Sebab-sebab perang Hakekat Perang

perangnya ke medan pertempuran untuk berperang dan membunuh para anggota angkatan perang lawan. Dari beberapa pendapat tentang perang, dapat disimpulkan bahwa perang adalah pelaksanaan terorganisir atas perselisihan bersenjata antar kelompok sosial dan antar negara dengan tujuan untuk menaklukkan pihak yang lain dan mencari keunggulan yang teratas diantara mereka. Perang ini dapat terjadi karena masing- masing pihak ingin menjadi penguasa dan menjadi yang paling kuat dibandingkan yang lain.

b. Sebab-sebab perang

Loekito Santoso 1991: 6 mengatakan bahwa sebagai sebab perang, maka kegentaran atau ketakutan yang tidak dapat ditinggalkan akan membentuk suatu lingkaran yang tidak berujung pangkal. Manusia sebagai pelaku utama memberikan motivasi sehingga timbul sebab perang yaitu sumber terjadinya perang dengan meninggalkan jalan damai dan musyawarah untuk mufakat, untuk kemudian menggunakan jalan pintas atau jalan perang. Seperti pendapat Francis Bacon yang mengatakan bahwa ketakutan adalah salah satu pembenaran yang memadai untuk terjun di dalam perang. Negara berperang demi kepentingan nasionalnya. Menurut A. Hasan Habib 1994 berbagai kepentingan nasional itu dikelompokkan dalam 3 golongan besar sebagai berikut : 1 Kepentingan fisik atau material Kepentingan fisik atau material menyangkut tanah dan wilayah nasional yang tidak boleh dijamah atau dirampas oleh pihak luar, terlepas dari masalah apakah wilayah nasional itu mempunyai arti strategis atau tidak ataupun berpenduduk atau tidak. 2 Kepentingan politik, agama, ideologi 3 Kepentingan devariatif, diantaranya adalah : a. Pertimbangan-pertimbangan golongan politik, seperti dikuasainya suatu daerah atau lokasi di luar wilayah nasional oleh negara yang potensial menjadi lawan. b. Konsep kredibilitas, kehormatan bangsa, kebanggaan nasional dan berbagai konsep psikologis lainnya. Walter S. Jones 1993 mengemukakan 15 teori mengenai sebab-sebab perang. Menurutnya penyebab utama dari peperangan adalah sebagai berikut : 1 Ketimpangan kekuasaan Yaitu suatu kondisi yang tidak disukai berupa distribusi kekuasaan yang tidak merata. 2 Transisi kekuasaan Teori ini lebih memusatkan perhatiannya pada perkembangan ketimpangan dalam menggoyahkan perkembangan internasional. 3 Nasionalisme, Separatisme dan Iredentisme Nasionalisme adalah suatu identitas kelompok kolektif yang secara emosional mengikat banyak orang menjadi satu bangsa. Sementara separatisme berarti gerakan untuk memisahkan diri dan membentuk negara sendiri. Iredentisme sendiri berarti motif untuk menguasai wilayah secara sepihak. 4 Darwinisme sosial internasional Merupakan keyakinan bahwa masyarakat, seperti halnya spesies biologis juga berkembang dan maju melalui persaingan.Hanya yang kuat yang akan bertahan dan yang lemah akan tersingkir. Para darwinis sosial memandang peperangan sebagai suatu keharusan yang keji demi kemajuan peradapan. Peran perang adalah melepaskan kendali kekuasaan dari pihak yang lemah ke pihak yang kuat dan dinamis. 5 Kegagalan komunikasi akibat kekeliruan persepsi dan dilema keamanan Beberapa bentuk kekeliruan persepsi yang mengacaukan komunikasi antara lain: citra buruk lawan, citra hebat diri sendiri, citra diri bermoral, penyiksaan selektif atas berbagai peristiwa kritis dan tanda-tanda tertentu, keyakinan yang berlebihan terhadap kepentingan militer, persepsi diri pemimpin, persepsi pemimpin akan sikap lawannya, persepsi terhadap maksud-maksud lawan, persepsi terhadap kekuasaan dan kemampuan lawan, perkiraan militer yang berlebihan serta perkiraan militer yang merendahkan. 6 Kegagalan komunikasi akibat ironi atau kesalahan teknis Tidak semua kegagalan komunikasi dalam politik internasional diakibatkan oleh aspek psikologis manusia. Banyak diantaranya yang diakibatkan oleh pertentangan tujuan diciptakannya komunikasi. 7 Perlombaan senjata Pecahnya perang diakibatkan oleh perlombaan senjata yana secara strategis tidak stabil dan secara politis tidak terkendali. Disini negara-negara yang bermusuhan terkunci dalam siklus ketakutan bersama. 