Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, pengertian perbankan syariah adalah segala sesuatu yang berkaitan tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah yang mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya pasal 1 angka 1. Sedangkan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit danatau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat pasal 1 angka 2. Dengan demikian, lembaga perbankan yang kegiatan usahanya berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah maka dapat dikatakan sebagai perbankan syariah. Burhanudin 2008:17 Gagasan adanya lembaga perbankan yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah Islam berkaitan erat dengan gagasan terbentuknya suatu sistem ekonomi Islam Sumitro, 2004:1. Melalui pembentukan dan pendirian perbankan syariah tentu banyak tujuan dan manfaat yang ingin dicapai, terutama dimaksudkan untuk membangun perekonomian umat. Namun dengan mengacu pada pengamalan Alquran, tujuan yang utama dari mendirikan bank syariah secara umum terbagi menjadi dua, yaitu pertama menghindari praktek riba; dan kedua mengamalkan prinsip-prinsip syariah 2 dalam perbankan untuk tujuan kemaslahatan Burhanudin 2008:14. Secara global, perbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat Erwandi 2013 : 331 Pembentukan perbankan syariah dimulai dengan adanya ketentuan hukum bahwa riba merupakan sesuatu yang telah diharamkan sehingga dilarang oleh agama. Dengan adanya larangan tersebut kemudian timbul pemikiran mendirikan bank syariah yang bertujuan untuk menjauhkan umat dari praktik riba dalam kegiatan usaha perbankan. Burhanudin 2008:14. Tidak seorang muslimpun yang menyangkal haramnya hukum riba. Teks Alquran begitu jelas menyatakan bahwa Allah telah mengharamkan riba Erwandi 2013:331. Berikut ini merupakan landasan syariah tentang keharaman riba yang terdapat dalam Alquran dan hadi ṡ. Allah berfirman dalam Q.S. al-Baqarah2: 275. “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. Dalam hadi ṡ, Nabi ṣallallahu ‘alaihi wa sallam juga memerintahkan agar seorang muslim menjauhi riba, karena riba termasuk salah satu dari tujuh dosa besar. Nabi ṣallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ْلا عْ َسلا ااْو نتْجا :لاق مَ سو هْي ع ه ى ص ّي َنلا نع هْنع ه يض رْيره ْيبأ ْنعو بْوُ اْولاق ِاَ : ّقحْلاب َا ه َرح ْيتَلا سْفَنلا لْتقو ،رْحساو ،هاب كْرشلا :لاق ؟ َنهامو ،ه ل ْوس اي ْ او ، ،ابّرلا ل اغْلا ِانمْ ُْلا ِانصْحُْلا فْ قو ،فْحَزلا ْوي يّل وَتلاو ،مْيتيْلا لام لْ او ِاف هْي ع ٌقفَتم “Dari Abu Hurairah Radiyallahu Anhu dari Nabi ṣalallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,“ Jauhi tujuh perkara yang membawa kehancuran Para sahabat bertanya, “Wahai, Rasulullah Apakah ketujuh perkara itu? Beliau bersabda, “Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan sebab yang dibenarkan oleh agama, memakan riba, 3 memakan harta anak yatim, melarikan diri dari pertempuran, melontarkan tuduhan zina kepada wanita-wanita mukminah yang memelihara dirinya dari perbuatan dosa dan tidak tahu menahu.” Muttafaq ‘alaih. Perbankan syariah telah dibangun untuk mendorong umat Islam dalam menggunakan uang untuk kepentingan yang konsisten dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Prinsip syariah merupakan kata kunci yang sangat penting dalam memahami perbankan syariah Hasan, 2009:31. Perbankan ini sekarang menjadi sarana penting dalam menarik simpanan dari pemilik dana yang menginginkan untuk menginvestasikan dana melalui cara dan sarana yang sesuai dengan prinsip syariah Muhammad, 2010 :11 . Prinsip perbankan syariah merupakan bagian dari ajaran Islam yang berkaitan dengan ekonomi. Salah satu prinsip dalam ekonomi Islam adalah larangan riba dalam berbagai bentuknya, dan menggunakan sistem antara lain berupa prinsip bagi hasil. Kerangka hukum pengembangan industri perbankan syariah diwadahi dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang memperkenalkan “sistem bagi hasil” atau “prinsip bagi hasil” dalam kegiatan perbankan nasional. Setelah lahirnya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bank Islam tersebut tidak lagi dinamakan dengan “bank berdasarkan prinsip bagi hasil”, tetapi dengan nama baru, yakni “Bank Berdasarkan Prinsip Syariah ” Usman, 2012:32. Perkembangan dunia perbankan syariah sudah saatnya Indonesia memiliki dasar hukum yang jelas dan mengikat yang berkaitan dengan pengaturan perbankan syariah dalam 4 bentuk Undang-Undang perbankan sendiri. Karena secara prinsip terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara