20 kesehatan bank tersebut akan tetap stabil. Rasio tingkat pengembalian atau
Return on Asset ROA mencapai sekurang-kurangnya 1,2. Profitabilitas yang digunakan sebagai kriteria penilaian hasil
operasi perusahaan mempunyai manfaat yang sangat penting dan dapat dipakai sebgai berikut:
a. Analisis kemampuan menghasilkan laba ditunjukan unt uk mendeteksi
penyebab timbulnya laba atau rugi yang dihasilkan oleh suatu objek informasi dalam periode akuntansi tertentu.
b. Profitabilitas dapat dimanfaatkan untuk menggambarkan kriteria yang
sangat diperlukan dalam menilai sukses suatu perusahan dalm hal kapabilitas dan motivasi dari manajemen.
c. Profitabilitas merupakan suatu alat untuk membuat proyeksi laba
perusahaan karena menggambarkan korelasi antara laba dan jumlah modal yang ditanamkan.
d. Profitabilitas merupakan suatu alat pengendalian bagi manajemen,
profitabilitas dapat dimanfaatkan oleh pihak intern untuk menyusun target, budget, koordinasi, evaluasi hasil pelaksanaan operasi
perusahaan dan dasar pengambilan keputusan.
4. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank
Tingkat kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu
memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai
21 dengan peraturan perbankan yang berlaku Kasmir, 2010. Pengertian
kesehatan bank tersebut merupakan suatu batasan yang sangat luas, karena kesehatan bank memang mencakup kesehatan suatu bank untuk
melaksanakan seluruh kesehatan usaha perbankannya, kegiatan tersebut meliputi: Susilo, 2000:51
a. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain,
dan dari modal sendiri. b.
Kemampuan mengelola dana. c.
Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat. d.
Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak lain.
e. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku.
Tingkat Kesehatan Bank digunakan sebagai salah satu sarana dalam melakukan evaluasi terhadap kondisi dan permasalahan yang
dihadapi Bank serta menentukan tindak lanjut untuk mengatasi kelemahan atau permasalahan Bank, baik berupa corrective action oleh Bank maupun
supervisory action oleh Otoritas Jasa Keuangan. Kesehatan Bank yang merupakan cerminan kondisi dan kinerja Bank merupakan sarana bagi
otoritas pengawas dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu, kesehatan Bank juga menjadi kepentingan
semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola manajemen, dan masyarakat pengguna jasa Bank.
22 Penilaian tingkat kesehatan bank syariah diatur dalam Peraturan
Bank Indonesia Nomor 91PBI2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah tanggal 24 Januari
2007, yang diikuti dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 924DPbS tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
Berdasarkan Prinsip Syariah tanggal 30 Oktober 2007. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 91PBI2007 tentang Sistem Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah dijelaskan bahwa kesehatan atau kondisi keuangan dan non keuangan bank
berdasarkan prinsip syariah merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola manajemen bank, masyarakat pengguna jasa
bank, Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank maupun pihak lainnya. Kondisi bank tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak tersebut
untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap prinsip syariah, kepatuhan terhadap ketentuan yang
berlaku dan manajemen risiko Ihsan, 2015:354. Dan peraturan tersebut telah disempurnakan kembali dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK.032014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah, yang diikuti dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10SEOJK.032014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah. Peraturan tersebut menyatakan bahwa Tingkat Kesehatan Bank adalah hasil penilaian tingkat kesehatan bank
23 dengan pendekatan berdasarkan risiko termasuk risiko terkait penerapan
prinsip syariah dan kinerja Bank atau disebut dengan Risk-based Bank Rating. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan
pendekatan berdasarkan risiko merupakan penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang
meliputi penerapan tata kelola yang baik, rentabilitas, dan permodalan Ihsan, 2015.
Pada prinsipnya, tingkat kesehatan, pengelolaan Bank, dan kelangsungan usaha Bank merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari
manajemen Bank. Untuk itu, manajemen bank perlu memperhatikan prinsip-prinsip umum berikut ini sebagai landasan dalam menilai Tingkat
Kesehatan Bank: Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10SEOJK.032014, 2014:2
a. Berorientasi Risiko
Penilaian tingkat kesehatan didasarkan pada Risiko-risiko Bank dan dampak yang ditimbulkan pada kinerja Bank secara keseluruhan.
Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan Risiko atau mempengaruhi kinerja
keuangan Bank pada saat ini dan di masa yang akan datang. Dengan demikian, Bank diharapkan mampu mendeteksi secara lebih dini akar
permasalahan Bank dan mengambil langkah-langkah pencegahan serta perbaikan secara efektif dan efisien Ihsan, 2015:355.
24 b.
Proporsionalitas Penggunaan parameterindikator dalam tiap faktor penilaian
Tingkat Kesehatan
Bank dilakukan
dengan memperhatikan
karakteristik dan kompleksitas usaha Bank. Parameterindikator penilaian Tingkat Kesehatan Bank merupakan standar minimum yang
wajib digunakan dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank. Namun demikian, bank dapat menggunakan parameterindikator tambahan
yang sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas usahanya dalam menilai tingkat kesehatan bank sehingga dapat mencerminkan kondisi
bank dengan lebih baik Ihsan, 2015:355. c.
Materialitas dan Signifikansi Bank perlu memperhatikan materialitas dan signifikansi faktor
penilaian Tingkat Kesehatan Bank yaitu Profil Risiko, Good Corporate Governance, Rentabilitas, dan Permodalan serta signifikansi
parameterindikator penilaian pada masing-masing faktor dalam menyimpulkan hasil penilaian dan menetapkan peringkat faktor.
Penentuan materialitas dan signifikansi tersebut didasarkan pada analisis yang didukung oleh data dan informasi yang memadai
mengenai Risiko dan kinerja keuangan Bank. d.
Komprehensif dan Terstruktur Proses penilaian dilakukan secara menyeluruh dan sistematis
serta difokuskan pada permasalahan utama Bank. Analisis dilakukan secara terintegrasi dengan mempertimbangkan keterkaitan antar Risiko
25 dan antar faktor penilaian tingkat kesehatan bank serta perusahaan
anak yang wajib dikonsolidasikan. Analisis harus didukung oleh fakta- fakta pokok dan rasio-rasio yang relevan untuk menunjukkan tingkat,
trend, dan tingkat permasalahan yang dihadapi oleh Bank.
5. Metode RGEC