8 Kekompakan internal melalui konflik eksternal Teori ini memandang perang sebagai produk kebijakan yang dirancang untuk memantapkan kekompakan internal dengan mengarahkan semua perhatian mereka ke konflik luar. 9 Konflik internasional akibat perselisihan internal Teori ini memandang bahwa penyebab perang adalah adanya perselisihan domestik. 10 Kerugian relatif Konsep ini menegaskan bahwa pemberontakan politik dan pembangkangan lainnya terjadi bila rakyat merasakan apa yang mereka terima kurang dari semestinya. Untuk mencapai perolehan yang lebih besar atau menebus kekecewaannya maka kelompok yang bersaing itu mengambil jalan agresi dan kekerasan politik. 11 Naluri agresi Menurut teori agresi, akar peperangan terletak pada naluri berperang atau sifat haus perang yang bersumber pada sifat kebinatangan. 12 Rangsangan ekonomis dan ilmiah Teori tentang perang ini memusatkan perhatiannya pada fungsi-fungsi ekonomi. Baik perang maupun ancaman perang merangsang peningkatan kegiatan ilmiah, inovasi teknik, kemajuan industri. Dapat dikatakan aspek ekonomi adalah eksternal utama dari peperangan. 13 Kompleks industri militer Menurut teori ini, di negara-negara besar berbagai kompleks-kompleks domestik yang berpengaruh dan berkepentingan atas pengeluaran militer dan ketegangan internasional akan menggunakan pengaruhnya untuk menimbulkan ketegangan antar negara. Mereka adalah kompleks industri militer yang terdiri dari tentara-tentara profesional, manager dan pemilik industri perlengkapan militer, pejabat tinggi pemerintah yang terkait dengan pembelanjaan militer dan anggota parlemen yang daerah asalnya diuntungkan dari proyek pertahanan. 14 Pembatasan penduduk Teori ini mengenai hubungan antara pertambahan penduduk dengan perang yang dirumuskan oleh Sir Thomas Malthus yaitu bahwa penduduk cenderung bertambah secara geometris, sedangkan sumber-sumber makanan hanya bertambah secara aritmatis. Jadi kekuatan penduduk mutlak lebih besar daripada kekuatan bumi menghasilkan makanan. Karena penduduk harus sesuai dengan persediaan makanan maka harus ada kendali pertambahan penduduk, salah satunya melalui perang. 15 Penyelesaian konflik melalui kekerasan Menurut teori ini konflik muncul ketika dua atau lebih kelompok sama-sama menyatakan kepemilikannya atas suatu sumber daya atau posisi yang sama. Perang adalah sarana untuk membagikan nilai-nilai yang langka itu demi terselesainya konflik. Dalam pandangan ini perang adalah suatu keputusan yang rasional dan kebijakan perang ditentukan melalui perhitungan biaya dan keuntungan logis. Menurut Hans J. Morgenthau dalam M. Amien Rais 1989: 67 perang hanya dapat dihindarkan dan perdamaian dapat dicapai jika dapat didirikan suatu pemerintahan dunia yang otoritasnya mengatasi kedaulatan masing-masing negara. Usaha mencapai perdamaian lewat pembentukan suatu pemerintahan dunia disebutnya sebagai ”peace through transformation”. Sementara Margaret Mead dan Sigmund Freud dalam M. Amien Rais 1989: 67 masing-masing berpendapat bahwa perang dapat dihilangkan perlahan- lahan jika dapat ditemukan inovasi baru yang lebih bermanfaat dan jika dapat ditimbulkan sikap budaya baru dan kesadaran mendalam tentang bahaya perang secara menyeluruh. Teori mengenai sebab-sebab perang pada Perang Teluk III lebih condong pada pendapat yang dikemukakan Walter S. Jones. Penyebab Perang Teluk III disebabkan oleh adanya naluri agresi yaitu sifat haus darah yang dimiliki oleh Amerika Serikat. Mesin politik luar negeri Amerika Serikat sering kali diarahkan pada negara yang dikehendakinya untuk memenuhi sifat haus perangnya. Perang Teluk III juga terjadi karena rangsangan ekonomi yaitu kepentingan Amerika Serikat atas ladang minyak Irak dan rangsangan ilmiah sebagai ajang pamer teknologi persenjataan. Dalam Perang Teluk III juga tampak bahwa Amerika Serikat melancarkan perang sebagai cara untuk menyelesaikan konflik dengan Irak.

c. Hukum Perang