perbankan konvensional dan syariah sehingga tidak dapat ditautkan pada undang-undang perbankan yang ada Jayadi , 2011:3. Dengan munculnya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, dan terakhir Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, kebijakan tersebut memberikan landasan hukum yang jelas dan kuat bagi bank syariah baik dari segi kelembagaannya maupun dari segi operasionalnya Mubarak, 2008:91. Perkembangan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia menurut data statistik perbankan syariah menunjukkan bahwa jaringan kantor perbankan syariah baik Bank Umum Syariah maupun Unit Usaha Syariah pada bulan Juni tahun 2016 berjumlah 2127 kantor. Berdasarkan data statistik perbankan syariah tersebut, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jaringan kantor perbankan syariah pada tahun 2009 yang hanya berjumlah 1.223 kantor. Peningkatan ini merupakan respon yang baik dari masyarakat atas kepercayaannya untuk menggunakan produk dan jasa yang ada di perbankan syariah. Selain untuk menghindari praktik riba yang ada pada bank konvensional, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan bagi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa yang ada di perbankan, baik itu perbankan konvensional maupun perbankan syariah. Misalnya saja dilihat dari tingkat keuntungan, kemudahan untuk menuju lokasi bank, maupun citra bank itu sendiri. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi nasabah dalam 5 mempertimbangkan apakah ia akan menggunakan produk dan jasa bank yang ditawarkan atau tidak. Dewasa ini perbankan syariah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Keberadaannya telah menjamur di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia. Produk dan jasa yang ditawarkan pun bermacam-macam. Selain itu tingkat keuntungan atau bagi hasil yang ditawarkan masing-masing bank pun berbeda-beda. Misalnya saja di Bank BNI Syariah Cabang Banjarmasin, produk utama yang ditawarkan yaitu produk pendanaan seperti giro, tabungan dan deposito yang menggunakan akad wadi’ah dan akad mudharabah. Besarnya tingkat keuntungan atau bagi hasil produk yang menggunakan akad mudharabah merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan bagi nasabah untuk memilih Bank BNI Syariah Cabang Banjarmasin. Melihat besarnya kebutuhan dari nasabah produk Tabungan dan Giro Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Banjamasin semakin lama semakin berkembang dan memperkenalkan produk-produk terbaru mereka untuk menarik minat masyarakat dan untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya lembaga keuangan tersebut dalam kehidupan sehari-hari baik dimasa sekarang maupun untuk masa yang akan datang. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dilakukan bank dengan mengembangkan berbagai produk dan jasa perbankan. Produk perbankan yang dikembangkan berupa produk penyimpanan dana dalam bentuk tabungan, deposito, giro. Setiap pembelian produk jasa maupun barang, konsumen atau nasabah dipengaruhi oleh tingkat keuntungan atau manfaat yang akan diperolehnya 6 dari produk tersebut. Adapun tingkat keuntungan yang akan diperoleh konsumen pada jasa bank syariah adalah bagi hasil Daulay, 2012:6. Roziq dan Diptyanti 2013 mengungkapkan tingkat pengembalian bagi hasil terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih tabungan. Penemuan ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Raihanah Daulay 2012 dimana tingkat pengembalian bagi hasil terbukti memiliki pengaruh kuat terhadap keputusan nasabah dalam memilih tabungan. Sistem Bagi Hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan syari’ah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kapada masyarakat, dan di dalam aturan syari’ah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak akad. Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan di masing- masing pihak tanpa adanya unsur paksaan.Antonio,2001 Perbankan Syariah memperkenalkan sistem pada masyarakat dengan istilah Revenue Sharing, yaitu sistem bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan dana. Lebih jelasnya Revenue sharing dalam arti perbankan adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada total seluruh pendapatan yang diterima sebelum 7 dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Sistem revenue sharing berlaku pada pendapatan bank yang akan dibagikan dihitung berdasarkan pendapatan kotor gross sales, yang digunakan dalam menghitung bagi hasil untuk produk pendanaan bank. Pada Aplikasi perbankan syariah