BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN
5.1. Usia Responden
Usia responden adalah selisih antara tahun responden dilahirkan hingga tahun pada saat dilaksanakan penelitian ini dilakukan. Usia responden bervariasi dari 24
tahun hingga 76 tahun dengan rata-rata usia 41,9 tahun. Rata-rata usia responden ini tergolong kedalam kelompok usia produktif 16-64 tahun. Usia responden
dibagi kedalam tiga kategori, yakni usia muda 18-30 tahun, dewasa 31-50 tahun dan tua lebih dari 50 tahun. Dengan demikian, usia responden yang
masuk kedalam golongan usia muda sebanyak 6 orang 20, golongan dewasa sebanyak 15 orang 50, dan golongan tua sebanyak 9 orang 30.
Tabel 4 Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Usia
Usia Responden
n
Muda 18-30 6
20 Dewasa 31-50
15 50
Tua 50 9
30
Jumlah 30
100
Sumber: Data Primer, 2011
5.2. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan adalah jenis pendidikansekolah tertinggi yang pernah diikuti oleh responden. Jumlah dan persentase tingkat pendidikan responden
dapat dilihat dalam tabel 5.
Tabel 5 Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Responden
n
Rendah Tidak Lulus SD-SD 16
53,3 Sedang SMP
8 26,7
Tinggi SMA 6
20
Jumlah 30
100
Sumber: Data Primer, 2011
Berdasarkan hasil survai terhadap 30 orang nelayan, diketahui bahwa sebanyak 16 orang nelayan atau 53,3 persen responden tergolong dalam kategori
berpendidikan rendah, yaitu hanya mencapai jenjang Sekolah Dasar. Sebanyak 8 orang nelayan atau 26,7 persen responden berpendidikan sedang, yaitu tamat
Sekolah Menengah Pertama sederajat dan hanya 6 orang nelayan atau 20 persen responden yang tergolong berpendidikan tinggi, atau tamat Sekolah Menengah
Atas sederajat. Perlu dicermati bahwa sebagian besar responden yang menamatkan
sekolahnya sampai ke jenjang SMP maupun SMA merupakan hasil dari keikutsertaannya pada program pendidikan kesetaraan Kejar Paket A, B dan C.
Program ini diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Bumbu yang bekerjasama dengan para pengajar di Sekolah Dasar Swasta SDS Tunas
Nelayan yang berlokasi di Desa Pulau Panjang pada tahun 2005. Jika dilihat lebih jauh, nelayan di Pulau Panjang sebenarnya hanya
berpendidikan SD atau sederajat. Hal ini dikarenakan letak sekolah yang jauh dari tempat tinggal para nelayan, biaya pendidikan yang mahal dan persepsi negatif
tentang pendidikan yang kemudian menyebabkan nelayan tersebut tidak memprioritaskan sekolah sebagai kebutuhan dasar bagi mereka. Namun demikian,
berkat inisiasi dari salah seorang tokoh masyarakat yang ada di Pulau Panjang yang mendirikan SDS Tunas Nelayan pada tahun 1996 perhatian masyarakat
pesisir Desa Pulau Panjang terhadap pendidikan meningkat. Hal ini dibuktikan ketika pada pembukaan program Paket A,B dan C pada tahun 2005 yang
mendapat antusisme begitu besar dari masyarakat pesisir Pulau Panjang, khususnya para nelayan.
5.3. Jumlah Anggota Rumah Tangga