30
Jadi,  pemasaran  syariah  dijalankan  berdasarkan  konsep  keislaman  yang telah diajarkan Nabi Muhammad Saw Arif, 2010:20.
2. Tujuan Pemasaran Bank
Secara umum tujuan pemasaran bank adalah untuk: a.
Memaksimumkan  konsumsi,  atau  dengan  kata  lain,  memudahkan merangsang  konsumsi,  sehingga  dapat  menarik  nasabah  untuk
membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang. b.
Memaksimumkan  kepuasan  pelanggan  melalui  berbagai  pelayanan yang  diinginkan  nasabah.  Nasabah  yang  puas  akan  menjadi  ujung
tombak pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan kepada nasabah lainnya melalui ceritanya getuk tular.
c. Memaksimumkan  pilihan  ragam  produk  dalam  arti  bank
menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula.
d. Memaksimumkan  mutu  hidup  dengan  memberikan  berbagai
kemudahan  kepada  nasabah  dan  menciptakan  iklim  yang  efisien Kasmir, 2010:57.
3. Perbandingan Pemasaran Syariah dan Pemasaran Konvensional
Ada beberapa hal yang menjadi pembeda antara pemasaran syariah dan pemasaran konvensional:
a. Konsep dan Filosofi Dasar
Perbedaan  mendasar  antara  pemasaran  syariah  dan  pemasaran konvensional adalah dari filosofi dasar yang melandasinya. Pemasaran
31
konvensional  merupakan  pemasaran  yang  bebas  dari  nilai  dan  tidak mendasarkan  keTuhanan  dalam  setiap  aktivitas  pemasarannya.
Sehingga  dalam  pemasaran  konvensional  dapat  seorang  pemasar memberikan  janji-janji  kosong  hanya  sebagai  pemikat  konsumen
untuk  membeli  produk.  Pemasar  hanya  mementingkan  pencapaian target yang ditetapkan oleh perusahaan Arif, 2010:29.
Dalam  pemasaran  syariah,  seorang  pemasar  harus  merasakan bahwasanya  dalam  aktivitas  pemasarannya  ia  selalu  diawasi  oleh
Allah  Swt.  sehingga  ia  pun  akan  sangat  merasa  berhati-hati  dalam memasarkan  produk  yang  dijualnya.  Seorang  pemasar  syariah  tidak
akan  memberi  janji  yang  kosong  belaka  yang  bertujuan  hanya  untuk mencari  nasabah.  Seorang  pemasar  syariah  tidak  akan  mau
memberikan  sesuatu  yang  menyesatkan  bagi  nasabahnya  sebab  ia selalu  merasa  bahwa  Allah  Swt.  selalu  mengawasinya  dan  akan
meminta  pertanggungjawaban  di  hari  kiamat.  Sesuai  dengan  firman Allah dalam Q.S. Al-Hadiid57: 4.
“Dialah  yang  menciptakan  langit  dan  bumi  dalam  enam  masa; Kemudian  Dia  bersemayam  di  atas  ´Arsy.  Dia  mengetahui  apa  yang
masuk  ke  dalam  bumi  dan  apa  yang  keluar  dari  dalamnya,  apa  yang turun dari langit dan apa yang naik ke sana. Dan Dia bersama kamu di
mana  saja  kamu  berada.  Dan  Allah  Maha  Melihat  apa  yang  kamu
kerjakan”. Selain  ayat  di  atas,  ayat  lain  yang  juga  menjelaskan  tentang
pertanggung  jawaban  di  hari  kiamat  juga  terdapat  dalam  Q.S.  Al- Mujadilah58: 7.
32
“Tidakkah engkau perhatikan, bahwa Allah mengetahui apa yang ada di  langit  dan  apa  yang  ada  di  bumi?  Tidak  ada  pembicaraan  rahasia
antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tidak ada lima orang,  melainkan  Dia-lah  yang  keenamnya.  Dan  tidak  ada  yang
kurang  dari  itu  atau  lebih  banyak,  melainkan  Dia  pasti  ada  bersama mereka  di  mana  pun  mereka  berada.  Kemudian  Dia  akan
memberitahukan  kepada  mereka  pada  hari  Kiamat  apa  yang  telah mereka  kerjakan.  Sesungguhnya  Allah  Maha  mengetahui  segala
sesuatu”.
b. Etika Bisnis Syariah