Level signifikan α yang digunakan adalah 5 0,05. Hipotesis H
akan ditolak apabila P value
α dan sebaliknya hipotesis H akan diterima apabila P value
α.
4.5 Definisi Operasional
Definisi yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan melalui konsep operasional, yaitu sebagai berikut :
1. Usahatani padi adalah organisasi dari sumberdaya alam lahan, air, dan
cahaya matahari, tenaga kerja, dan modal sarana produksi yang ditujukan kepada produksi padi.
2. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi padi dengan harga
jual padi Rp. 3.
Biaya tetap adalah biaya usahatani padi yang jumlahnya sama walaupun produksi padi yang diperoleh banyak atau sedikit Rp.
4. Biaya variabel adalah biaya usahatani padi yang besar kecilnya terkait dengan
produksi yang dihasilkan seperti biaya untuk sarana produksi Rp. 5.
Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan secara tunai dalam usahatani padi Rp. Biaya tunai terdiri dari biaya tunai tetap dan biaya tunai variabel. Biaya
tunai tetap dapat berupa biaya air, sewa traktor, sewa kerbau dan pajak tanah untuk petani pemilik, sedangkan biaya tunai variabel dapat berupa biaya
untuk pemakaian benih, pupuk, pestisida, bagi hasil untuk petani penggarap dan tenaga kerja luar keluarga.
6. Biaya tidak tunai adalah biaya yang tidak dikeluarkan secara tunai namun
diperhitungkan dalam kegiatan usahatani padi Rp. Biaya tidak tunai tetap meliputi biaya penyusutan alat pertanian dan tenaga kerja dalam keluarga.
43
44 7.
Penerimaan usahatani padi adalah hasil perkalian antara jumlah produksi padi yang diperoleh kg dengan harga jual produksi padi per unit Rpkg.
8. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya yang
dikeluarkan dalam usahatani padi Rp. 9.
Pendapatan atas biaya tunai adalah pendapatan yang diperoleh dari penerimaan total dan biaya tunai Rp.
10. Pendapatan atas biaya total adalah pendapatan yang diperoleh dari
penerimaan total dan biaya total Rp.
V. GAMBARAN UMUM 5.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Gambaran umum lokasi penelitian yang dibahas pada penelitian ini meliputi letak geografis dan pembagian administrasi, kependudukan, serta sarana
dan prasarana. Secara rinci penjelasan gambaran umum lokasi penelitian dapat dilihat dibawah ini.
5.1.1 Letak Geografis dan Pembagian Administrasi
Kelurahan Sindang Barang merupakan salah satu kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat. Kelurahan ini
memiliki luas wilayah sebesar kurang lebih 159,0115 ha yang terbagi dalam 9 Rukun Warga RW dan 47 Rukun Tetangga RT. Kelurahan ini terletak kurang
lebih 5 km dari kantor Kecamatan Bogor Barat dan 8 km dari pusat Kota Bogor.
Batas wilayah Kelurahan Sindang Barang adalah
• Sebelah Utara : Kelurahan Bubulak
• Sebelah Selatan : Kelurahan Loji
• Sebelah Timur : Kelurahan Menteng Cisadane
• Sebelah Barat : Kelurahan Margajaya
Keadaan topografi wilayah Kelurahan Sindang Barang sebagian besar berupa dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 250 m di atas permukaan laut.
Curah hujan rata-rata sebesar 4.000 mm per tahun dengan suhu berkisar antara 29 C - 42
C. Kondisi lahan di kelurahan ini tergolong cukup subur dengan kedalaman solum tanah sebesar 50 cm. Dengan kondisi tersebut Kelurahan
Sindang Barang berpotensi untuk pengembangan budidaya padi. Berdasarkan data profil Kelurahan Sindang Barang 2010, lahan yang berfungsi sebagai lahan