Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

105 Tolerance lebih besar daripada 0,1 Tolerance 0,1 dan nilai VIF lebih kecil daripada 10 VIF 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah terjadinya ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Data yang baik adalah data yang memiliki kesamaan varians dalam fungsi regresi yang disebut sebagai homoskedastisitas. Berikut adalah hasil dari uji heteroskedastisitas. 1 Analisis Grafik Scatter Plot Gambar 4.7 Grafik Scatter Plot Sumber: Data diolah, 2015 Berdasarkan pada grafik Scatter Plot di atas, terlihat bahwa titik-titik dari data menyebar secara acak serta tersebar baik di atas 106 angka nol maupun di bawah angka nol pada sumbu Regression Studentized Residual dan tidak membentuk suatu pola tertentu. 2 Metode Spearman’s Rho Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas Metode Spearman’s Rho Sumber: Data diolah, 2015 Berdasarkan output pada Tabel 4.7, dapat diketahui bahwa semua variabel independen mempunyai signifikansi korelasi lebih dari 0,05 dengan Unstandardized Residual. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada 107 model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Uji Durbin-Watson Uji D-W merupakan uji yang sangat popular untuk menguji ada-tidaknya masalah autokorelasi dari model empiris yang diestimasi. Berikut adalah hasil dari uji autokorelasi. Tabel 4.8 Uji Durbin-Watson Sumber: Data diolah, 2015 Berdasarkan Tabel 4.8, nilai Durbin-Watson sebesar 0,231. Jika dibandingkan dengan tabel Durbin Watson dengan n = 64 dan jumlah variabel independen k = 4, diperoleh nilai tabel d L lower = 1,4659 dan d u upper = 1,7303, sehingga nilai 4-d u sebesar 4-1,7303 = 2,2697 sedangkan nilai 4-d L sebesar 4-1,4659 = 2,5341. Oleh karena nilai D- W = 0,231 berada di bawah d L = 1,4659 maka dapat disimpulkan terjadi autokorelasi positif. Oleh karena adanya autokorelasi maka nilai standard error SE dan nilai t-statistik tidak dapat dipercaya sehingga diperlukan pengobatan. Pengobatan autokorelasi tergantung dari nilai ρ yang dapat diestimasi dengan beberapa cara seperti di bawah ini Ghozali, 2012:130: 108 1 Nilai ρ diestimasi dengan Durbin-Watson d 2 Nilai ρ diestimasi dengan Theil-Nagar d 3 Cochrane-Orcutt Step 1 Langkah Analisis: a Dapatkan nilai lag satu residual Ut_1 dengan perintah Transform dan Compute. Isikan pada target variabel Ut_1 dan isikan pada kotak Numeric Expression LagRes_1. b Dari menu utama SPSS, pilih Analyze, kemudian submenu Regression, lalu pilih Linear. Pada kotak dependent isikan variabel Res_1 Ut dan pada kotak independent isikan variabel Ut_1 Lag satu dari Ut. Abaikan yang lain dan pilih OK. Tabel 4.9 Unstandardized Coefficients Sumber: Data diolah, 2015 Berdasarkan output pada Tabel 4.9, diperoleh nilai ρ sebesar 0,865 yaitu nilai koefisien variabel Ut_1. Dan 109 berdasarkan pada perhitungan di atas diperoleh nilai ρ menurut berbagai metode seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.10 Nilai ρ Rho Metode Nilai ρ Durbin-Watson d 0,8845 Theil-Nagar d 0,89189 Cochrane-Orcutt Step 1 0,865 Sumber: Data diolah, 2015 Ketiga metode ternyata menghasilkan nilai yang hampir sama. Untuk itu peneliti memilih metode Theil-Nagar d untuk mentransformasikan persamaan regresi. Langkah Analisis: 1 Membentuk variabel ROAt, Profil_Risikot, GCGt, BOPOt dan CARt dengan perintah Transform dan Compute. Pada kotak Target Variable diisikan ROAt, dan pada kotak Numeric Expression diisikan ROA-0,88LagROA. Lakukan hal yang sama untuk semua variabel X. 2 Dari menu utama SPSS pilih Analyze, kemudian Regression, lalu pilih Linear. Pada kotak dependent isikan variabel ROAt, serta pada kotak independent isikan variabel Profil_Risikot, GCGt, BOPOt dan CARt. 3 Pilih Statistik dan aktifkan Durbin-Watson untuk menguji apakah masih terjadi autokorelasi. Abaikan lainnya dan pilih OK. 4 Hasil output SPSS. 110 Tabel 4.11 Hasil Pengobatan Uji Durbin-Watson Sumber: Data diolah, 2015 Membandingkan hasil regresi persamaan awal sebelum dilakukan pengobatan dan hasil regresi setelah dilakukan pengobatan ternyata dapat dibandingkan comparable. Perbedaan tersebut terletak pada nilai Durbin-Watson. Pada persamaan awal nilai Durbin-Watson sebesar 0,231 dan terjadi autokorelasi positif, sedangkan dengan persamaan regresi setelah dilakukan pengobatan, nilai Durbin-Watson menjadi sebesar 1,777. Karena nilai Durbin-Watson sebesar 1,777 terletak antara d u dengan 4-d u , maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tersebut sudah tidak mengandung masalah autokorelasi. Tabel 4.12 dapat menjelaskan bahwa nilai Durbin Watson sudah tidak mengandung masalah autokorelasi. Tabel 4.12 Nilai Durbin Watson Nilai Durbin Watson Nilai Durbin Watson yang pertama dengan pengobatan Sumber: Data diolah 2015 111

3. Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Analisis Tingkat Kesehatan Bank Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2014.

0 2 16

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA BANK BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec Pada Bank BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2012.

0 1 14

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA BANK BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec Pada Bank BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2012.

0 2 15

PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2011 - 2014.

3 15 36

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE 2011-2013.

0 4 114

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN RGEC PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH PERIODE 2012-2014 - Perbanas Institutional Repository

0 0 10

PENGARUH PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011-2014

0 1 19

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CAMELS DAN RGEC (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2012-2014)

0 0 21

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CAMELS DAN RGEC (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2012-2014)

0 0 21

HALAMAN PERSETUJUAN ANALISIS PENGARUH FAKTOR MAKRO EKONOMI DAN KARAKTERISTIK BANK TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2011 - 2014)

0 0 17