bagi nelayan
mengenal dua musim, yaitu musim paceklik dan musim panen yang sekaligus menandai rotasi atau jadwal penangkapan ikan. Musim paceklik biasanya dimulai
akhir Juni sampai akhir Oktober. Sedangkan musim panen ikan terjadi pada awal bulan Januari sampai dengan April. Pada saat musim melaut ini para nelayan
sangat intensif melaut dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, seperti mempersiapkan alat tangkap, perahu maupun bahan bakar.
Selain dua musim tersebut yang terjadi berbulan-bulan, nelayan Pulau Panjang juga mengenal dua musim lainnya yang terjadi dua minggu sekali, yakni
konda dan nyorong. Konda merupakan situasi dimana air laut tenang, tidak ada gelombang dan pasang surut terjadi tidak terlalu ekstrem. Konda terjadi pada
tanggal 6-11 dan 18-23 sesuai kalenderperhitungan bulan. Pada saat musim konda, nelayan lebih banyak yang mempergunakan waktunya dengan memancing.
Hal ini dikarenakan ombak yang tenang dan pasang surut yang tidak terlalu
4
Klotok merupakan jenis perahu dengan panjang ± 8 sampai 10 meter dan lebar 1-1,5 meter yang dilengkapi dengan mesin berkekuatan 24-30 PK. Perahu jenis swan berukuran ±5x0,75 meter
dengan mesin maksimal 20PK.Sedangkan ketinting, dilengkapi dengan jenis mesin masing-masing 5-10 PK dan berukuran lebih kecil dari perahu jenis swan.
5
Rempa merupakan jenis jaring net dengan ukuran 5-8 inch yang dipergunakan untuk menangkap kakap. Rengge merupakan jenis jaring net dengan ukuran 6-9 inch yang dipergunakan untuk
menangkap bawal. Rawai merupakan alat penangkap ikan yang terdiri dari ratusan mata pancing. Rakang merupakan alat penangkap kepiting yang berbentuk bundar dengan jaring-jaring
ditengahnya sebagai perangkap.
ekstrem. Selain konda ada juga musim nyorong, yakni situasi pasang surut yang sangat ekstrim. Artinya, kondisi air laut yang mengalami pasang surut di luar
kondisi biasanya. Musim nyorong biasanya terjadi pada tanggal 12-17 dan 24-30 sesuai kalender bulan. Musim ini biasanya dimanfaatkan oleh nelayan dengan
mencari kepiting. Pada saat pasang, biasanya kepiting masuk kedalam hutan mangrove untuk mencari substrat makanan. Dengan demikian banyak nelayan
yang memasang perangkap di hutan mangrove untuk mendapatkan kepiting. Alat penangkap kepiting yang digunakan bernama rakang.
4.5. Kondisi Ekosistem Pesisir