Interpretasi Historiografi Prosedur Penelitian

melalui kritik ekstern maka penelitian perlu dilanjutkan dengan bertanya apakah isi sumber itu dapat dipercayai kebenaran dan ketelitiannya. Menurut Winarno Surachmad 1975: 127 sebuah tulisan dapat diuji kebenaran isinya dengan menggabungkan berbagai faktor seperti bahasa yang dipakai, saat tulisan itu dibuat, integritas pribadi penulisnya, situasi penulis pada saat itu apakah tertekan, terpaksa, takut,atau karena ambisi, dan tujuan tulisan itu. Kritik intern dalam penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi gaya, tata bahasa dan ide yang digunakan penulis sumber data, kecenderungan politik dan pendidikan penulis sumber data, situasi disaat penulisan dan tujuan dalam mengemukakan peristiwa masa lampau. Kemudian isi, pernyataan dan statement penulis sumber data yang satu dibandingkan dengan isi, pernyataan dan statement penulis sumber data yang lain. Sehingga akan didapatkan fakta sejarah yang benar-benar relevan dengan tema penelitian.

3. Interpretasi

Interpretasi atau penafsiran sejarah disebut pula dengan analisis sejarah. Analisis ini berarti menguraikan, secara terminologi berbeda dengan sintesis yang berarti menyatukan. Namun keduanya, analisis dan sintesis dipandang sebagai metode-metode utama dalam interpretasi Kuntowijoyo,1995: 100. Sumber-sumber yang telah melalui proses kritik intern dan kritik ekstern akan menghasilkan fakta sejarah yang berdiri sendiri-sendiri. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terhadap fakta-fakta tersebut yang bertujuan untuk menyatukan fakta-fakta itu menjadi satu kesatuan yang harmonis dan menyeluruh. Interpretasi dapat dilakukan dengan cara memperbandingkan data guna menyingkap peristiwa-peristiwa mana yang terjadi dalam waktu yang sama. Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk menafsirkan data yang diperoleh, kemudian mencari kaitan antara data yang satu dengan data yang lainnya. Setelah itu data yang saling berkaitan dihubungkan sehingga akan diperoleh gambaran yang utuh dan menyeluruh tentang peristiwa masa lampau yang akan diteliti berupa suatu fakta sejarah.

4. Historiografi

Langkah terakhir dalam metode sejarah adalah historiografi. Historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan Dudung Abdurrahman, 1999: 67. Dalam tahap ini seorang penulis harus dapat mengungkapkan hasil penelitiannya dengan bahasa yang baik dan benar,menyajikan data-data yang akurat dan membuat garis-garis umum yang akan diikuti secara jelas oleh pemikiran pembaca. Selain itu penulis harus mengungkapkan hasil penelitiannya secara kronologis dan sistematis. Dalam proses historiografi ini diperlukan imajinasi dari penulis agar fakta-fakta yang diperoleh dapat dirangkaikan menjadi sebuah kisah yang menarik untuk dibaca. Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menggunakan bahasa yang baik dalam memaparkan hasil penelitian, diperkuat dengan bukti-bukti akurat yang diperoleh dari sumber primer maupun sekunder. Agar diperoleh sebuah kisah yang menarik maka penulis menggunakan imajinasi penulis dalam merangkaikan fakta-fakta yang diperoleh.

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Sekilas Profil Negara Irak

1. Keadaan Geografis Irak

Irak al- Jumhuriah al-Iraqiah atau Republik Irak adalah sebuah negara republik di bagian Barat Daya Asia, antara 29º - 37º Lintang Utara dan 39º - 48º Bujur Timur, dan mempunyai luas wilayah sekitar 438.052 km². Irak dibagi menjadi empat daerah, yaitu: 1 Dataran tinggi 300 meter di atas permukaan laut yang kering dan berbukit-bukit di antara sungai Tigris dan sungai Eufrat di