umumnya, bank dapat menggunakan sistem profit sharing maupun revenue sharing tergantung kepada kebijakan masing- masing bank untuk memilih salah satu dari sistem yang ada. Bank- bank syariah yang ada di Indonesia saat ini semuanya menggunakan perhitungan bagi hasil atas dasar revenue sharing untuk mendistribusikan bagi hasil kepada para pemilik dana deposan Fauziah,2006:24. Suatu bank menggunakan sistem profit sharing di mana bagi hasil dihitung dari pendapatan netto setelah dikurangi biaya bank, maka kemungkinan yang akan terjadi adalah bagi hasil yang akan diterima oleh para shahibul maal pemilik dana akan semakin kecil, tentunya akan mempunyai dampak yang cukup signifikan apabila ternyata secara umum tingkat suku bunga pasar lebih tinggi. Kondisi ini akan mempengaruhi keinginan masyarakat untuk menginvestasikan dananya pada bank syariah yang berdampak menurunnya jumlah dana pihak ketiga secara keseluruhan, tetapi apabila bank tetap ingin mempertahankan sistem profit sharing tersebut dalam perhitungan bagi hasil mereka, maka jalan satu- satunya untuk menghindari resiko resiko tersebut di atas, dengan cara bank harus mengalokasikan sebagian dari porsi bagi hasil yang mereka terima untuk subsidi terhadap bagi hasil yang akan dibagikan kepada nasabah pemilik dana. Suatu bank yang menggunakan sistem bagi 8 hasil berdasarkan revenue sharing yaitu bagi hasil yang akan didistribusikan dihitung dari total pendapatan bank sebelum dikurangi dengan biaya bank, maka kemungkinan yang akan terjadi adalah tingkat bagi hasil yang diterima oleh pemilik dana akan lebih besar dibandingkan dengan tingkat suku bunga pasar yang berlaku. Kondisi ini akan mempengaruhi para pemilik dana untuk mengarahkan investasinya kepada bank syariah yang nyatanya justru mampu memberikan hasil yang optimal, sehingga akan berdampak kepada peningkatan total dana pihak ketiga pada bank syariah. Pertumbuhan dana pihak ketiga dengan cepat harus mampu diimbangi dengan penyalurannya dalam berbagai bentuk produk aset yang menarik, layak dan mampu memberikan tingkat profitabilitas yang tinggi. Tabungan Mudharabah merupakan simpanan pihak ketiga yang diperuntukkan bagi perorangan dan lembaga berbadan hukum yang penarikannya dapat dilakukan setiap waktu sesuai dengan sistem bagi hasil Muhammad,2001. Dengan pengertian tersebut, maka bank bertindak sebagi mudharib pengelola dana, dan nasabah bertindak sebagai shahibul maal pemilik dana. Bank akan berusaha sebaik-baiknya mengelola dana yang dipercayakan kepadanya, sehingga memperoleh keuntungan yang layak yang akan dibagikan kepada pemiliknya secara proporsional sebagaimana kesepakatan bank dengan pemilik dana. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama shahibul maal menyediaakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi 9 menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pegelola harus bertanggunga jawab atas kerugian tersebut Muhammad, 2008:275. Rumus perhitungan bagi hasil mudharabah adalah sebagai berikut: Hari bagi hasil x Saldo rata-rata harian x Tingkat bagi hasil Hari kalender yang bersangkutan. Selain melihat pada tingkat keuntungan yang akan diperolehnya, nasabah juga mempertimbangkan lokasi bank itu sendiri. Lupiyoadi 2001: 61 mendefinisikan lokasi adalah tempat dimana perusahaan harus bermarkas melakukan operasi. Penentuan lokasi suatu cabang bank merupakan salah satu kebijakan yang sangat penting. Bank yang terletak dalam lokasi yang strategis sangat memudahkan nasabah dalam berurusan dengan bank. Dalam penelitian Maysaroh 2014, terdapat pengaruh positif variabel lokasi terhadap keputusan nasabah. Indikator pusat keramaian dan mudah dijangkau ternyata mempengaruhi nasabah dalam memilih bank syariah. Hal ini didukung oleh RamadhaningTyas 2012, Berdasarkan pengujian secara parsial menunjukkan bahwa pengaruh lokasi terhadap keputusan nasabah adalah signifikansi positif, artinya apabila lokasi berada di tempat yang strategis dalam hal ini dekat dengan pusat kegiatan masyarakat serta pemukiman penduduk maka akan berpengaruh terhadap keputusan nasabah untuk menabung. 10 Tabel 1. 