50
8. Hubungan Antara Variabel Independen dan Variabel Dependen
a. Hubungan Risk Profile Profil Risiko dengan Return on Asset ROA
Menurut Idroes 2006:6, risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Dalam mencapai
profitabilitasnya, semua bank tentunya akan menghadapi berbagai risiko, sehingga bank wajib menerapkan manajemen risiko secara
efektif. Apabila risiko tidak dapat dideteksi dan tidak dikelola dengan benar, maka akan menyebabkan kontraksi dalam aktivitas bank,
penurunan output, serta pengenaan biaya yang besar bagi kelancaran perekonomian di suatu Negara Joseph et al dalam Luh Putu Eka
Oktaviantari dan Ni Luh Putu Wiagustini, 2013. Risiko kredit adalah risiko yang terjadi karena pembayaran
pinjaman atau pokok pinjaman tidak dapat dilakukan dalam waktu jatuh tempo. Risiko operasional didefinisikan sebagai risiko kerugian
atau ketidakcukupan dari proses internal, sumber daya manusia, dan sistem yang gagal atau dari peristiwa eksternal Idroes, 2011:23.
Semakin kecil urutan peringkat faktor Profil Risiko, maka akan semakin kecil risiko yang dihadapi Bank, dan manajemen risiko di
bank tersebut akan terkelola dengan baik, hal ini tentunya sangat berpengaruh pada profitabilitas bank tersebut.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Armanto Witjaksono dan Monica Nathalia 2014, yang menemukan
51 bahwa Risk Profile Profil Risiko tidak berpengaruh terhadap Return
on Asset ROA. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut: H1 :
Terdapat pengaruh antara Risk Profile Profil Risiko dengan Return on Asset ROA Bank Umum Syariah di Indonesia.
b. Hubungan Good Corporate Governance GCG dengan Return on
Asset ROA Good Corporate Governance GCG dapat didefinisikan
sebagai struktur, sistem dan proses yang digunakan oleh pihak-pihak internal maupun eksternal yang berkaitan dengan perusahaan sebagai
upaya untuk
memberikan nilai
tambah perusahaan
secara berkesinambungan dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku Armanto Witjaksono dan Monica Nathalia,
2014. Dari sini dapat disimpulkan bahwa GCG perusahaan merujuk
pada seperangkat mekanisme dan proses yang membantu memastikan bahwa perusahaan diarahkan dan dikelola untuk menciptakan nilai
bagi pemiliknya, sementara secara bersamaan memenuhi tanggung jawab kepada para pemangku kepentingan lain misalnya karyawan,
pemasok, masyarakat pada umumnya. Nilai komposit GCG sangat berpengaruh pada profitabilitas perusahaan. Semakin rendah nilai
52 komposit GCG, maka semakin baik peringkat kualitas manajemen
bank tersebut, dan juga akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Armanto Witjaksono dan Monica Nathalia 2014, Puji Astutik 2014, Adil Tobing, Yandra Arkeman, Bunasor Sanim, R. Nunung
Nuryantono 2013, dan Faradillah Sulaiman 2012 yang menemukan bahwa Good Corporate Governance GCG berpengaruh terhadap
Return on Asset ROA. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut: H2 :
Terdapat pengaruh antara Good Corporate Governance GCG dengan Return on Asset ROA Bank Umum Syariah di
Indonesia. c.
Hubungan Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional BOPO dengan Return on Asset ROA
Beban operasional pada pendapatan operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasionalnya Veithzal, 2007 dalam Armanto Witjaksono dan Monica Nathalia, 2014. Rasio ini menggambarkan
bagaimana kinerja bank di dalam memaksimalkan setiap biaya operasional yang terjadi ke dalam pendapatan operasionalnya.
