80
b. GCG Good Corporate Governance
Menurut IICG 2008, konsep Corporate Governance dapat didefinisikan sebagai serangkaian mekanisme yang mengarahkan dan
mengendalikan suatu perusahaan agar operasional perusahaan berjalan sesuai dengan harapan para pemangku kepentingan stakeholders.
Good Corporate Governance dapat didefinisikan sebagai struktur, sistem dan proses yang digunakan oleh pihak-pihak internal maupun
eksternal yang berkaitan dengan perusahaan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam
jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku.
Penilaian terhadap faktor GCG menggunakan sistem self assessment di mana masing-masing Bank menghitung sendiri
komponen GCG mereka. Pemeringkatan nilai komposit yang ditetapkan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Peringkat Komposit
Good Corporate Governance
Peringkat Nilai Komposit
Keterangan
1 NK 1,5
Sangat Baik 2
1,5 NK 2,5 Baik
3 2,5 NK 3,5
Cukup Baik 4
3,5 NK 4,5 Kurang Baik
5 4,5 NK 5
Tidak Baik Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 1213DPbS, 2010
c. Rentabilitas Earning
Penilaian ini
menunjukkan kemampuan
bank dalam
menciptakan laba. Sementara rasio yang digunakan untuk menilai rentabilitas adalah Beban Operasional pada Pendapatan Operasional
81 BOPO. Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat perbandingan
antara biaya operasional yang ditanggung bank dengan pendapatan operasional yang diperoleh bank. Besarnya nilai BOPO dapat dihitung
dengan rumus:
Predikat kesehatan bank dari segi rentabilitas atau BOPO ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.5 Matriks Penetapan Peringkat Komponen BOPO
Peringkat Kriteria
Keterangan
1 Tingkat efisien sangat baik rasio BOPO
berkisar antara 83 sampai dengan 88 Sangat
Memadai 2
Tingkat efisien baik rasio BOPO berkisar antara 89 sampai dengan 93
Memadai 3
Tingkat efisien cukup baik rasio BOPO berkisar antara 94 sampai dengan 96
Cukup Memadai
4 Tingkat efisien buruk rasio BOPO berkisar
antara 97 sampai dengan 100 Kurang
Memadai 5
Tingkat efisien sangat buruk rasio BOPO di atas 100
Tidak Memadai Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 1324DPNP, 2011
d. Permodalan Capital