Keadaan Penduduk Irak Sekilas Profil Negara Irak

Dengan demikian ke-2 sungai itu yakni Eufrat dan Tigris telah memperburuk hubungan Irak dengan negara tetangganya yang sebelumnya telah buruk Siti Muti’ah Setiawati, 2004: 118-127.

2. Keadaan Penduduk Irak

Mayoritas penduduk Irak adalah suku bangsa Arab. Penduduk yang berasal dari etnis Arab mencapai sekitar 75-80 , dari etnis Kurdi mencapai 15-20 dan dari etnis Turkmenistan,Assyirian, Yahudi serta lain-lain mencapai 5 . Pada tahun 1997, penduduk Irak mencapai 18,8 juta jiwa; 12 diantaranya hidup di sektor pertanian; 8 bekerja sebagai buruh di sektor pertambangan dan perindustrian ‘Alauddin Al Mudarris, 2004: 14 -15. Berdasarkan perkiraan bulan Juli 2002, jumlah penduduk Irak adalah 24.001.816 jiwa. Dari jumlah tersebut sebanyak 75-80 persen adalah kelompok etnis Arab; Kurdi berjumlah 15-20 persen; Turkoman, Assirian, dan lain-lainnya sekitar 5 persen. Apabila ditilik dari mazhab yang dianut, kelompok etnis Arab terbagi dua: sebanyak 60-65 persen menganut mazhab Syiah dan 32-37 persen menganut mazhab Sunni. Sementara itu yang menganut agama Kristen dan lain- lainnya sebanyak 3 persen Trias Kuncahyono, 2005: 132. Penyebaran penduduk Irak kurang menguntungkan karena penduduk tertentu terkonsentrasi secara geografis di wilayah tertentu. Penduduk yang mayoritas beragama Islam Syiah terutama terkonsentrasi di Irak Selatan, suku Kurdi terutama terkonsentrasi di Irak Utara sedangkan Arab Sunni sebagian besar tinggal di Irak Tengah. Akibat penyebaran penduduk yang kurang merata ini maka Irak selalu menghadapi problem integrasi nasional. Kelemahan inilah yang dimanfaatkan negara lain terutama Amerika Serikat untuk kepentingan ekonomi dan politiknya. Siti Muti’ah Setiawati, 2004: 117. Heterogenitas penduduk Irak ini menimbulkan masalah sendiri bagi pemerintah Irak karena sering munculnya campur tangan asing yang sering kali menghasut atau membantu kelompok tertentu untuk memberontak pada pemerintah pusat. Sebagai contoh adalah suku Kurdi yang ada di Irak Utara yang merupakan seperempat dari penduduk Irak dan berjumlah 24 Juta Jiwa. Kesulitan utama pemerintah Irak mengkonsentrasikan suku Kurdi karena suku ini terkonsentrasi secara geografis di sebelah utara dan tinggal bersama-sama suku Kurdi lain di Iran bagian Barat, Suriah Utara, dan Turki bagian Tenggara. Secara bersama-sama mereka menamakan tempat tinggalnya Kurdistan. Kesulitan kedua menyangkut campur tangan negara lain dalam permasalahan Kurdi. Baik itu negara tetangga Irak, khususnya Turki dan Iran maupun Amerika Serikat, Israel maupun Uni Soviet yang seringkali menghasut dan membantu suku Kurdi untuk memberontak pemerintah Irak. Tujuan mereka untuk mengalihkan pemberontakan suku Kurdi di negeranya sendiri, melemahkan pemerintah pusat Irak, atau untuk menguasai sumber alam minyak di wilayah Irak Utara Siti Muti’ah Setiawati, 2004: 128. Seperti umumnya negara-negara Timur Tengah lain, penduduk Irak juga mempunyai perbedaan kelas sosial yang mencolok. Kesenjangan antara penduduk yamg kaya dan penduduk yang miskin sangat mencolok. Taraf hidup rakyat banyak penduduk miskin tetap atau bahkan berkurang sedangkan taraf hidup penduduk yang kaya meningkat dengan cepat berkat naiknya harga tembakau, kapas dan terutama minyak mentah di pasaran dunia. Perbedaan itu menjadi lebih menyolok dengan mengalirnya barang-barang elektronik seperti mobil, radio, televisi dan barang elektronik lainnya Daliman, 2000: 14. Berdasarkan data yang diperoleh informasi bahwa pemakai radio di Irak per 1000 penduduk hanya 229 orang berdasarkan sensus tahun 1997. Pemakai telepon per 1000 penduduk hanya 30 orang berdasarkan sensus tahun 1999. Pemakai televisi per 1000 penduduk sekitar 83 orang berdasarkan perkiraan tahun 1997. Konsumen harian surat kabar per 1000 penduduk sekitar 20 orang berdasar perkiraan tahun 1996. Dan pemakai kendaraan bermotor per 1000 penduduk hanya 52 orang berdasarkan hasil sensus tahun 1997 ’Alauddin al-Mudarris, 2004: 18. Berdasarkan temperamen dan tradisi penduduk Irak juga mewakili ciri penduduk di kawasan Timur Tengah yang umumnya lebih suka dengan bentuk pemerintahan yang bersifat otoriter. Sebagai akibatnya gagasan demokrasi yang dimasukkan pada tahun1920-an tidak berjalan dengan baik. Penduduk kawasan Timur Tengah kurang sabar dengan pemerintahan demokratis yang lamban dan lebih suka dengan seorang pemimpin yang cakap dan karismatik. Dalam situasi semacam itu, angkatan bersenjata memegang peranan penting. Sebagai pemegang kekuatan fisik, pemimpin-pemimpin militer sering menjadi wasit dalam perebutan kekuasaan dan tidak jarang mengambil alih kekuasaan dengan kudeta militer. Hal semacam ini telah berulang kali terjadi di Irak dimana pergantian kekuasaan sering dilakukan dengan cara kudeta Daliman, 2000: 15.

3. Sejarah Pemerintahan Irak