38
“Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari Allah dan rasul-Nya. Tetapi jika kamu bertobat, maka kamu berhak
atas pokok hartamu; kamu tidak berbuat zalim merugikan dan tidak
dizalimi dirugikan”. Jenis-jenis praktek bisnis yang terlarang mal bisnis menurut
persepsi Alquran syariah adalah sebagai berikut Abdullah, 2014:51: 1
Riba Q.S. Al-Baqarah: 275, 276, 278, 279; Q.S. Ali Imran: 130 2
Mengurangi timbangan dan takaran Q.S. Al-Muthaffifin: 1-3; Ar- Rahman: 8-9
3 Gharar dan judi Q.S. Al-Maidah: 90-91
4 Penipuan al-Ghabn dan Tadlis Q.S. Al-Muthaffifin: 1-3; Ar-
Rahman:8-9 5
Penimbunan Q.S. At-Taubah: 34-35; Hud: 12; Al-Kahfi: 82; Al- Furqan: 8; Al-Qashash: 76
6 Skandal, korupsi dan kolusi Q.S. Ali Imran: 161; Al-Baqarah: 188;
An-Nisa: 29 7
Monopoli dan oligopoli.
c. Etika Pemasar
Seorang pemasar syariah sangat memegang teguh etika dalam melakukan pemasaran kepada calon konsumennya. Ia akan sangat
menghindari memberika janji bohong, ataupun melebih-lebihkan produk yang ditawarkan. Seorang pemasar syariah akan secara jujur
menceritakan kelebihan serta kekurangan produk yang ditawarkannya. Hal ini meruapakan praktik perniagaan yang dicontohkan oleh
Rasulullah Saw. Beliau dalam melakukan praktik perniagaan selalu
39
berkata jujur mengenai kualitas produk, harga dan apa saja yang akan didapat oleh konsumen.
Apabila dibandingkan dengan pemasaran konvensional yang cenderung bebas nilai sehingga seorang pemasar bebas menggunakan
segala macam cara demi untuk mendapatkan konsumen bahkan dengan cara-cara yang tidak dibenarkan oleh syariat. Dalam pemasaran
konvensional, seorang pemasar dapat saja melakukan kebohongan dengan terlalu melebih-lebihkan produk yang ditawarkan, hal ini dapat
menimbulkan kekecewaan dari konsumen setelah ia mengonsumsinya karena kualitas produk yang jauh dari yang diharapkan Arif, 2010:30.
d. Pendekatan terhadap Konsumen
Konsumen dalam pemasaran syariah diletakkan sebagai mitra sejajar, dimana baik perusahaan sebagai penjual produk maupun
konsumen sebagai pembeli produk berada pada posisi yang sama. Seorang pemasar syariah akan selalu berupaya menciptakan nilai
produk yang positif bagi konsumennya termasuk dengan meminta umpan
balik dari
konsumen. Sedangkan
dalam pemasaran
konvensional, konsumen diletakkan sebagai objek untuk mencapai target penjualan semata. Konsumen dapat dirugikan karena antara janji
dan realitas seringkali berbeda. Perusahaan setelah mendapatkan target penjualan, akan tidak memperdulikan lagi konsumen yang telah
membeli produknya tanpa memikirkan kekecewaan atas janji produk Arif, 2010:31.
40
e. Cara Pandang terhadap Konsumen
Dalam industri perbankan syariah tidak menganggap pesaing sebagai pihak yang harus dikalahkan atau bahkan dimatikan. Konsep
persaingan dalam pemasaran syariah agar setiap perusahaan mampu memicu dirinya untuk menjadi lebih baik tanpa harus menjatuhkan
pesaingnya. Pesaing merupakan mitra kita dalam turut menyukseskan aplikasi ekonomi syariah di lapangan, dan bukan sebagai lawan yang
harus dimatikan. Hal ini berbeda dengan konsep pada perusahaan konvensional yang
menganggap pesaing sebagai pihak lawan yang harus dikalahkan bahkan jika bisa dimatikan agar eksistensi perusahaan dapat semakin
maju. Konsep ini mengakibatkan setelah pesaing dikalahkan, akhirnya daya inovasi perusahaan menurun karena tidak ada motivasi dari
pesaing Arif, 2010:32.
f. Budaya Kerja dalam Institusi Bank