50 satu buah, SMAsederajat masing-masing berjumlah dua dan satu buah. Prasarana
lembaga kemasyarakatan berupa kelompok tani yang berada di Kelurahan Sindang Barang berjumlah satu unit organisasi yaitu kelompok tani mekar tani,
sedangkan di Kelurahan Situ Gede berjumlah dua unit organisasi yaitu kelompok tani harapan mekar dan tirta maju. Selain itu, Kelurahan Situ Gede juga memiliki
prasarana hiburan dan wisata berupa Danau Situ Gede seluas 4,5 ha yang berada tepat disamping Kelurahan Situ Gede.
5.2 Gambaran Umum Budidaya Padi Organik dan Anorganik
Cara bertanam padi organik pada dasarnya tidak berbeda dengan bertanam padi secara anorganik. Perbedaannya hanyalah pada penggunaan pupuk dan
pestisida Andoko, 2002. Dalam pengaplikasiannya, budidaya padi secara organik sebenarnya tidak lagi menggunakan pupuk dan pestisida kimia, namun
dalam kenyataannya budidaya padi tersebut masih belum sepenuhnya murni organik karena terdapatnya residu kimia yang berada pada tanah yang sebelumnya
ditanam padi anorganik dan air irigasi yang mengalir dari areal sawah padi anorganik. Adapun teknik budidaya padi organik dan anorganik meliputi
penyiapan lahan, pembenihan, penanaman tandur, penyiangan, pemupukan, pengendalian organism penganggu, serta pemanenan dan pasca panen.
5.2.1 Pengolahan Tanah
Pada dasarnya penyiapan lahan adalah pengolahan tanah sawah hingga siap untuk ditanami. Pengolahan tanah sawah dilakukan selama kurang lebih lima
hari. Jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam pengolahan tanah pada usahatani padi organik berbeda dengan usahatani padi anorganik. Perbandingan penggunaan
tenaga kerja dalam pengolahan lahan usahatani padi organik dan usahatani padi
51 anorganik di Kelurahan Sindang Barang dan Kelurahan Situ Gede dapat dilihat
pada Tabel 9.
Tabel 9. Perbandingan Penggunaan Tenaga Kerja Pengolahan Lahan Usahatani Padi Organik dan Anorganik
No Pengolahan lahan
Penggunaan Tenaga Kerja HOKha Usahatani Padi Organik
Usahatani Padi Anorganik 1. Tenaga kerja luar
keluarga TKLK 9,25
12,23 2. Tenaga kerja dalam
keluarga TKDK 4,59
6,18
Sumber : Data primer, 2011 Tabel 9 menunjukkan bahwa dalam pengolahan lahan penggunaan tenaga
kerja luar keluarga dan dalam keluarga pada usahatani padi anorganik lebih besar dibandingkan usahatani padi organik. Jumlah tenaga kerja luar keluarga yang
dibutuhkan pada usahatani padi organik sebanyak 9,25 hari orang kerja HOK,
sedangkan pada usahatani padi anorganik jumlah tenaga kerja luar keluarga sebanyak 12,23 HOK. Jumlah tenaga kerja dalam keluarga yang dipakai
usahatani padi organik sebanyak 4,59 HOK, sedangkan pada usahatani padi anorganik tenaga kerja dalam keluarga yang digunakan sebanyak 6,18 HOK.
Langkah awal pengolahan tanah sawah adalah membersikan lahan sawah dari sisa-sisa jerami. Setelah lahan sawah dibersihkan maka pembajakan dapat
segera dilakukan. Pembajakan sawah di Kelurahan Sindang Barang dan Situ Gede sebagian besar menggunakan traktor atau cara tradisonal dengan tenaga kerbau.
Dari dua pilihan cara pembajakan tersebut, menurut pengalaman petani padi organik, cara pembajakan sawah dengan kerbau memberikan hasil yang lebih
baik. Hal ini terjadi karena mata bajak kerbau akan lebih masuk ke dalam tanah sehingga pengolahan tanah menjadi sempurna. Pembajakan sawah dilakukan
sebanyak dua kali. Pembajakan pertama dilakukan dengan tujuan untuk membalikkan tanah dan memberantas gulma.
Setelah pembajakan pertama selesai, tanah sawah dibiarkan selama tiga hari dalam keadaan tergenang air agar proses pelunakan tanah berlangsung
sempurna. Tiga hari kemudian tanah dibajak kembali agar bongkahan tanah menjadi semakin kecil. Untuk budidaya padi organik, pada pembajakan kedua ini
pemberian pupuk yang pertama dapat dilakukan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang matang sebanyak 1,9 ton per ha. Pemberian pupuk kandang ini
dilakukan dengan cara ditebarkan merata keseluruh permukaan lahan. Pada saat ini penanaman bibit dapat dilakukan. Kegiatan pengolahan tanah dapat dilihat
pada Gambar 2.
Gambar 2.
Pengolahan Tanah
5.2.2 Pembenihan