1 Lokasi BNI Kantor Cabang BNI Kantor Cabang Pasar Terdekat Perumahan Terdekat Perkantora n Terdekat Jakarta Timur 3,7 KM Giant SPM Rawamangun 2,4 KM The Oak Apartment 1KM Antam Banjarmasin 1KM Pasar Pandu, Giant, LC Supermart 1,1 KM Buncit Raya 1KM PLN, PDAM Jogjakarta 2,8 KM XT Square 3,3 Km Sun Primera Condotel 1KM BKKBN, Dinkes Sumber : Google maps Data diolah Dalam penentuan lokasi setidaknya ada 3 indikator yang diperlukan; dekat dengan pasar, dekat dengan perumahankawasan padat penduduk, dekat dengan perkantoran. Lokasi Bank BNI Syariah Cabang Banjarmasin berada di Jl. Jend. Ahmad Yani Km. 4 No.385.. Dalam segi lokasi Bank BNI Syariah memiliki keunggulan dibandingkan kantor kantor cabang BNI Syariah lainnya. Bank BNI Syariah Cabang Banjarmasin hanya berjarak kurang dari 1 Km ke pusat perbelanjaan terdekat Giant, LC Minimarket, Pasar Pandu , kurang dari 1 Km ke pusat perkantoran terdekat Kantor PLN, PDAM, Jasa Rahaja, Askes, Smartfren, Poltabes dll.dan kurang lebih satu Km ke perumahan terdekat Komplek Buncit , Komplek Bumi Indah, Komplek Bumi Indah Permai. Selain Bank BNI Syariah Banjarmasin, kantor cabang lain yang memiliki tempat strategis lainnya adalah Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Timur dan Cabang Jogjakarta. 11 Aspek lainnya selain lokasi dan bagi hasil yang harus dimiliki dan dipertahankan nilai positifnya bagi setiap perusahaan adalah citra merek. Karena pada dasarnya, pengertian dari kata merk itu sendiri menurut Dolak 2004 dalam Hapsari 2008:5 yakni “A brand is an identicable entity that makes specific promises of value”. Yang berarti bahwa sebuah merek merupakan alat identifikasi yang secara spesifik membuat nilai yang menjajikan. Hal yang sangat penting bagi produsen maupun konsumen yaitu merek bukan hanya simbol yang dipakai untuk mengidentifikasi produk atau perusahaan. Peranan atau fungsi merek bukan hanya sebagai pembeda dari produk yang dihasilkan oleh produsen yang satu dengan produk lainnya, namun merek merupakan penentu dalam menghasilkan keunggulan kompetitif. Nasabah memandang merek sebagai salah satu hal yang sangat penting dalam melakukan suatu keputusan pembelian, merek merupakan nilai tambah bagi suatu produk.Citra merek yang positif akan membuat konsumen menyukai suatu produk dengan merek yang bersangkutan di kemudian hari, sedangkan bagi produsen, citra merek yang baik akan menghambat kegiatan pemasaran pesaing. Citra merek adalah sekumpulan asosiasi merk yang terbentuk dan melekat dibenak konsumen Freddy Rangkuto, 2004:244. Melalui citra merek yang kuat, maka pelanggan akan memiliki asumsi positif terhadap merk dari produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Citra merek menjadi hal yang sangat penting diperhatikan perusahaan karena melalui citra merek yang baik maka dapat menimbulkan nilai emosional pada diri nabrasabah, berupa 12 timbulnya perasaan positif pada saat memilih atau menggunakan merek tertentu. Demikian sebaliknya apabila suatu merek memiliki citra image buruk dimata nasabah kecil kemungkinan konsumennasabah untuk memilih produk tersebut. Image yang diyakini oleh konsumen mengenai sebuah merek sangat bervariasi dari persepsi masing-masing individu. Nasabah memandang tabungan iB Hasanah Mahasiswa sebagai tabungan yang sangat berkualitas dapat dipercaya dan memberikan keuntungan yang sangat menarik bagi nasabah. Selain itu, kualitas sebuah merek memberikan alasan yang sangat penting bagi konsumennasabah untuk membeli. Apabila image yang tertanam dalam suatu produk baik, maka konsumen akan membeli produk itu sebaliknya bila image yang tertanam dalam benak konsumen mengenai 2 merek tersebut negatif maka konsumen tidak akan membeli produk tersebut . Image yang positif tentu menjadi kekuatan bagi brand yang digunakan produk tersebut. Melihat pentingnya keputusan pemberian brand tersebut, maka perusahaan juga harus membangun citra brand yang baik tersebut tentunya yang mengubah persepsi masyarakat akan brand menjadi lebih bak. Jadi, berhasil atau tidaknya suatu brand tergantung pada persepsi kosumen akan brand tersebut. Pada proses keputusan memilih, perilaku konsumen juga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, karena pasar yang dihadapi oleh perusahaan adalah pasar konsumen, dimana konsumen mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam menentukan terjadinya sesuatu keputusan memilih produk. Banyak hal membuat sesuatu produk tetap survive selama bertahun- tahun dipasaran. Brand yang baik merupakan salah satu aset bagi perusahaan 13 karena brand tersebut mempunyai suatu dampak pada setiap persepsi konsumen, dimana masyarakat mempunyai kesan positif terhadap produk dan perusahaan, dan untuk mempertahankan dan meningkatkan pasar konsumen, diperlukan image dan persepsi yang baik terhadap produk dan perusahaan. Image citra yang baik dibutuhkan suatu produk adalah apabila produk tersebut mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, yaitu