34
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Sebagai negara agraris dan memiliki jumlah penduduk yang terus
mengalami peningkatan setiap tahunnya, Indonesia harus terus berupaya dalam meningkatkan ketersediaan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan
masyarakat yang meningkat. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, maka pemerintah melaksanakan program Bimbingan Massal
BIMAS yang digunakan sebagai salah satu realisasi bahwa revolusi hijau telah mencapai swasembada beras. Revolusi hijau merupakan
usaha yang dilakukan manusia dalam meningkatkan produksi pangan dengan jalan melakukan
pengembangan pada teknologi pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan dan kesejahteraan penduduk dunia.
Hasil pertanian yang didapat dari program BIMAS tersebut memang sangat menguntungkan. Namun dalam penerapannya, program
ini menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia yang berlebihan yang bertujuan untuk menambah kesuburan tanah dan membuat tanaman tersebut tahan terhadap
serangan hama penyakit. Hal ini berakibat pada menurunnya produktivitas tanah, rusaknya keseimbangan ekosistem dan terganggunya kesehatan manusia.
Meningkatnya taraf kehidupan masyarakat yang menyadari arti pentingnya hidup yang berkualitas
dan mengatasi agar dampak negatif dari teknologi revolusi hijau tidak berkelanjutan, maka para ahli pertanian
mengembangkan sistem pertanian organik. Pertanian organik dianggap sebagai salah satu solusi bagi
revolusi hijau karena dapat mengajarkan petani untuk menggunakan input-input pertanian yang ramah lingkungan seperti pupuk dan pestisida alami serta
mengajarkan petani untuk menghargai kearifan dan budaya lokal dalam pertanian. Selain itu, produk yang dihasilkan dari pertanian organik aman untuk dikonsumsi
35 oleh konsumen, menyehatkan tanah, dan menjaga keanekaragaman hayati.
Namun, kegiatan pertanian organik masih sulit untuk diterapkan. Hal tersebut terjadi karena adanya keinginan petani yang ingin praktis dalam mengolah
lahannya dan produktivitas padi organik yang dihasilkan masih dibawah produktivitas anorganik sehingga menyebabkan harga beras organik lebih mahal
dari pada harga beras anorganik. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk membandingkan usahatani padi organik dan anorganik untuk mengetahui sistem
pertanian mana yang lebih baik dan lebih menguntungkan untuk diusahakan oleh petani.
Penelitian ini menganalisis perbandingan usahatani padi organik dan padi anorganik yang meliputi analisis struktur biaya, analisis pendapatan, dan analisis
R-C rasio untuk melihat apakah usahatani tersebut menguntungkan atau tidak. Pendapatan yang dibandingkan pada penelitian ini terdiri dari dua komponen,
yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya biaya total. Selain itu, untuk mengetahui apakah pendapatan yang diperoleh oleh petani padi organik dan
padi anorganik berbeda nyata atau tidak maka dilakukan pengujian beda nyata dengan menggunakan alat analisis statistik, yaitu uji beda sampel bebas
independent sample test. Secara rinci gambaran mengenai penelitian dapat dilihat pada kerangka pemikiran operasional penelitian dibawah ini.
36 Kualitas Kesehatan
Kuantitas
Usahatani padi organik Usahatani padi anorganik
Kebutuhan pangan beras meningkat
Struktur biaya
Uji membedakan pendapatan uji
beda sampel bebas
Deskriptif Proporsi Pendapatan dan
R-C rasio Produksi dan Produktivitas
Analisis perbandingan usahatani padi organik dengan usahatani padi anorganik
Peningkatan efisiensi biaya dan pendapatan usahatani padi
Pengembangan usahatani padi organik
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional
Keterangan :
: tidak termasuk objek penelitian : termasuk objek penelitian
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian