19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori tentang Bagi Hasil
1. Pengertian Bagi Hasil
Dalam perekonomian modern pada dasarnya bank merupakan lembaga penyalur dana antara pihak yang berlebihan dengan pihak yang
kekurangan dana. Peran ini disebut “financial intermediary”. Dengan
kata lain, pada dasarnya tugas bank adalah menerima simpanan dan memberi pinjaman. Meski memberikan jasa pelayanan, tetapi bank bukan
“lembaga sosial”. Bank adalah lembaga yang bergerak dalam “usaha dagang”. Oleh karenanya keuntungan merupakan sesuatu yang penting
dalam usahanya Abdullah, 2006:59. Sistem perbankan yang tak membolehkan bunga kedengarannya
aneh di telinga mereka yang terbiasa dengan praktik perbankan Barat. Karena itu, kita perlu membedakan antara “tingkat suku bunga” rate of
interest dan “tingkat keuntungan” rate of return. Di satu sisi Islam
melarang suku bunga dengan tegas, dan di sisi lain Islam menghalalkan, bahkan mendorong perdagangan bermotif laba. Tentu saja, perdagangan
selalu mengandung risiko rugi atau mendapat sedikit keuntungan. Yang dihindari
adalah tingkat
bunga yang
dijamin
20
perolehannya, yakni keuntungan atau jumlah pasti yang disepakati sebelumnya atas penggunaan uang Mervyn, 2001 : 58-59.
Sebagai alternatif sistem bunga dalam ekonomi konvensional, ekonomi Islam menawarkan sistem bagi hasil profit and loss sharing
ketika pemilik modal surplus spending unit bekerja sama dengan pengusaha deficit spending unit untuk melakukan kegiatan usaha
Ascarya 2011 : 26. Konsep bagi hasil yang digambarkan dalam buku Fiqih pada umumnya diasumsikan bahwa para pihak yang bekerja sama
bermaksud untuk memulai atau mendirikan suatu usaha patungan joint venture ketika semua mitra usaha turut berpartisipasi sejak awal
beroperasi dan tetap menjadi mitra usaha sampai usaha berakhir pada waktu semua aset dilikuidasi Ascarya, 2011:48.
Ciri utama pola bagi hasil adalah bahwa keuntungan dan kerugian ditanggung bersama baik oleh pemilik dana maupun pengusaha.
Beberapa prinsip dasar konsep bagi hasil yang dikemukakan oleh Usmani 1999, sebagai berikut :
a. Bagi hasil tidak berarti meminjamkan uang, tetapi merupakan
partisipasi dalam usaha. Dalam hal musyarakah, keikutsertaan aset dalam usaha hanya sebatas proporsi pembiayaan masing-masing
pihak. b.
Investor atau pemilik dana harus ikut menanggung risiko kerugian usaha sebatas proporsi pembiayaannya.
21
c. Para mitra usaha bebas menentukan, dengan persetujuan bersama,
rasio keuntungan untuk masing-masing pihak, yang dapat berbeda dari rasio pembiayaan yang disertakan.
d. Kerugian yang ditanggung masing-masing pihak harus sama
dengan proporsi investasi mereka Ascarya, 2011:49.
2. Sistem Bagi Hasil vs Sistem Bunga