dengan cara membuat dan mengembangkan produk sesuai dengan harapan dan selera konsumen, mutu dan kualitas yang terjamin dan sistem penyampaian produk hingga konsumen dapat dengan mudah memperoleh produk-produk tersebut. Citra merek itu sendiri secara sederhana dapat diartikan sebagai kumpulan asosiasi yang terbentuk pada konsumen, sebagai hasil dari pengalaman dari orang yang sudah mengkonsumsi msuatu produk. Oleh sebab itu pengalaman konsumen merupakan faktor terpenting dalam membangun citra merek. Karena dari pengalaman tersebut seorang konsumen dapat mengambil keputusan memilih produk tersebut. Dalam penelitian Intan 2012 Hasil uji Regresi Linier Berganda menunjukkan citra produk berpengaruhsignifikan terhadap keputusan konsumen dengan koefisien 0,236. Hal ini berarti faktor citra produk berpengaruh terhadap keputusan nasabah memilih PT. Bank Central Asia cabang Probolinggo. Dalam penelitian ini citra produk meliputi atribut produk, jaminan kualitas produk dan penawaran produk. Berdasarkan survey yang dilakukan top brand awards pada tahun 2016, Citra Merek Bank BNI Syariah berada di posisi 3 dengan meraih 14 persentase 15,9 dan masuk dalam jajaran TOP Brand, mengungguli Bank Muammalat 10,1 dan Bank BCA Syariah 3,6. Sementara Posisi pertama dan kedua berturut turut diisi oleh Bank Syariah Mandiri 31,5 dan BRI Syariah 26,4. Tabel 1. 2 Top Branding Index 2016 Sumber : Top Brand Award 2016 fase 1 Masuknya BNI Syariah sebagai salah satu Top Brand di Indonesia, yang didukung dengan penempatan lokasi yang strategis menimbulkan efek domino berupa animo masyarakat untuk menabung di BNI Syariah semakin tinggi dan terbukti dari 8 produk tabungan unggulan BNI Syariah Tabungan Ib Hasanah Syariah plus, Tabungan Haji Ib Hasanah, Tabungan Prima Ib hasanah ,IB HasanahMahasiswa Ib Hasanah ,Tapenas IB Hasanah, Tabungan Ib Bisnis dan Tabungan Ib hasanah Classic terjadi peningkatan jumlah tabungan dari 2,4 Triliun pada tahun 2011 meningkat meningkat menjadi 5,7 Triliun pada tahun 2015 atau terjadi kenaikan sebesar 137,71. Tabel 1. 3 Jumlah Dana Tabungan Bank BNI Syariah Dalam Juta Produk 2011 2012 2013 2014 2015 Tabungan Ib Hasanah Syariah plus 1,940,725 2,334,010 2,723,322 3,099,167 3,527,321 Tabungan Haji Ib Hasanah 132,667 236,975 279,484 396,960 597,008 15 Tabungan Prima Ib hasanah 49,771 84,056 86,554 98,296 125,834 Tabungan Ib Hasanah Mahasiswa 46,092 64,557 76,908 86,722 63,342 Tapenas IB Hasanah 34,959 53,899 69,994 83,062 105,290 Tabungan Ib Bisnis 191,615 612,410 1,041,842 1,042,527 1,279,375 Tabungan Ib hasanah Classic 2,373 3,112 2,751 2,453 2,660 Total 2,398,202 3,389,019 4,280,855 4,809,187 5,700,830 Persentase Kenaikan 2011 2012 2013 2014 2015 Tabungan Ib Hasanah Syariah plus 20.26 16.68 13.80 13.82 Tabungan Haji Ib Hasanah 78.62 17.94 42.03 50.40 Tabungan Prima Ib hasanah 68.89 2.97 13.57 28.02 Tabungan Ib Hasanah Mahasiswa 40.06 19.13 12.76 -26.96 Tapenas IB Hasanah 54.18 29.86 18.67 26.76 Tabungan Ib Bisnis 219.60 70.12 0.07 22.72 Tabungan Ib hasanah Classic 31.14 -11.60 -10.83 8.44 Sumber : Laporan Tahunan Bank Bni Syariah 2011-2015 diolah Pada tahun 2015 jumlah tabungan pada produk Bank BNI Syariah mengalami kenaikan yang cukup pesat Tabungan Ib Hasanah Syariah plus 13,82 , Tabungan Haji Ib Hasanah 50,4 , Tabungan Prima Ib hasanah 28,02 , Tapenas IB Hasanah, 26,76 Tabungan Ib Bisnis22,72 dan Tabungan Ib hasanah Classic terkecuali Tabungan IB Hasanah Mahassiswayang mengalami penurunan cukup besar sebesar -26,76. Sementara produk lain mengindikasikan adanya peningkatan minat nasabah dalam menabung di Bank BNI Syariah, produk IB HasanahMahasiswa sendiri malah peminatnya semakin menurun. Bukan hanya pada tahun 2015, indikasi adanya penurunan minat masyarakat 16 menabung pada IB HasanahMahasiswa sendiri sebetulnya dapat dilihat pada tahun-tahun sebelumnya dimana terjadi penurunan persentase kenaikan dimana pada tahun 2012 persentase kenaikan sebesar 40.06 menurun pada tahun 2013 19,13 menurun lagi pada tahun 2014 12,76 dan puncaknya pada tahun 2015 bukan kenaikan yang diperoleh melainkan penurunan yang cukup signifkan -26,76 Berdasarkan pada fenomena diatas, maka diduga terdapat pengaruh bagi hasil, lokasi bank, dan citra merek terhadap keputusan nasabah dalam menabung, yang hasilnya akan dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul Pengaruh Bagi Hasil, Lokasi, Serta Citra Merek Terhadap Proses Keputusan Menabung Studi Kasus Produk Tabungan iB Hasanah Mahasiswa di BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin. 17

