Serikat dan Irak ini juga termasuk konflik pembebasan, karena Amerika Serikat mengatakan bahwa intervensinya dilakukan untuk membebaskan rakyat Irak dari
rezim diktator Saddam Hussein.
c. Sumber Konflik
Menurut Abu Ahmadi 1975:93 konflik biasanya ditimbulkan oleh adanya kepentingan yang bertentangan terutama kepentingan ekonomi dan sering
juga karena perebutan kedudukan dan kekuasaan. Sedangkan menurut Maswadi Rauf 2001:6 konflik juga terjadi karena adanya keinginan manusia untuk
menguasai sumber-sumber dan posisi yang langka. Kecenderungan manusia untuk menguasai orang lain merupakan penyebab lainnya dari konflik.
Sumber konflik merupakan pokok pertikaian diantara kedua belah pihak yang bertikai untuk mencapai posisi yang diinginkan. Konflik terjadi karena
percekcokan, pertentangan dan perselisihan yang terjadi antara dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara melemahkan pihak lawan tanpa
memperhatikan nilai dan norma yang berlaku. Menurut Phil Astrid S. Soesanto 1983 konflik sering terjadi disebabkan
oleh: 1
Ketidaksepahaman dalam anggota kelompok tentang tujuan masyarakat yang semula menjadi pegangan kelompok
2 Norma-norma sosial tidak membantu anggota masyarakat dalam mencapai
tujuan yang telah disepakati. 3
Norma-norma kelompok yang dihayati oleh para anggotanya bertentangan satu sama lain.
4 Sanksi yang ada dalam norma itu sudah lemah dan tidak dilaksanakan dengan
konsekuen. 5
Tindakan anggota masyarakat sudah bertentangan dengan norma kelompok
David C. Schwart dalam Tommi Legowo 1985 menyatakan penyebab atau sumber konflik sebagai berikut:
Dalam masyarakat politik negara konflik dinilai sering terjadi karena nilai umum, sebagian atau seluruhnya tidak mencakup nilai-nilai pribadi
yang diyakini kebenarannya oleh seseorang atau kelompok masyarakat.
Dengan kata lain nilai pribadi tersebut tidak bisa diterima oleh sistem nilai umum yang berlaku. Bila hal itu dipaksakan maka akan terjadi
benturan nilai yang bisa menimbulkan konflik. Pribadi atau kelompok yang mengalami benturan nilai akan merasa terasing atau mengasingkan
diri dari sistem yang berlaku. Dalam politik hal semacam ini disebut sebagai ”keterasingan politik” political alienation. Keterasingan politik
ini selanjutnya akan mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok dalam tatanan kehidupan politik masyarakat.
Sementara Ralf Dahendorf dalam Soerjono Soekanto 1988 menyatakan bahwa:
Pada saat yang bersamaan, kekuasaan dan wewenang merupakan sumber daya yang langka terhadap mana terjadi pertikaian, sehingga menjadi
sumber utama terjadinya terjadinya konflik dan perubahan pola-pola yang telah melembaga. Konflik ini merupakan suatu pencerminan dari
tempat beradanya peranan pada asosiasi yang terkoordinasi secara imperatif dalam hubungannya dengan wewenang.
T. Hani Handoko 1992 menyebutkan penyebab terjadinya konflik sebagai berikut:
1 Komunikasi
Salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan tidak lengkap serta gaya individu pemimpin
yang tidak efektif. 2
Struktur Pertarungan kekerasan dengan kepentingan-kepentingan atau sistem penilaian
yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber-sumber daya yang terbatas atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok
kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka. 3
Pribadi Ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi pengikut atau bawahan
dengan perilaku yang diperankan atasan dan perbedaan nilai-nilai atau persepsi.
Konflik antara Amerika Serikat dan Irak lebih condong pada sebab konflik yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi, yaitu terdapatnya kepentingan yang
bertentangan. Amerika Serikat ingin menguasai Irak untuk mengambil keuntungan atas ladang minyak Irak kepentingan ekonomi. Amerika Serikat
juga ingin menguasai wilayah Timur Tengah demi kepentingannya pribadi dan untuk melindungi posisi Israel.
d. Tujuan Konflik