Semakin kecilnya biaya operasi yang digunakan, maka dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar. Peningkatan pendapatan
53 secara stabil dapat menarik perhatian masyarakat dengan melihat
kinerja perusahaan yang mengalami peningkatan. Oleh karena itu, peningkatan pendapatan dapat mempengaruhi profitabilitas bank, yang
akan berpengaruh pada tingkat kesehatan bank. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Armanto Witjaksono dan Monica Nathalia 2014, Mario Christiano, Parengkuan Tommy, Ivonne Saerang 2014, Puji Astutik 2014, Luh
Putu Eka Oktaviantari dan Ni Luh Putu Wiagustini 2013, dan Muh. Sabir. M, Muhammad Ali, Abd. Hamid Habbe 2012 yang
menemukan bahwa Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional BOPO berpengaruh terhadap Return on Asset ROA.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H3 : Terdapat pengaruh antara Biaya Operasional pada Pendapatan
Operasional BOPO dengan Return on Asset ROA Bank Umum Syariah di Indonesia.
d. Hubungan antara CAR dengan Return on Asset ROA
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 pasal 29 ayat 2, dalam menjalankan fungsinya bank harus
menjaga rasio kecukupan modalnya atau Capital Adequacy Ratio CAR. Modal juga merupakan aspek yang sangat penting untuk
menilai kesehatan bank karena ini berhubungan dengan solvabilitas bank. CAR yang harus dicapai oleh bank umum itu ditetapkan sekitar
54 8, di mana ketentuan mengenai jumlah CAR ini harus ditaati oleh
semua bank umum maupun bank umum syariah. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan disiplin dan profesionalisme bagi setiap bank
dalam mengelola seluruh aktiva yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan bagi bank.
Variabel Capital Adequacy Ratio CAR dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas bank syariah. Gery Rendiana 2015 menjelaskan
bahwa semakin tinggi CAR maka akan semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap aktiva produktif yang
berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar
bagi profitabilitas. Selain itu jika terjadi peningkatan CAR, maka tingkat modal yang dimiliki bank akan meningkat sehingga tersedia
dana yang cukup dalam menyalurkan pembiayaan dan pengembangan usaha. Secara tidak langsung, dapat dikatakan bahwa penilaian kinerja
bank telah meningkat, sehingga akan memicu pada peningkatan kesehatan bank.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gery Rendiana 2015, Mario Christiano, Parengkuan Tommy, Ivonne
Saerang 2014, dan Puji Astutik 2014 yang menemukan bahwa Capital Adequacy Ratio CAR berpengaruh terhadap Return on Asset
ROA. Dan hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh David Peter Rotinsulu, Paulus Kindangen, Merinda Pandowo
55 2015, Armanto Witjaksono dan Monica Nathalia 2014, dan Muh.
Sabir. M, Muhammad Ali, Abd. Hamid Habbe 2012 yang menemukan bahwa Capital Adequacy Ratio CAR tidak berpengaruh
terhadap Return on Asset ROA. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut: H4 :
Terdapat pengaruh antara Capital Adequacy Ratio CAR dengan Return on Asset ROA Bank Umum Syariah di
Indonesia.
B. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang akan peneliti angkat. Oleh karena itu, peneliti akan memaparkan
beberapa penelitian terdahulu yang menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini antara lain:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti
dan Tahun Penelitian
Judul Model
Analisis Hubungan dengan Skripsi Peneliti
Hasil Penelitian Persamaan
Perbedaan
1 David Peter
Rotinsulu, Paulus
Kindangen, Merinda
Pandowo 2015
The Analyze of Risk-Based
Bank Rating Method on
Bank’s Profitability in
State-Owned Banks in 2007-
2013 Period RBBR
RGEC dan Regresi
Linier Berganda
Meneliti tentang tingkat kesehatan
bank, variabel CAR dan ROA,
RGEC dan Regresi
Berganda Penelitian
dilakukan di Bank BUMN,
periode penelitian tahun
2007-2013, variabel NPL,
LDR dan NOP Secara simultan,
terdapat pengaruh antara RBBR
dengan Profitabilitas Bank. Secara
parsial, Risiko Kredit dan Risiko
Likuiditas berpengaruh negatif,
Risiko Pasar berpengaruh positif,
Permodalan tidak