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Citra Merek dan Reputasi Perusahaan Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

13 138 97

Pengaruh Pelayanan, Bagi Hasil Dan Keyakinan Terhadap Keputusan Menabung Nasabah Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Medan

0 24 123

Pengaruh citra merek, periklanan, dan persepsi terhadap minat menabung nasabah

6 55 154

Pengaruh Pembelajaran, Citra Merek, dan Pelayanan Prima Terhadap Keputusan Menabung Pada Bank Agris Cabang Lampung

0 10 52

PENGARUH PRODUK, PELAYANAN, PROMOSI, LOKASI DAN BAGI HASIL TERHADAP KEPUTUSAN MASYARAKAT MEMILIH BANK Pengaruh Produk, Pelayanan, Promosi, Lokasi Dan Bagi Hasil Terhadap Keputusan Masyarakat Memilih Bank Syariah (Survey pada BTN Syariah Cabang Surakarta)

0 2 17

PENGARUH PRODUK, PELAYANAN, PROMOSI, LOKASI DAN BAGI HASIL TERHADAP KEPUTUSAN MASYARAKAT MEMILIH BANK SYARIAH Pengaruh Produk, Pelayanan, Promosi, Lokasi Dan Bagi Hasil Terhadap Keputusan Masyarakat Memilih Bank Syariah (Survey pada BTN Syariah Cabang Su

0 7 19

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP KEPUTUSAN MENABUNG DI BANK SYARIAH BAGI MAHASISWA FE UNY.

9 54 107

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP MINAT MENABUNG DI BANK SYARIAH

0 0 18

Pengaruh Lokasi dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Nasabah untuk Menabung di BMT Sumber Mulia

0 0 21

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, BAGI HASIL, DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH MENABUNG PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH CABANG PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 19 17