Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

B. Kerangka Berpikir

Ambisi Menjadi Pemimpin Arab AMERIKA SERIKAT Politik Luar Negeri AS Politik Standar Ganda AS Politik Internasional AS di Timur Tengah IRAK Politik Luar Negeri Irak Keterangan: Irak merupakan salah satu negara yang cukup berpengaruh di wilayah Timur Tengah. Saddam Hussein sebagai penguasa tertinggi di Irak sangat terinspirasi pada Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser untuk menjadi pemimpin kawasan Timur Tengah. Oleh karena itu Irak di bawah Saddam Hussein selalu berusaha untuk berebut pengaruh di kawasan yang kaya minyak ini. Dalam dua perang yang pernah terjadi di kawasan Teluk Parsi, Irak selalu turut andil dan terlibat aktif menjadi pihak yang bersengketa. Garis besar politik pemikiran Saddam Hussein memang selalu berusaha untuk menekan lawan-lawan politiknya dan menyandarkan basis kekuasaannya pada kekuatan koersif militer dan intelijen. Politik luar negeri Irak yang selalu berusaha menjadi yang terkuat di kawasan Timur Tengah sangat mengganggu Amerika Serikat yang tidak ingin disaingi superioritasnya sebagai negara adidaya walaupun Irak hanya berambisi Intervensi AS ke Irak Konflik Irak-AS Perang Teluk III menguasai kawasan Timur Tengah saja. Kebijakan politik luar negeri Irak yang sangat membela nasib Palestina juga tidak disenangi Amerika Serikat karena dianggap membahayakan posisi Israel sebagai sekutunya di kawasan Timur Tengah. Kebijakan politik luar negeri Irak yang ingin menjadi pemimpin dunia Arab ini tentu saja sangat bertentangan dengan politik luar negeri standar ganda Amerika Serikat. Politik standar ganda yang sangat mengutamakan kepentingan keamanan ekonomi, politik dan militer pribadi Amerika Serikat serta mengutamakan keamanan Israel sangat berbenturan dengan sepak terjang Irak di kawasan Timur Tengah. Mengingat politik luar negeri Irak yang tidak disukai Amerika Serikat, maka dalam politik internasionalnya di kawasan Timur Tengah Amerika Serikat memasukkan Irak ke dalam agenda politik luar negerinya. Pasca kejadian WTC, September 2001 Amerika Serikat telah memasuki babak baru dalam kehidupan politik internasionalnya. George W. Bush sebagai Presiden Amerika Serikat sangat marah dan menyatakan perang terhadap terorisme dunia dan negara-negara yanga melindungi atau membantu terorisme dunia. Presiden George W. Bush menyebut Irak, Iran, dan Korea Utara sebagai poros kejahatan yang mempersenjatai diri dan membantu terorisme dunia. Tanpa mempedulikan sikap keberatan warga dunia, karena Amerika Serikat menganggap ini sebagai upaya untuk keamanannya, Presiden George W. Bush mengadakan invasi militer sebagai bentuk intervensinya terhadap Irak. Alasan lain Amerika Serikat melakukan intervensi ke Irak adalah karena Irak masih dipimpin oleh Saddam Hussein yang dianggapnya tidak demokratis dan menghambat proses demokratisasi di Timur Tengah. Saddam Hussein yang ingin menjadi “singa” di kawasan Timur Tengah juga dianggap membahayakan kepentingan Amerika Serikat dan eksistensi Israel. Meskipun alasan menyerang Irak terkesan sangat dipaksakan oleh Amerika Serikat tapi Amerika Serikat tetap mengklaim bahwa serangannya terhadap Irak ini sebagai Just War karena Irak telah melanggar Resolusi PBB. Amerika Serikat juga memastikan bahwa dalam perang ini ia akan menang dan akan merubah negara Irak menjadi demokratis dengan pemimpin yang baru. Intervensi Amerika serikat terhadap Irak ini menimbulkan konflik yang berkepanjangan karena kedua pihak tetap berpegang pada pendirian masing- masing. Konflik Amerika Serikat-Irak ini akhirnya berkembang menjadi perang yang selanjutnya dikenal dengan Perang Teluk III. Perang Teluk III ini menimbulkan polemik bagi seluruh masyarakat dunia karena sesungguhnya invasi ini merupakan pelanggaran terhadap doktrin Just War. Perang ini bukan merupakan perang yang adil karena alasan penyerangan terlalu dibuat-buat oleh Amerika Serikat. Intervensi yang menimbulkan konflik dan berakibat pada peperangan ini juga akan berpengaruh terhadap perkembangan politik di Irak, mengingat akibat Perang Teluk III Irak jatuh dalam kekuasaan Amerika Serikat sehingga mengakibatkan instabilitas politik di Irak.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Menentukan tempat merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian, sebab tempat penelitian yang tepat dapat dijadikan sebagai pusat kegiatan penelitian dalam rangka mengumpulkan sumber yang diperlukan dalam penelitian. Penelitian dalam penulisan laporan skripsi ini dilakukan dengan cara studi pustaka. Oleh karena itu penulis memanfaatkan beberapa perpustakaan sebagai tempat memperoleh data.