bentuk  intervensi  konvensional  dalam  hubungan  suatu  negara,  2  dengan  sadar diarahkan  untuk  mengubah  atau  mampertahankan  struktur  penguasa  politik  di
negara  sasaran.  Dengan  demikian  program-program  bantuan  asing  walaupun mungkin  mempunyai  konsekuensi-konsekuensi  langsung  atas  penguasa  politik
dalam  suatu  masyarakat,  tidak  akan  dianggap  sebagai  intervensi,  karena  tidak merupakan  suatu pemutusan radikal dari suatu hubungan konvensional.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa intervensi adalah  bagian  dari  politik  luar  negeri  suatu  negara  terhadap  negara  lain  dengan
cara melakukan campur tangan terhadap masalah dalam negeri negara lain sebagai sarana  untuk  mencapai  tujuan  atau  meningkatkan  nilai  sosial  di  luar  negeri
melalui  berbagai kegiatan di  bidang politik, ekonomi,  maupun  militer. Intervensi merupakan  suatu  akibat  dari  kemelut,  kemudian  pengiriman  pasukan  dengan
cepat, sering juga dengan menangkap pemimpin rezim sasaran.
b.  Hal-hal yang mendorong munculnya intervensi
Ada  3  hal  yang  menyebabkan  berlangsungnya  intervensi  terhadap  suatu negara yaitu :
1 Banyak  pemerintahan  yang  menyatakan  bahwa  mereka  terpaksa  melakukan
intervensi militer ke negara lain karena adanya upaya destabilisasi pihak lain. 2
Intervensi  sebagai  awal  dari  sebuah  revolusi  melawan  imperialisme  dan kolonialisme.
3 Adanya perselisihan domestik yang mengancam kepentingan ekonomi negara-
negara asing tertentu Walter S. Jones, 1993:201.
K.J.  Holtsi  1988  menguraikan  situasi-situasi  modern  yang  dapat mendorong munculnya intervensi antara lain :
1 Semua  negara  besar  dan  juga  beberapa  negara  yang  lebih  kecil  telah
menambahkan  pada  teknik-teknik  perundingan  diplomatik  tradisional  mereka sebuah  program  bantuan  militer  dan  ekonomi.  Hal  ini  akan  mempengaruhi
perkembangan  politik,  ekonomi  dan  sosial  dalam  negeri  negara-negara penerima.
2 Terdapat  banyak  ketidaksesuaian  antara  batas  wilayah  negara  di  satu  pihak,
dan  batas  wilayah  suku,  keagamaan  atau  kebahasaan  di  lain  pihak.  Jika  ada perpecahan  sosial  di  dalam  dan  beberapa  kelompok  masyarakat  merasa
tertindas,  maka  kemungkinan  kekacauan  sipil  meningkat.  Jika  kelompok- kelompok  minoritas  ini  merumuskan  suatu  strategi  yang  membutuhkan
tindakan  politik  yang  diorganisasi  dengan  sangat  baik,  mereka  akan  condong memerlukan dukungan dari luar.
3 Loyalitas  politik  yang  secara  tradisional  telah  meluas  ke  lembaga-lembaga
politik  atau  para  penguasa  terkadang  justru  diarahkan  ke  badan-badan  atau ideologi politik luar negeri. Hal ini akan membuka peluang bagi negara-negara
asing  yang  melambangkan  ideologi  trans  nasional  ini,  untuk  menjadi  terlibat dalam politik dalam negeri bangsa lain.
4 Terdapatnya  jalan  buntu  terhadap  penyelesaian  masalah  nuklir.  Ini  membuat
para  musuh  utama  perang  dingin  masuk  ke  sektor  peperangan  dan  subversi yang  tidak  teratur,  dimana  kemungkinan  peningkatan  militer  yang  tidak
terkendali kecil sekali. 5
Dengan  tujuan  revolusioner  biasanya  pemerintah  cenderung  menggunakan untuk tujuan luar negeri jenis-jenis teknik yang sama dengan teknik yang telah
berhasil  digunakan  pemimpin  mereka  dalam  memperoleh  kekuasan  dalam negeri.
Intervensi  yang  dilakukan  Amerika  Serikat  di  Irak  dilatar  belakangi adanya  dugaan  kepemilikan  senjata  pemusnah  massal  nuklir  di  Irak  dan
keterlibatan  dengan  teroris,  selain  juga  karena  kepentingan  pribadi  Amerika Serikat untuk menguasai wilayah Timur Tengah beserta minyak yang terkandung
di dalamnya.
c.  Bentuk-bentuk intervensi